Oppidum Exspiravit, 20 Maret 2510.
"Aku boleh begitu juga tidak, Noona?" Hyuka menopang dagunya dengan telapak tangan kanan. Mengamati setiap pergerakan Sohyun yang sedang mondar mandir di ruangan wanita itu untuk membereskan beberapa pakaian yang akan dipakai selama menjadi manusia.
"Begitu apa?"
"Menyembunyikan sayapku dan menjadi manusia."
Sohyun menghentikan aktifitasnya dan langsung menatap Hyuka tajam.
"Tidak boleh! Apa kau pikir menyembunyikan sayap adalah hal yang bisa dibuat main-main?"
Hyuka cemberut. Padahal ia ingin merasakan menjadi manusia meski hanya sebentar.
"Aku belum menemukan Death Note-ku. Aku sudah mencarinya ke setiap sudut universitas itu," Sohyun gusar. Tangannya kembali bergerak memasukkan pakaiannya ke dalam tas. Pakaian manusia yang diberi Hyuka-entah dari mana.
"Noona punya sisa waktu berapa lama?"
"Enam puluh delapan hari. Astaga! Aku harus segera menemukannya. Aku tidak ingin mendapatkan hukuman dan mengalami penurunan kasta."
Ingin sekali Hyuka mengatakan kejadian yang sebenarnya. Mengatakan pada Sohyun bahwa Death Note milik wanita itu ada pada August. Tapi dia tidak mungkin melakukannya. Hyuka tidak ingin kutukan takdir itu benar-benar terjadi.
Tok ... tok!
Hyuka dan Sohyun kompak menoleh ke arah pintu, mendapati sosok malaikat bersurai biru dengan tato merah darah yang menyala di lehernya.
"Oh, Sunbaenim," Hyuka buru-buru berdiri dan membungkukkan badan, pun dengan Sohyun.
Sohyun mengangkat sebelah alisnya. Untuk apa Yeonjun ke ruangannya? Bukankah mereka tidak saling mengenal?
"Hyuka, ikut aku ke ruangan August."
Sohyun paham sekarang. Malaikat asing itu ternyata mencari Hyuka, bukan dirinya.
Tanpa berpikir dua kali, Hyuka bergegas keluar dari ruangan Sohyun. Karena pasti ada hal penting yang akan dibahas.
"Choi Sohyun," panggil Yeonjun sebelum pergi. "Ada kegelapan yang sedang mengintaimu."
Setelahnya Yeonjun pergi bersama Hyuka. Meninggalkan Sohyun sendirian yang bingung dengan ucapannya barusan.
"Ada apa sih, Sunbaenim?" tanya Hyuka begitu ia sudah berada di ruangan August bersama Yeonjun. Malaikat pelindung itu duduk di kursi yang ada di depan August, sementara Yeonjun memilih berdiri dan bersandar pada dinding.
"Hyuka, apa kau tahu kapan manusia yang akan kau jaga lahir?"
"Emm," Hyuka menatap langit-langit. Mencoba memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan pada August sesuai dengan takdir dari Sang Pencipta.
"Kata Sang Pencipta, bayi itu akan lahir sekitar dua puluh bulan lagi. Jadi selama dua puluh bulan ke depan, aku diberi kebebasan melakukan banyak hal. Asal tidak mengganggu malaikat lain," jelas Hyuka panjang lebar.
Ekspresi Yeonjun dan August mendadak berubah. Mereka terlihat khawatir setelah mendengar penuturan Hyuka.
"Rupanya kutukan takdir itu akan tetap terwujud meski Irene telah membakar Death Note-nya dan menjadi manusia," Yeonjun kini melangkah dan duduk di kursi yang ada di sebelah Hyuka. Tato merahnya yang menyala membuat Hyuka silau.
"Apa hubungannya dengan bayi yang akan kujaga itu, Sunbaenim?"
"Bayi itu adalah hasil dari kutukan takdir," kali ini August yang menjawab. "Bayi ... yang lahir dari rahim Sohyun."
KAMU SEDANG MEMBACA
JAMAIS VU [2] ✔
FanfictionKetika semesta membawa kembali yang telah pergi. (Update setiap hari Senin, Rabu dan Jumat). SEQUEL OF NOONA. Start: 01 Maret 2020. Finish: 21 April 2020.