Always - 1

5.8K 203 20
                                    

Choi Siwon POV

Aku berdiri di ujung jalan sambil menatap istri dan anakku berlutut di depan sebuah makam sambil menangis.

Tiga tahun sudah berlalu, tapi air mata itu tidak pernah kering untuk pria itu. Aku terluka, tapi siapa yang peduli? Aku yang memaksanya berada dalam keadaan ini. Aku lebih mengerti dari siapapun bagaimana perasaannya tapi aku tetap menikahinya.

Tahun lalu, ia terpaksa menikah denganku karena ia berada di titik terendah dalam hidupnya.

"Uncle, maaf membuat uncle menunggu begitu lama" ujar Dennis, dia putra yoona dengan suaminya. Dennis memanggilku uncle karena Yoona tidak mengijinkannya memanggilku daddy. Walaupun eommaku sering memarahiku karena panggilan itu, aku tidak peduli. Asalkan Yoona senang, aku tidak akan keberatan.

"Sudah selesai menyapa daddy?" Tanyaku dan ia mengangguk, sedangkan mommynya, istriku berjalan di belakangnya. Matanya merah karena habis menangis.

"Mommy mengatakan uncle harus ke kantor. Jadi kita harus cepat pulang"

"Gwenchana, kalian bisa disini sampai kalian selesai bicara dengan daddy. Uncle kembali ke kantor saja dan tidak ganggu kalian" ujarku, aku berbicara seolah aku seorang pria yang tegar. Tapi aku bukan. Aku menjadi pria lemah sejak bertemu lagi dengannya. Seluruh pertahanan yang selama ini aku bangun hancur berantakan.

"Kamu bawa saja mobilnya. Aku suruh kyuhyun jemput aku saja" aku memberikan kunci mobilku ke Yoona.

"Gomawo Siwon-ssi" ujarnya. Aku tersenyum padanya, dia masih begitu formal padaku. Memanggilku seolah aku orang asing.

'Tuhan, kuatkanlah aku' gumamku, aku berjalan meninggalkan mereka.

***

Author POV

Siwon kembali ke rumah setelah lewat jam makan malam. Ia tidak pernah pulang untuk makan malam bersama Yoona dan Dennis. Karena Yoona selalu menolak makan malam bersama. Ia dan Dennis akan selalu makan lebih dulu. Jadi seminggu setelah pernikahan mereka saat itu, Siwon tidak pernah lagi makan di rumah.

Keadaan rumah sudah gelap. Ia masuk ke kamar putranya untuk memeriksanya. Putranya sudah terlelap, ia membenarkan letak selimut dan kemudian ia keluar.

Ia pun masuk ke dalam kamarnya, Yoona sudah tidur di sisi paling ujung tempat tidur mereka.

Selama pernikahan mereka, Yoona pernah dua kali melayaninya sebagai seorang istri dan diakhiri dengan wanita itu menangis. Sejak itu ia juga tidak pernah menuntut apapun dari Yoona lagi.

Siwon mengambil pakaiannya dan segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Mendengar suara pintu kamar mandi tertutup, Yoona membuka matanya. Ia berpura-pura tidur tadi.

"Mengapa kamu mau terlibat seperti ini denganku. Aku tidak bahagia, apa kamu bahagia?" Gumam Yoona,

***

Siwon mendapat panggilan dari eommanya sesaat setelah ia tiba di kantor. Eommanya mengomelinya tentang banyak hal. Ia terlalu pusing hari ini.

Kyuhyun membawakannya beberapa file yang bermasalah, keduanya bekerja hingga larut malam.

"Sudah terlalu malam. Sebaiknya kamu pulang saja Kyu, kasihan istrimu menunggu" ujar Siwon, ia masih fokus dengan laptopnya.

"Hyung juga pulanglah jika begitu. Bukankah sekarang hyung juga sudah ada yang menunggu di rumah?" Godanya, tidak ada yang tahu betapa buruknya hubungan rumah tangga Siwon dan Yoona.

"Aku sudah mengabarinya kalau aku tidak pulang hari ini"

"Aku yakin, dia tidak akan tidur sebelum hyung pulang" ujar Kyuhyun dan membuat Siwon tersenyum sinis.

"Ada yang salah hyung?" Tanya Kyuhyun, ia menangkap ada yang beda dengan Siwon. Pria itu masih sama dinginnya dengan yang ia kenal sejak beberapa tahun yang lalu. Hanya saja saat ini ia lebih mempedulikan orang di sekitarnya.

