Setelah mengantarkan Calvin ke bandara, Aca hanya diam bermalas-malasan di kamarnya. Rasanya sepi rumah ini tanpa abangnya itu.
Mamah dan papah nya ikut dengan Calvin. Karna kebetulan, mereka akan melakukan perjalanan bisnis ke New York. Sedangkan adiknya? Mereka menginap di rumah nenek nya selama kedua orang tua mereka pergi.
Alhasil, Aca hanya sendirian dirumah ini. Ia tidak ingin ikut menginap di rumah neneknya. Ga bebas!
Aca berniat pergi ke mall untuk menghabiskan waktu gabutnya. Ia hanya sendiri. Teman-temannya kan pada sekolah. Sedangkan Aca mengambil libur lagi hari ini.
Setelah siap, ia memesan taksi online. Aca sedang malas nyetir mobil.
Saat sampai, ia langsung memasuki kedai kopi yang sangat terkenal itu. Ia memesan Caramel Macchiato. Minuman favorite nya.
Aca menyelami akun sosial media miliknya sambil menyeruput pesanannya. Namun, lama kelamaan ia bosan dan memutuskan untuk meninggalkan tempat itu.
Aca berkeliling mall sambil memasuki toko toko yang didalamnya terdapat barang barang keluaran terbaru. Seperti tas misalnya. Aca sangat ingin membelinya tapi sayang, ia tak membawa kartu kredit miliknya.
Ia hanya melihat-lihat kemudian keluar tanpa membeli apapun. Terserah dong, emang salah?
Setelah berkeliling, Aca merasakan kakinya sangat pegal,
"Huftt, cape amat ya gue cuman muter-muter tapi kaga beli apa-apa," ujar Aca saat telah merasa letih. lagian ngapain juga ke mall keliling keliling doang? Hadeuhh, Yang lagi baca sering kan? Wkwk.
Matanya tak sengaja menatap sosok cowok berperawakan tinggi, berkulit sawo matang dan rahang yang terlihat tegas. Cowok itu sedang mengantri pada kedai es krim.
'Yaallah ganteng banget! Gakuat dede' -pekik Aca dalam hati.
Cowok yang Aca lihat kini telah memesan di kasir, kemudian tak lama cowo itu berbalik dengan es krim di kedua tangannya.
'Yaammpunn, coba aja tuh cowok beliin es krim buat gue,' ucap Aca yang tentu saja di dalam hatinya.
Cowok ganteng itu berjalan ke arah Aca, semakin Aca perhatikan, ia seperti mirip dengan seseorang.
Aca berusaha mengingat walaupun pada akhirnya ia menyerah. Ia tidak ingat wajah cowok itu mirip dengan siapa.
"Hai?" Ujar seseorang membuyarkan pikirannya.
"Hai?" Ulang seseorang di sebelahnya membuat Aca menoleh.
'Ya ampunn cowo ganteng tadii! Ngapain nih orang? Stay cool Aca stay cool!'
"Gue?" Tunjuk Aca yang dibalas anggukan dari cowok itu.
"Apaan?" Ujar Aca sok merasa terganggu dengan kehadiran cowok di sebelahnya itu. Padahal dalam hatinya ia merasa senang luar biasa di hampiri cowok ganteng kayak gini.
"Nih, ambil dulu. Keburu cair," ujar cowok itu sambil menyodorkan es krim Vanilla pada Aca.
"Eh? Buat gue?" Tunjuk Aca kikuk pada dirinya. Lagi lagi cowo tampan itu mengangguk.
"Ma-kasih," jawab Aca sambil menerima uluran es krim itu.
Cowok ganteng di sebelahnya tersenyum, kemudian mengangguk,
"Sama-sama," ujarnya.
'Duh kenapa gue main terima aja? Walaupun dia ganteng, tapi kalo dia penjahat gimana Aca?!'
"L-lo ga berniat racunin gue kan?" Ujar Aca pelan sambil menghentikan jilatan pada es krimnya.
Cowok disebelahnya terkekeh,
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLARD : MINE
Non-Fiction[On Going] "Liatin aja terus liatin. Sampe bola mata lo keluar dari tempatnya." Bagi Aca, menyukai seseorang dalam diam itu bukan masalah. Beribu kali dicuekin dengan orang yang dia suka pun tak masalah. Ia masih sanggup, jika perasaannya tak terbal...