28

195 11 0
                                    

"Menyakitimu adalah kesalahan terbesarku."

-Rey Denza Allard-

*****

Pagi ini, Aca telah siap dengan seragam sekolahnya. Dia sudah pulang dari rumah Rachel sejak semalam. Temannya itu yang mengantar.

Aca memakan sarapannya dengan wajah segar dan senyuman yang terhias di bibirnya.

'Pagi ini gue akan mulai semuanya. Memulainya dari awal' -ujar Aca dalam hati.

Ia sudah membulatkan tekadnya. Mulai hari ini, tidak ada yang namanya Rey dalam hidupnya. Gadis itu akan membuang jauh semua yang bersangkutan dengan Rey. Mulai detik ini, Aca tidak lagi mengenal Rey.

Tinn tinnn

Suara klakson mobil menghentikan kunyahan Aca. Gadis itu langsung berdiri sambil menyelempangkan tas di bahunya. Ia berlari ke arah pintu sambil mengunyah roti yang tersisa sedikit lagi.

"Bwi bwi Acha bwerangkwat," teriak nya dengan suara tidak jelas.

"Iya non! Hati-hati!" Balas bibinya dari dapur.

"Pak, Achwa bwerangkat!" Pamit Aca pada satpam di rumahnya. Kelewat sopan emang.

Aca membuka pintu samping kemudi mobil itu. Ia langsung duduk dan menutupnya kembali.

"Pagii Aikenn," sapa Aca dengan senyum cerah nya. Aiken sempat menatap Aca dari atas sampai bawah.

'Astaga, pagi-pagi udah dosa! Jangan diliatin Aiken! Fokus nyetir aja udah!' -ujar Aiken dalam hati.

"Pagi, manis." Ucapnya berusaha tidak terpengaruh dengan seragam yang Aca kenakan.

'Baru tau ni cewe se bar-bar itu.'

Tadi malam, Aca yang meminta Aiken untuk menjemputnya. Dan kebetulan sekali, Aiken yang memang berniat menjemput Aca ke sekolah, langsung menyetujui ajakan gadis itu.

Aca bukan bermaksud menjadikan Aiken pelampiasan. Hanya saja, Aca merasa jika cowok itu dapat membantu dirinya melupakan perasaannnya kepada Rey. Eum, apakah itu sama saja? Menurut Aca beda.

"Langit nya cerah banget ya?" Ujar Aiken tiba-tiba. Aca mengangguk.

"Kayak senyum lo."

Blush

Pipi Aca memerah mendengar gombalan receh cowok di sampingnya itu. Aiken apa-apaan coba? Pagi-pagi sudah membuat pipi Aca panas begini!

"Receh banget!" Ucap Aca sambil membuang mukanya ke arah jendela. Ia tidak akan membiarkan Aiken melihat pipinya yang merona.

"Ciee-ciee malu malu kucing," Ledek Aiken sambil tertawa.

'Bener apa kata gue, cuman dia yang bisa membuat gue lupa sama perasaan gue ke Rey. Lah kok Rey lagi sih? Fokus melupakan Rey Aca! Fokus!' -batin Aca.

------

Selang beberapa menit mobil Aiken meninggalkan pekarangan rumah Aca, sebuah motor datang dan berhenti tepat di depan gerbang. Rey turun dari motornya dengan wajah ceria. Pagi ini, dia akan memperbaiki semuanya. Ia tidak ingin ada kesalahpahaman antara dia dan Aca.

CALLARD : MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang