29| Pluviis et Cubantem Piis Foveamus Amplexibus (비와 포옹).

1.2K 252 99
                                    

*Budayakan vote sebelum membaca.
.
.

Seoul International Laboratory, 09 April 2510.

Beomgyu sedang membaca sebuah buku elektronik yang ada di ruangan Taehyung. Buku berisi pengetahuan tentang virus-virus yang pernah memusnahkan hampir separuh dari penduduk bumi ratusan tahun yang lalu. Ada yang diberi nama Flu Spanyol, Pneumonia, Covid-19, H1N1 dan masih banyak lagi.

Beomgyu membetulkan letak kacamatanya yang sedikit melorot. Kedua netranya minus tiga sejak lima bulan yang lalu hingga membuatnya harus memakai kacamata setiap kali membaca agar lebih nyaman.

Sore ini pemuda dengan poni yang menutupi kening itu sedang berada di laboratorium tempat sang kakak dan sang ayah bekerja. Tadi setelah mengikuti kelas sampai pukul empat sore, Beomgyu segera meluncur dengan mobilnya kemari. Tujuan utamanya adalah untuk membaca buku-buku yang ada di ruangan Taehyung-yang tidak ada di perpustakaan Universitas tempatnya menimba ilmu. Selain itu alasan lainnya adalah ia ingin mengajak Taehyung pulang bersama karena tadi pagi sang kakak berangkat bersama sang ayah.

Mobil sang kakak sedikit bermasalah dan harus segera diledakkan di tempat pembuangan mobil. Karena jika tidak, mobil yang bermasalah tersebut akan berkarat dan beruap kemudian memunculkan polusi udara yang mengandung zat berbahaya.

Dari apa yang Beomgyu dengar tadi pagi, sang kakak dan sang ayah akan pergi membeli mobil baru. Tentu saja ia ingin ikut. Kapan lagi Beomgyu bisa mencuci mata dengan melihat jejeran mobil mewah dan canggih? Siapa tahu sang ayah juga akan membelikannya nanti.

Pintu ruangan Taehyung dibuka seseorang hingga membuat Beomgyu menoleh dan tersenyum lebar saat melihat sang kakak masuk dengan masih memakai jas laboratorium.

"Kau di sini, Gyu?"

"Iya, Hyeong. Sejak setengah jam yang lalu."

Taehyung menghampiri Beomgyu, mengusap puncak kepala sang adik kemudian bergegas menuju meja kerjanya untuk mencari sesuatu di laci.

"Aku ke sini untuk mengajak Hyeong pulang bersama. Aku juga ingin ikut Hyeong dan Aboji membeli mobil."

Taehyung masih mencari dokumen yang berisi data pasien penderita virus aneh yang mewabah di Colombia. Namun dia tetap menanggapi ucapan sang adik.

"Boleh minta tolong, Gyu?"

"Apa, Hyeong?"

Taehyung tersenyum lega setelah menemukan dokumen yang ia cari. Ia kini menatap sang adik dengan tidak nyaman karena merasa akan membuat sang adik repot.

"Jika kau tidak keberatan tolong jemput Sohyun di rumah robot yang ada di taman sebelah. Dia sedang menungguku di sana. Rencananya dia akan menginap di rumah kita malam ini," Taehyung melangkah mendekat ke arah Beomgyu. "Tapi sepertinya aku akan pulang larut. Jadi bisakah kau menjemputnya di rumah robot dan membawanya ke rumah kita? Aku ada pekerjaan yang tidak bisa kutinggalkan."

Beomgyu berpikir sejenak kemudian mengangguk. "Sohyunie Noona suka makanan apa, Hyeong? Nanti aku buatkan untuknya. Kalau pakai printer, rasanya kurang enak."

"Dia pandai masak," ujar Taehyung. "Kalian bisa masak bersama nanti. Tolong sampaikan maafku karena tidak bisa menjemputnya. Aku harus kembali ke ruang penelitian sekarang. Hati-hati di jalan dan langsung pulang."

Setelah Beomgyu mengangguk patuh, Taehyung segera keluar dari ruangannya dan kembali berkutat dengan penelitiannya.

Sementara itu Lee Beomgyu bergegas meletakkan buku elektronik yang tadi ia baca ke tempat semula. Pemuda sembilan belas tahun itu lalu menyambar ranselnya dan boneka kelinci warna pink pemberian dari Irene hari ini. Katanya sebagai ucapan terima kasih karena kemarin ia memberi gadis itu bunga.

JAMAIS VU [2] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang