09| Occultatum (숨겨진).

1.2K 231 22
                                    

UN Village, Hannam-dong, Yongsan-Gu, 24 Februari 2510.

Jeonkook tidak tahu ia sedang ada di mana saat ini. Tempat di sekelilingnya terkesan aneh dan begitu kuno. Yang jelas ia sedang berada di lantai dua sebuah rumah dengan cat berwarna putih.

Tatapannya seketika tertuju pada seorang pria yang dengan brutalnya memukuli seorang pemuda kurus yang sudah tidak berdaya.

"Mati saja kau, brengsek!"

"A-ampun, Hyeong."

Jeonkook melotot saat pria itu kembali melayangkan pukulan ke wajah pemuda kurus itu.

"Ampun kau bilang? Kemarikan tanganmu!"

"H-hajima ..."

"Brengsek!" Pria itu menarik paksa kedua tangan pemuda kurus tadi.

Ctar!

Pemuda itu menjerit.

"Mengapa kau tidak mati saja sialan!"

Ctar!

"Harusnya kau yang mati dan membusuk di neraka! Bukan Appa dan Omma!"

Ctar!

Pria itu membalik tubuh pemuda kurus tadi hingga tengkurap di atas lantai dan mulai mencambuknya.

Ctar!

"Kau menghancurkan hidupku! Kau membuat semuanya berantakan!"

Ctar!

Jeonkook hendak menghampiri pria brutal itu. Bagaimana pun juga ia harus menolong pemuda malang yang sedang dicambuki. Namun sayangnya kedua kaki Jeonkook tidak bisa digerakkan. Jeonkook panik. Apalagi pemuda kurus itu sudah tidak bergerak lagi karena pingsan.

Kemudian sama seperti sebelumnya, sebuah lubang hitam yang sangat besar muncul di bawah telapak kakinya hingga Jeonkook terperosok ke dalam lubang gelap tersebut.

Jeonkook terbatuk berulang kali. Napasnya tidak beraturan dengan sekujur tubuh yang basah oleh keringat. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Ia masih ada di kamarnya yang luas dan nyaman. Itu artinya apa yang ia alami barusan adalah mimpi buruk yang lagi-lagi datang.

Jeonkook segera duduk saat merasakan pundak kanannya terasa sangat nyeri. Bahkan saat ia meraba pundaknya, telapak tangannya basah oleh darah. Darah itu berasal dari bekas luka memanjang yang ada di pundaknya. Bekas luka yang ia sendiri tidak tahu berasal dari mana.

"Argh!" Jeonkook mengerang. Kali ini bukan hanya pundaknya yang sakit, namun perutnya juga. Sakitnya bahkan membuat Jeonkook kesulitan bernapas.

Ceklek!

Pintu kamar Jeonkook dibuka seseorang. Ia adalah Taehyung dan juga Beomgyu yang mengekor di belakang sang kakak. Mereka tadi buru-buru masuk karena mendengar erangan saudara tirinya itu.

"Jeon, kau baik-baik saja?" Taehyung mendekat dan memegangi tubuh sang adik tiri.

"Pundak Jeon Hyeong berdarah!" seru Beomgyu. Ia segera mencari kotak obat elektronik di laci nakas Jeonkook kemudian menyerahkannya pada Taehyung.

"Buka bajumu, Jeon!"

Jeonkook membuka kaos putihnya dibantu Beomgyu. Namun detik berikutnya Taehyung melotot saat melihat punggung sang adik tiri penuh luka merah memanjang seperti baru saja dicambuk.

"Hya!" Taehyung menyentuh luka di punggung Jeonkook yang membuat sang adik meringis. "Apa yang terjadi dengan punggungmu?!"

Beomgyu mengintip, seketika matanya melotot. "Kau baru saja bangun tidur apa berkelahi, Hyeong? Oh! Telapak tanganmu juga terluka!"

JAMAIS VU [2] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang