Yoona yang baru selesai mandi, segera berbaring di ranjang, ia menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya yang sedang berbaring.
"Apa yang sedang oppa pikirkan?" Tanya Yoona, Siwon merangkul bahu yoona.
"Oppa memikirkan Darren, apa dia betah bersama Kyuhyun" ujar Siwon
"Darren sangat pandai beradaptasi" ujar Yoona "Besok oppa bisa meneleponnya"
"Baiklah, ayo kita tidur" Siwon membenarkan letak selimut dan segera memejamkan matanya.
"Oppa, bagaimana jika aku tidak pernah siap untuk kamu sentuh selamanya?"
"Bukan masalah, selama kamu tidak meminta berpisah dengan oppa. apapun itu bukan masalah" ujar Siwon dan ia merasakan dadanya basah. Yoona menangis. "Ada apa yoong?" ia berusaha mengecek keadaan yoona yang mendadak menangis.
"Mengapa kamu begitu baik oppa?"
"Karena oppa mencintaimu yoong" bisiknya sambil memeluk Yoona
"Kamu berhak mendapatkan wanita yang lebih baik oppa. bukan wanita sepertiku. Aku hanya seorang janda yang akan menyusahkanmu seumur hidupmu jika kamu mempertahankanku"
"Kamu benar ingin aku mencari wanita lain?" tanya Siwon dan Yoona mengangguk "Kamu akan bahagia jika begitu?" yoona kembali mengangguk
"Baik. Aku akan melakukannya untukmu. Tapi aku mohon selama kita disini jangan membahas itu. Aku akan melakukannya untukmu setelah kita kembali ke Seoul" ujar Siwon, lalu ia memejamkan matanya untuk tidur tanpa melakukan kontak fisik dengan Yoona, ia membiarkan Yoona masih berbaring di dadanya tanpa menyentuhnya sedikit pun.. ia hanya bisa memejamkan matanya tanpa bisa terlelap "Yoona hanya mencintaimu seumur hidupnya hyung" gumamnya
***
Siwon duduk di balkon kamar sambil menikmati secangkir kopi yang sudah mendingin. Ia sudah duduk lebih dari tiga jam disana, ia tidak bisa tidur sedikit pun sejak pembicaraan terakhirnya dengan Yoona.
Pikirannya terus berputar ke kejadian delapan tahun yang lalu, saat ia terbangun dari tidurnya dan melihat ada bercak darah di ranjangnya. Ia terkejut dan segera mengecek CCTV yang ia pasang di depan apartementnya. Ia melihat Yoona yang keluar dari apartementnya tadi malam. Ia pun segera bersiap-siap untuk menemui Yoona dan menanyakan apa yang terjadi tadi malam.
Saat berpas-pasan dengan Yoona, wanita itu menghindarinya dan ia tidak seperti biasanya, ia memakai masker untuk menutupi wajahnya.
"Yoong," panggil Siwon pada Yoona yang berjalan menjauhinya, saat Siwon akan mengejarnya, Hyunbin mencegahnya.
"Aku tidak tahu kalian mengapa, hanya saja ia baru menangis sepanjang malam. Biarkanlah dia tenang dulu" ujar Hyunbin
"Kamu bersamanya?"
"Dia meneleponku tadi malam dan dia menangis"
"Ahhh" Siwon memukul kepalanya sendiri
"Mungkin dia sedih karena kamu akan segera berangkat ke Harvard" ujar Hyunbin
"Aku akan membawanya juga"
"Kamu berbicara itu mudah, kamu memiliki uang dan semuanya akan mudah, sedangkan Yoona tidak memiliki apapun, bagaimana bisa dia pergi denganmu?"
"Aku bisa memohon pada aboejiku untuk membiayai yoona juga" ujar Siwon
"Jika kamu sudah berhasil menyakinkan aboejimu, kamu baru temui Yoona saja"
***
Siwon berhasil menyakinkan aboejinya untuk membiayai yoona setelah ia membuat beberapa negosiasi dengan aboejinya yang membutuhkan waktu sekitar dua minggu. setelah aboejinya menyetujuinya, ia segera berlari ke tempat Yoona.
"Yoona pasti akan senang" gumamnya, ia sudah tidak bertemu yoona selama dua minggu. saat tiba di tempat yoona, ia melihat Hyunbin sedang memeluk Yoona. dan Yoona membalas pelukan Hyunbin. Siwon berjalan mundur, ia tahu ia sudah kalah. Hyunbin telah mendapatkan Yoona karena mereka saling mencintai.
