"Assalamualaikumm mahhh!! Maamahhh," teriak Aca memanggil-manggil mamahnya saat memasuki rumah.
"Mamahhhhh tolonggg, Aca ga kuatttt!!!" Teriak Aca lagi membuat mamahnya lari tergopoh-gopoh dari arah dapur.
"Acaa, kenapa kamu?" Ucap mamahnya sambil menghampiri Aca yang tengah tiduran di sofa ruang tamu.
"Aca gakuat mah, tolong Aca," ucap Aca sambil memegangi dadanya membuat sang mamah panik.
"Ehh Aca kenapa sayang? Masa iya serangan jantungg?" Ucap mamahnya sambil menatap gadis itu khawatir.
"Iya mah. Kayanya Aca serangan jantung." Balas Aca sambil menganggukan kepalanya membuat sang mamah melotot.
"Apa?! Abanggg!!! Abanggg!!! Aduh lupa! Kan abang kuliah ya," ucap mamahnya setelah berteriak-teriak memanggil Calvin.
"Acaa tahan ya! Tahan! Mamah telfon papah dulu," ucap mamahnya hendak berlari mengambil telfon rumah untuk menghubungi papahnya.
Aca langsung menahan pergelangan tangan mamahnya,
"Kenapa Ca? Kamu udah gakuat?" Tanya mamahnya dengan tatapan khawatir dan berkaca-kaca.
"Iih maahh! Bukan itu. Aca tuh serangan jantung karna Arkan tiba-tiba ngajak Aca jalan. Dan yang lebih parahnya lagi, dia tuh bersikap seolah-olah Aca pacar dia mah," jelas Aca pada sang mamah yang hampir saja menumpahkan air matanya.
"Astagfirullah Acaa! Kamu itu kalo bercanda ga lucu amat sih! Mamah udah panik setengah hidup tau gak!" Omel sang mamah sambil menjewer telinga putrinya itu.
"Awwhh, aww sakit mah. Ampun, ampun mahh," mohon Aca membuat sang mama melepaskan jewerannya.
"Lagian, siapa juga yang mau bercanda sama mamah? Tadi tuh Aca serius taugak! Aca bener-bener shock, mah," ucap Aca sambil mengusap-usap telinganya yang sepertinya memerah akibat jeweran mamanya.
Mamah Aca memutarkan kedua bola matanya,
"Tetep aja mamah takut! Mamah kira kamu kena serangan jantung yang beneran gitu. Udah gitu, mamah lagi masak taugak sih! Eh? Yaallahh ikan mamahhhh," omel sang mama yang kemudian tersadar bahwa kompornya belum dimatikan saat ia tengah memasak tadi
ini semua karna drama yang Aca buat tadi!
Pasti ikan mamahnya gosong!
Aca hanya melihat kepergian sang mamah dengan kening berkerut.
"Apaan sih si mamah? Kaga jelas!" Ucap gadis itu kemudian menenteng tasnya menuju kamar yang berada di lantai dua rumahnya.
-----
"Acaaa!!!" Teriak seseorang di balik pintu kamar seorang gadis yang tengah bergelung di balik selimutnya itu.
"Acaa! Bangun udah siang!" Teriak mamanya lagi.
"Bentar mah! Masih di alam mimpi!" Sahut Aca malas dibalik selimutnya.
"Apaan sih ga kedengeran? Buka dulu dong pintunya!" Pinta sang mamah membuat Aca menutup kedua telinganya dengan bantal.
"Acaa, buka atau mamah potong uang jajan kamu?!" Ancam sang mamah membuat Aca langsung bangkit dan beranjak dari kasur empuk miliknya.
"Ck, apa banget si mah? Pake bawa-bawa uang jajan segala," ucap Aca bete setelah membukakan pintu kamarnya.
"Siapa suruh kebo! Anak perawan pagi-pagi bukannya bangun, beberes. Molor mulu," ucap sang mamah membuat Aca kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLARD : MINE
Non-Fiction[On Going] "Liatin aja terus liatin. Sampe bola mata lo keluar dari tempatnya." Bagi Aca, menyukai seseorang dalam diam itu bukan masalah. Beribu kali dicuekin dengan orang yang dia suka pun tak masalah. Ia masih sanggup, jika perasaannya tak terbal...