19| Fabula (이야기).

1.2K 223 42
                                    

Cat Cafe Daze, 72-6 Eunhaengseonhwa-dong, Jung-gu, Daejeon, 08 Maret 2510.

Sejak diciptakannya printer cepat saji pada tahun 2489, beberapa kafe, restoran dan kedai-kedai penjual makanan mengalami kebangkrutan. Karena orang-orang lebih memilih membeli printer cepat saji dengan harga tinggi namun bisa terus digunakan sepanjang waktu-selama tidak rusak, dari pada harus merogoh kocek setiap harinya untuk membeli makanan. Namun bukan berarti rumah-rumah makan itu tutup semua, masih ada beberapa yang bertahan hingga saat ini dan menjual makanan dengan harga tinggi.

Apa bedanya?

Makanan yang diproduksi oleh printer cepat saji kadang memunculkan aroma mesin, meski tidak terlalu menyengat tapi cukup memgganggu. Dan makanannya pun tidak seenak makanan yang diolah dengan tangan.

Mungkin itu salah satu alasan mengapa seorang Lee Taehyung mengajak Choi Sohyun makan bersama di sebuah kafe yang ada di daerah Daejeon siang ini. Setelah tidak bertemu selama seminggu karena Taehyung harus pergi ke Mars dan disibukkan dengan penelitian tentang penemuan wabah penyakit langka di Afrika, kali ini pria bermarga Lee itu bisa bernafas lega karena rasa rindunya telah terobati-melihat Sohyun duduk di depannya dengan senyum yang begitu menenangkan hatinya.

"Tae Oppa tidak makan?" Sohyun melirik jajangmyeon milik Taehyung yang masih utuh, tak tersentuh sama sekali. Sementara teh panas tawar milik pria itu tinggal setengah.

"Hanya dengan melihatmu saja aku sudah kenyang."

Sohyun tertawa renyah. Ia menutup mulutnya agar spaghetti yang sedang dia kunyah tidak menyembur keluar.

"Jangan menggodaku! Nanti aku tersedak!"

Taehyung mengulas senyum tipis. Tangannya terulur mengusap puncak kepala Sohyun dengan mata yang terus menatap iris bening wanita ini.

"Omoni menanyakanmu tadi pagi."

Sohyun berhenti mengunyah, matanya mengerjap berulang kali karena terkejut bercampur penasaran.

Saat pertemuan pertamanya di bandara dengan kedua orang tua Taehyung, ketakutan-ketakutan yang berkecamuk dalam hati dan pikirannya sama sekali tidak terjadi. Awalnya Sohyun pikir ibu tiri Taehyung tidak akan menyukainya, apalagi dilihat dari wajahnya yang sedikit ketus. Tapi ternyata tidak demikian. Bahkan saat di mobil ia dan ibu Taehyung saling berbagi cerita tentang banyak hal.

Dan ketika ditanya mengenai pekerjaan Sohyun, dengan senyum tulus ia mengatakan bekerja sebagai seorang CMO di sebuah perusahaan.

Ya, Sohyun menggunakan identitasnya di kehidupan ratusan tahun yang lalu. Karena tidak mungkin ia berkata bahwa dirinya adalah seorang malaikat maut yang kehilangan Death Note-nya.

"Dia ingin makan malam bersamamu akhir pekan ini jika kau tidak sibuk. Kedua adikku juga akan ada di sana."

"Aku harus memakai baju apa? Apakah sejenis makan malam formal?"

"Pakai apa pun yang kau suka. Kau tetap cantik dengan pakaian apa pun."

Lee Taehyung benar-benar Seok Jin-nya di masa lalu. Pria ini selalu membuatnya senang bahkan hanya dengan satu dua kalimat. Dan yang paling Sohyun suka adalah saat Taehyung mengusap puncak kepalanya dengan tatapan lembut.

"Ada yang ingin kutanyakan," ujar Taehyung tiba-tiba. Dan ini membuat Sohyun menghentikan aktifitas makannya. Karena sepertinya apa yang akan Taehyung tanyakan adalah sesuatu yang sangat penting.

"Mengenai kejadian di taman malam itu ... bisakah kau menjelaskannya?" Taehyung menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi di belakangnya. "Sebenarnya sudah lama aku ingin menanyakan ini. Tapi aku masih terlalu sibuk dengan pekerjaanku."

JAMAIS VU [2] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang