Bel pulang sudah berbunyi sejak 10 menit yang lalu. Dan sejak itu pula seorang gadis tengah menunggu angkutan umum yang tak kunjung lewat. Lebih tepatnya pada penuh sih. Entah ada apa dengan hari ini sehingga semua angkutan umum yang melewatinya selalu penuh.
"Arghh kenapa ga di angkat sih," seru Aca kesal. Pasalnya, sang mamah yang daritadi di telfon tak kunjung mengangkat panggilannya.
"Ish gue naik apa ini? Baterai HP udah sekarat pula. Mesen ojol keburu gak ya?" Ucap Aca bermonolog. Tak lama setelah mengatakan itu, baterai HP nya benar-benar habis.
"Siall, siall, sial! Masa jalan kaki sih. Kalo gitu mah gue nebeng Rachel aja tadi." Gerutunya kesal. Sebelum pulang tadi, Rachel mengajaknya untuk pulang bersama. Namun, HP Aca tertinggal di kelas. Dia tidak enak bila Rachel harus menunggunya.
Alhasil, Aca menyuruh Rachel pulang terlebih dahulu. Jika tau akan begini nasib nya, lebih baik tadi ia meminta Rachel menunggunya saja.
Saat sedang memikirkan bagaimana caranya pulang. Ia mendengar deru knalpot di belakangnya. Sontak, Aca menoleh dan menemukan Rey yang berada di atas motor kawasaki ZX-6R nya. Hal tersebut membuat satu harapan muncul bagi Aca.
Aca langsung merentangkan tangannya lebar-lebar guna menghalangi jalan Rey.
Rey yang terkejut dengan tindakan cewe itu langsung mengerem motornya sampai terdengar decitan yang membuat Aca menutup matanya menahan ngilu. Dan takut. Aca tau aksi nya sangat nekat. Bahkan mungkin akan membuat lelaki itu mengamuk. Tapi bodo amat lah!
Aca membuka matanya takut. Ia takut Rey marah padanya. Tetapi, yang ia lihat didepannya adalah Rey yang tetap duduk di atas motor tanpa membuka helm full face nya.
'Astaga Aca, bodoh banget si lo! Cari mati tau gak!" -teriaknya dalam hati.
Tentu saja dalam hati. Mana berani ia berteriak seperti itu di hadapan Rey? Bahkan dia tidak tau bagaimana ekspresi rey dibalik helm nya itu.
Aca berdehem dan memberanikan diri membuka suara
"Eemm Rey?" Bodohnya Aca malah bertanya. Mana mungkin dijawab?!
"Mau nebeng...boleh?" Lanjutnya tidak perduli jika Rey tak menjawabnya.Aca tidak berani mengangkat kepalanya yang sejak tadi menunduk sambil memilin jarinya.
1 detik
2 detik
30 detik
Aca tidak mendengar jawaban apapun dari Rey. Melainkan, ia merasa hidungnya menghirup sesuatu yang memiliki wangi kopi.
Hal tersebut membuat Aca mendongak. Dan, betapa terkejutnya ia saat melihat Rey sedang nge-vape diatas motor sambil memandangnya dengan wajah datar dan tatapan tajamnya.
Bukannya merasa takut diberikan tatapan tajam oleh Rey, Aca malah merasa sangat geram dengan sosok makhluk ganteng di depannya ini.
Berani sekali Rey nge-vape dihadapannya. Aca sangat membenci asap. Asap apapun itu. Apalagi asap dari rokok atau vape yang sangat membahayakan orang.
Aca langsung menghampiri cowok itu dan menarik paksa vape yang ada ditangannya. Dan, langsung saja Aca membuangnya ke tong sampah yang kebetulan sekali berada tidak jauh darinya.
"Apa-apaan?" Tanya Rey tajam.
Kali ini Aca tidak takut diberikan tatapan tajam oleh Rey.
"Lo yang apa-apaan?! tiba-tiba nge-vape di depan gue? Lo taukan itu gabaik buat kesehatan lo ataupun orang di sekitar lo?!" Semprot Aca menceramahi Rey.
"Siapa lo? lagi pula terserah gue dong mau ngapain aja. Sekalipun nge-vape diatas motor gue,"
Aca langsung gelagapan ditanya seperti itu. Iya juga ya? Emang gue siapanya coba?- batin Aca bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLARD : MINE
Non-Fiction[On Going] "Liatin aja terus liatin. Sampe bola mata lo keluar dari tempatnya." Bagi Aca, menyukai seseorang dalam diam itu bukan masalah. Beribu kali dicuekin dengan orang yang dia suka pun tak masalah. Ia masih sanggup, jika perasaannya tak terbal...