10| Amor Primo Aspectu (첫눈에 사랑).

1.2K 213 57
                                    

Seoul International Laboratory, 25 Februari 2510.

Pukul sebelas malam, Taehyung sedang melepas jas lab-nya kemudian mencuci tangannya di wastafel yang ada di ruang kerjanya. Ia baru saja mengirim email pada pemerintah Filipina bahwa vaksin flu babi yang dihasilkan oleh Laboratorium Internasional Seoul akan tiba di Filipina besok pagi.

Flu babi yang menyerang Filipina bukanlah jenis flu babi yang sama dengan kasus-kasus ratusan tahun sebelumnya. Ini adalah flu babi jenis baru yang terkontaminasi virus yang tidak sengaja terbawa oleh makhluk Venus saat Bumi mengadakan studi banding dengan planet tersebut di Filipina beberapa bulan lalu.

Setelah selesai mencuci tangan, Taehyung mengambil ponsel dan juga tas kerjanya. Kemudian putra sulung pemilik Seoul International Laboratory itu keluar dari ruangannya untuk pulang.

Taehyung sengaja tidak memarkirkan mobilnya di parkiran udara karena ia akan pulang larut dan tidak ingin menghalangi staff lain yang pulang lebih dulu. Jadi pria bermarga Lee itu menuju parkiran bawah tanah untuk mengambil mobilnya.

Di laboratorium ini memang terdapat tiga parkiran. Yakni parkiran udara, parkiran darat dan parkiran bawah tanah. Karena jumlah staff yang bekerja di laboratorium ini lebih dari seratus ribu orang, di mana mereka akan dibagi ke dalam beberapa divisi tertentu.

"Hyeong!"

Taehyung yang tadinya sudah membuka pintu mobil segera menoleh saat mendengar suara yang begitu familiar di telinganya.

Ada Beomgyu di sana. Dengan langkah-langkah kecil, adik bungsunya itu berlari menghampirinya.

"Gyu? Apa yang kau lakukan di sini?"

Beomgyu mengangkat kantong plastik berisi pizza yang ia bawa.

"Kau membeli pizza? Mengapa tidak pakai printer makanan saja?"

"Printerku rusak. Mau pinjam punya Taehyungie-Hyeong tapi pintu kamar Hyeong di kunci. Mau pinjam punya Jeon Hyeong, aku tidak berani. Jadi aku beli saja meski harganya sangat mahal karena pizza-nya dibuat menggunakan tangan," jelas Beomgyu panjang lebar.

Taehyung tersenyum hangat. "Setelah membeli pizza mengapa tidak langsung pulang? Mengapa justru kemari?"

"Pertama, karena aku ingin makan dengan Hyeong. Kedua, karena aku tidak bawa mobil, jadi ingin menumpang mobilmu."

Taehyung terkekeh kemudian mengusap kepala Beomgyu dengan sayang.

"Ya sudah, cepat masuk lalu kita pulang."

Tidak perlu berpikir dua kali, Beomgyu segera masuk ke dalam mobil begitu juga dengan Taehyung. Setelah mengatur kecepatan mobil dan tujuan mereka pada LCD yang ada di dashboard, mobil itu melesat meninggalkan parkiran laboratorium menuju rumah mereka.

"Hyeong."

"Hm?"

"Appa dan Eomma kapan ya akan mengunjungi kita lagi?"

Ada kesedihan yang tersirat dari pertanyaan Beomgyu barusan.

Lee Seung Hoon dan Yumi memang membeli sebuah rumah khusus untuk ditempati ketiga putranya. Sementara mereka menempati sebuah rumah yang lokasinya dekat dengan laboratorium.

"Mungkin minggu depan. Mereka masih di Amerika karena Aboji ada pertemuan dengan pimpinan NASA."

"Lama sekali," gumam Beomgyu.

Taehyung mengulas senyum tipis setelah mendengar gerutuan sang adik.

"Hyeong kapan studi banding ke Mars?"Beomgyu memainkan kantong plastik berisi pizza yang sedang ia pangku.

JAMAIS VU [2] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang