"Bilang sama gue siapa yang nyakitin lo. Biar gue kasih pelajaran. Dia gatau aja lo pacar siapa"
*****
"Iya gausah di jemput, ini masih banyak angkot yang lewat ko," ucap Aca di telfon sambil memperhatikan jam di tangannya yang menunjukan pukul 5 sore.
Aca mematikan panggilan dan memasukan ponselnya ke dalam saku.
Ia memperhatikan angkutan umum yang lewat di depannya. Penuh. Mungkin karna ini jam pulang kerja juga.
"Pesen taksi online aja kali ya?" Ujar nya pada diri sendiri.
Saat hendak mengeluarkan ponsel, mulut Aca di bekap dari belakang.
"Mmphhhh," teriak Aca meminta tolong sambil meronta. Ia berusaha melepaskan bekapan di mulutnya.
Namun, Ia justru menghirup sesuatu yang membuat kepalanya terasa pusing, hingga akhirnya tak sadarkan diri.
Aca membuka matanya perlahan, kemudian melihat sekitarnya yang gelap. Oh bukan gelap, tetapi temaram. Redup-redup.
Ia merasakan kaki dan tangannya yang terikat. Jangan lupakan mulutnya yang di tutupi lakban.
Aca meronta, berusaha melepaskan diri dari ikatan itu. Namun, nihil. Usahanya tidak berhasil.
"Mmpphhhh, mpphhhh" teriak Aca.
Ckrek
Aca menoleh ke arah daun pintu yang diputar. Kemudian, ia melihat 5 perempuan yang masuk sambil bersidekap dan tersenyum licik.
Aca berusaha menajamkan penglihatannya di bawah lampu ruangan yang redup ini. Matanya membelalak. Niken! Niken dan antek-anteknya!
"Mmmphhhhh," teriak Aca dengan wajah memerah karena marah.
'Berani nya si cabe nyulik gue?! Sialan!'
Aca berusaha memberontak agar di lepaskan. Sedangkan di depannya, Niken dan teman-temannya tertawa.
"Awwh, mau ngapain sih teriak-teriak ga jelas gitu?" Ujar Niken menyentuh dagu Aca sambil membungkukan badannya.
Aca menghempaskan wajah nya kesamping agar tangan Niken di dagunya terlepas.
"Upss, sok jual mahal gitu ya?"
"Mmphh,"
"Owhh mau ngomong? Oke-oke," ujar Niken sambil menarik keras lakban yang berada di mulut Aca, membuat gadis itu menjerit keras.
"Ssshh, Bangsat lo!" Ringis Aca merasakan mulutnya yang perih.
"Mau lo apaansi bangsat?! Ngapain ngiket-ngiket gue gini hah?!"Niken tertawa sinis,
"Kok ga sopan sih ngomongnya? Hm? Udah bagus gue lepasin lakbannya." Ujar Niken sambil mencengkram kuat dagu Aca membuat gadis itu semakin meringis.
"Gue salah apa sih sama lo?!" Teriak Aca di depan wajah Niken.
Plakk
"Jangan coba-coba teriak di depan gue jalang!" Murka Niken dengan sorot mata tajam menatap Aca.
Kepala Aca terhempas ke samping bersamaan dengan tangan Niken yang mendarat di pipinya.
Wajah Aca memerah karena amarah dan memerah karena merasakan sakitnya tamparan Niken.
Niken tertawa. Membuat Aca bergidik sambil menatap cewek itu.
"Lo!" Tunjuk Niken pada Aca
"Cewek kurang ajar yang berani rebut Rey dari gue! Harus dikasih perhitungan! Girlss" Panggil Niken pada antek-anteknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALLARD : MINE
Não Ficção[On Going] "Liatin aja terus liatin. Sampe bola mata lo keluar dari tempatnya." Bagi Aca, menyukai seseorang dalam diam itu bukan masalah. Beribu kali dicuekin dengan orang yang dia suka pun tak masalah. Ia masih sanggup, jika perasaannya tak terbal...