"Kalo kamu adalah nafasku, bagaimana mungkin aku dengan sengaja meninggalkanmu?"
-Rey-
*****
Teman-teman Aca yang berada di meja itu hanya memperhatikan gadis yang tengah cemberut itu dengan diam. Mereka sudah tau mengenai kejadian kemarin saat Niken yang menyekap Aca di gudang.
Lea yang mendengar cerita dari sahabat nya itu langsung murka, ia hampir saja ingin melabrak Niken dan antek-anteknya. Beruntung, teman Aca yang lainnya berhasil menahan gadis itu. Tapi Lea masih dongkol. Dia bilang, dia tidak akan diam jika Aca di perlakukan seperti itu.
Dan mereka pun sudah mengetahui mengenai Rey yang akhir-akhir ini sering menginap di rumah Aca. Termasuk kejadian yang terjadi tadi malam, dan mengenai Rey yang ngambek pada Aca. Hingga gadis itu hampir telat karena datang ke sekolah menggunakan angkutan umum.
"Cemberut mulu! Cepet tua lo!" Celetuk Rachel menggoda Aca.
Aca hanya menatap Rachel sekilas, kemudian kembali memainkan ponselnya dengan wajah di tekuk.
Ini semua gara-gara pacar laknat! Siapa lagi kalau bukan Rey?! Pagi-pagi udah bikin orang dongkol!
Istirahat ini, Aca tidak memesan apapun. Ia tidak nafsu makan. Bicara pun ia malas. Namun, saat menceritakan kejadian-kejadian yang sejak kemarin di alaminya, gadis itu sangat menggebu-gebu. Tetapi setelahnya diam kembali.
Aca terlanjur bad mood!
Sedangkan di meja pojok kantin, Rey selalu curi-curi pandang ke arah meja yang di tempati oleh Aca dan teman-temannya. Sedikit-sedikit meminum jus, kemudian menoleh lagi ke meja Aca, lalu meminum lagi jus nya dan seterusnya seperti itu sejak ia dan teman-teman nya duduk di kantin.
Rey sebenarnya tidak bisa ngambek lama-lama dengan Aca. Bahkan saat meninggalkan Aca tadi pagi, Rey tidak benar-benar meninggalkan gadis itu. Ia mengikuti angkutan umum yang di naiki oleh Aca dari belakang. Tentu saja tanpa sepengetahuan gadis itu.
Mana mungkin Rey membiarkan gadis nya sendirian? Kalau di culik gimana? Gadis nya itu limited edition!
"Lo ngapain sih dari tadi minum jus terus ngelongok ngeliatin meja Aca, minum jus lagi trus ngelongok lagi. Pusing gue liatnya!" Komen Arsen membuat Rey menghentikan aktivitasnya.
Lelaki itu menoleh pada sahabatnya,
"Gue tuh kangen sama pacar gue tau! Tapi gue lagi pura-pura ngambek. Gimana dong?" Jelas Rey dengan tampang melas.
Ia ingin sekali menghampiri gadisnya. Rey ingin menemani Aca dan makan bersama dengan cewek itu. Tapi apa daya? Ia masih kesal dengan perbuatan Aca semalam! Sudah menerbangkannya ke langit ke sepuluh, kemudian di hempaskan langsung ke perut bumi! Suckit!
"Masyaallah, bosque bucin amat sih!" Ujar Vano sambil memdelik. Rey tersenyum menanggapi sahabat nya itu.
"Jadi budak cinta nya Aca mah gapapa lah," ujar Rey sambil cengengesan. Teman-temannya hanya geleng-geleng melihat Rey yang telah berevolusi menjadi bucin.
Arkan yang dari tadi hanya memperhatikan, kemudian tersenyum kecil.
'waktu yang bagus buat gue ngerusak hubungan mereka' -batin Arkan dengan smirk-nya.
-----
Rey buru-buru menyampirkan tas nya, kemudian keluar kelas dengan tergesa setelah bel pulang berbunyi tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLARD : MINE
Non-Fiction[On Going] "Liatin aja terus liatin. Sampe bola mata lo keluar dari tempatnya." Bagi Aca, menyukai seseorang dalam diam itu bukan masalah. Beribu kali dicuekin dengan orang yang dia suka pun tak masalah. Ia masih sanggup, jika perasaannya tak terbal...