"Hyung, bolehkah aku minta ijin untuk pulang sebelum jam makan setiap hari?" Tanya Kyuhyun

"Kenapa?"

"Aku kasihan pada istriku, ia akan menungguku pulang dan makan bersamaku"

"Baiklah" ujar Siwon "Sekarang kamu pulanglah"

"Hyung, kamu tidak membawa Yoona berlibur? Bukankah beberapa hari lagi anniversary kalian?"

"Apakah itu penting?" Tanya Siwon,

"Aku merasa ada yang salah dengan hubungan kalian"

"Dari awal memang sudah salah" ujar Siwon pelan.

***

Siwon kembali ke rumah setelah hampir tengah malam dan sialnya tadi ia sempat mengatakan tidak pulang sehingga yoona sudah mengunci pintu dari dalam.

Ia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Yoona dan panggilannya tidak dijawab sama sekali.

Jika ia membunyikan bel, maka akan mengganggu Dennis dan ia tidak mau melakukan itu, akhirnya ia memilih duduk di depan pintu rumahnya dengan keadaan yang cukup dingin.

Ia menatap ponselnya, foto istrinya menghiasi isi galerynya.

"Mengapa aku harus begitu mencintaimu" gumamnya sambil mengusap wajah istrinya yang ada di ponselnya.

Yoona baru mengetahui keberadaan Siwon di depan rumah saat akan mengantar Dennis ke sekolah. Ia terkejut melihat Siwon duduk di depan pintu.

"Siwon-ssi,,"

"Aku saja yang antar Dennis. Kamu masuklah" ujar Siwon dan ia memberikan yoona tas kerjanya.

***

Siwon masih berangkat ke kantor setelah membersihkan diri. Tubuhnya mengalami demam, tapi ia tidak ingin berdiam diri di rumah dan membuat yoona memperhatikannya.

Saat ia merasa kepalanya semakin berat, ia membelokkan mobilnya ke arah rumah eommanya. Ia akan beristirahat disana saja.

"Tumben kamu kesini" ujar eommanya saat melihat Siwon masuk dan ia sedang berbicara dengan kyuhyun melalui telepon

"Eomma, aku merindukan bubur ayam buatan eomma" ujar Siwon dan nyonya choi tersenyum melihat putranya itu. Putranya masih mirip anak kecil yang jika lapar akan mendatanginya.

"Eomma, aku ke kamar dulu ya" ujar Siwon, ia sekarang jarang ke rumah ini lagi sejak eommanya begitu cerewet menuntutnya untuk cepat memiliki anak.

"Tidak temui aboejimu?"

"Aku mau mengambil sesuatu di kamar dulu" ujarnya berbohong.

***

Siwon langsung terlelap begitu membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya. Suhu tubuhnya semakin tinggi, eommanya membawakan buburnya setelah siap ia buatkan.

"Sayang, buburnya ini eomma bawakan" ujar nyonya choi dan ia terkejut melihat putranya begitu lelap. Tidak seperti biasanya, di jam kerja seperti ini Siwon bisa tertidur begitu lelap.

Ia menghampirinya dan meletakkan buburnya di meja samping Siwon. Ia memegang kening Siwon dan ia terkejut dengan suhunya yang begitu tinggi.

Ia menelepon Yoona dan memintanya datang.

"Eommunim" panggil Yoona saat tiba, Tuan Choi sudah berangkat ke kantor.

"Yoong, kamu tahu suamimu sakit?"

Yoona menggeleng

"Bukan eomma ingin memarahimu, tapi kamu itu sudah menjadi istrinya. Bisakah kamu lebih memperhatikannya? Setelah apa yang ia lakukan untukmu, apa itu tidak cukup untuk menyentuh hatimu?"

Yoona hanya diam

"Siwon tidak pernah mengatakan apapun mengenaimu pada eomma. Tapi setiap kalian kesini, eomma bisa melihat bagaimana kamu menatapnya. Kamu tidak mencintainya, itulah yang eomma khawatirkan sejak dia mengatakan akan menikahimu. Eomma takut ia terluka dan saat ini kamu memang melukainya" nyonya choi meneteskan air matanya.

"Eomma mohon, bukalah sedikit hatimu untuk Siwon" ia memegang tangan yoona dan air matanya terus mengalir.



TBC

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang