Happy Reading!
*****
Wajah Rey tertekuk kesal. Ini sudah lebih dua jam dari waktu pulang sekolah dan Aca belum juga sampai untuk menemaninya.
Akibat keributan di cafe dua hari yang lalu, cowok itu mendapatkan luka jahit yang membuatnya dilarang masuk sekolah untuk beberapa hari kedepan.
"Ck, lama banget sih. Ga tau gue udah kangen apa," gerutu Rey.
Rasa rindu terhadap Aca seakan bertambah setiap harinya. Bayang-bayang gadis itu selalu menghantui pikirannya.
"Pokonya kalo Aca dateng, gue mau ngambek sama dia!" Seru Rey.
cklek
"Sayangg!" Pekik Rey girang. Reaksi cowo itu berbanding terbalik dengan ucapan ia sebelumnya.
"Lama!" Rengek Rey mencebikkan bibirnya.
Aca menampilkan deret giginya,
"Maaf ya.. aku beli ini dulu tadi." Ujar Aca mengangkat kantong kresek di tangannya.
"Apa itu? Bubur?" Kata Rey mengerutkan dahi.
Aca mengangguk. "Yaps! Katanya kamu gamau makanan rumah sakit. Yaudah aku beliin bubur," ujar Aca sambil duduk di samping ranjang Rey.
"Makan dulu ya," kata gadis itu perhatian. Aca sibuk menyiapkan bubur yang baru saja dia beli.
"Tapi aku gamau bubur," celetuk Rey membuat Aca mendongak pada cowok itu.
"Kenapa? Kan udah aku beliin," balas Aca.
"Gaenak! Apaansih lembek-lembek gitu," ujar Rey dengan tampang jijik menatap bubur di pangkuan Aca.
"Ko gitu? Kan aku udah ngantri pas belinya," ujar Aca dengan nada kesal.
"Kamu kenapa ga telfon aku dulu? Tanya mau makan apa gitu," balas Rey kekeuh tidak ingin bubur.
"Emang kamu mau makan apa sih? Lagi sakit aja repot banget!" Ujar Aca dengan tampang mulai tak bersahabat.
Rey mengetukan jari di dagunya dengan tampang ngeselin. "Apa ya? Pizza? Burger? Atau ketoprak?" Celetuknya dengan wajah tak berdosa.
"Hah?! Ngga ngga! Apaan sih lagi sakit makan kaya gitu?!" Tolak Aca geram.
"Emang kenapa? Yang makan kan aku. Terserah dong." Jawab Rey polos.
Aca melirik sinis. "Ohh gitu? Yauda sana beli sendiri. Jalan sendiri, pesen sendiri, antri sendiri!" Ketus Aca.
Gadis itu meletakan bubur ke atas nakas secara kasar.
"Mau pulang aja." Rajuk Aca berdiri dari kursinya.
"Eh! Bercanda astagfirullah," Sergah Rey menahan.
"Halah bercanda dari hongkong! Kalo gamau bilang aja, gapapa kok." Ujar Aca sinis. Gadis itu menghentak tangan Rey yang menahan pergelangannya.
"Suer aku bercanda doang. Abisnya aku kesel nungguin kamu lama bangett," ujar Rey melas.
Aca menoleh pada kekasihnya. Gadis itu menghela nafas. Mencoba meredakan rasa kesal di hatinya.
"Kamu kan tau gimana tugas sekolah kita akhir akhir ini. Persiapan untuk ulangan kan banyak," ujar Aca.
"Maaf," cicit Rey menunduk dengan tangan yang masih menahan lengan Aca.
Gadis itu menahan tawa. Merasa gemas dengan tingkah lelaki di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLARD : MINE
Non-Fiction[On Going] "Liatin aja terus liatin. Sampe bola mata lo keluar dari tempatnya." Bagi Aca, menyukai seseorang dalam diam itu bukan masalah. Beribu kali dicuekin dengan orang yang dia suka pun tak masalah. Ia masih sanggup, jika perasaannya tak terbal...