Ia segera berangkat ke New York dengan penerbangan sore itu juga. Ia ingin melupakan Yoona secepat mungkin. Tapi nyatanya ia gagal, ia gagal dalam setiap usahanya untuk menghapuskan perasaannya. Apalagi setelah ia kembali ke Seoul dan mendapati wanita itu sedang berduka karena kepergian suaminya. Ia tidak bisa tinggal diam, ia berada di dekatnya menjadi orang pertama yang akan melindunginya sejak saat itu. Ia memperjuangkan segala cara untuk mendapatkan hati wanita itu. Tapi ia gagal sampai saat ini juga, walaupun tubuh wanita itu bersamanya menjadi istrinya. Tapi ia tidak pernah mendapatkan hati wanita itu.
"Hyung, aku berharap kamu masih ada. Jika begitu aku berjanji akan mengembalikan istri dan anakmu padamu, dan aku bisa pergi dengan tenang" gumamnya "Tuhan, aku bersedia menukarkan apapun untuk Hyunbin hyung bisa kembali lagi, aku hanya ingin wanita yang aku cintai itu bahagia dengan orang yang ia cintai"
Ia memandang ke dalam kamar, wanita itu masih begitu lelap. Wajahnya begitu damai, ia sangat mencintai wanita itu.
Lalu sebuah pesan masuk ke ponselnya.
Hasilnya positif
Hanya dua kata itu mampu membuatnya berdebar. Ia segera menghapus pesan itu dan masuk kembali ke dalam kamar.
***
Yoona terbangun dan ia melihat Siwon sedang menonton berita di TV, ia pun menghampiri Siwon.
"Kita akan kemana oppa?" tanya Yoona
"Kamu yang tentukan saja"
"Oppa, apa kamu tidak senang?"
"Wae?"
"Oppa tampak tidak menikmati liburan ini" ujar Yoona "Jika begitu sebaiknya kita pulang saja"
"Bagaimana bisa aku tidak bahagia? Setelah mengeluarkan banyak uang untuk membuatmu bahagia, nyatanya kamu yang tidak bahagia denganku" ujar Siwon, lalu ia berhenti, sudah terlalu lama ia belajar mengendalikan diri dalam berkata-kata dan menunjukkan perasaan aslinya. Ia tidak akan mengeluarkan emosinya sekalipun ia begitu marah dan ia akan tetap tenang walaupun ia bahagia. "Jika kamu ingin pulang, aku akan meminta kyuhyun memesankan tiketmu" ia berusaha tenang, ia tidak ingin menghancurkan semua pertahanan yang sudah ia bangun selama ini.
"Dan kamu akan tetap disini?" tanya Yoona
"Ne"
"Bersama wanita lain?"
"Maybe" ujarnya tanpa sedikit ekspresi pun
"Lakukan saja" ujar Yoona, ia segera masuk ke kamar mandi dengan membanting pintu
***
Keduanya pada akhirnya juga memutuskan keluar bermain ski. Yoona berusaha berjalan lebih cepat di atas es, Siwon terus saja membuntutinya dari belakang. Mereka tidak berbicara sama sekali.
Lalu yoona terduduk di atas salju sambil menangis. Kakinya sakit karena berjalan terlalu jauh untuk menghindari Siwon, tapi pria itu terus mengikutinya.
"Ada apa yoong?" tanya Siwon sambil berjongkok di depan Yoona "Apa kakimu sakit?"
Yoona terus menangis.
"Jangan begitu, semua orang melihat kita. mereka akan mengira aku menyakitimu" ujar Siwon lagi dan Yoona memukulnya.
"Mengapa kamu hidup seperti ini oppa?" tanya Yoona, "Kamu seperti bukan manusia, kamu tidak akan marah walaupun aku melukaimu, apa kamu begitu kuat menahan semuanya?"
"Aku berlatih cukup lama untuk itu" ujar Siwon
"Aku sengaja melakukan semuanya untuk membuatmu marah, tapi mengapa kamu tidak mengekspresikan apapun. Aku ragu kamu memiliki perasaan padaku" ujar Yoona "Aku hanya ingin melihatmu mengekspresikan apapun yang kamu rasakan oppa"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Always
FanfictionApakah cinta itu hanya sebatas lelucon bagimu? Kamu mempermainkanku dengan begitu kejam? Kamu membuatku jatuh cinta padamu dan kini kamu membuangku begitu saja? ~Im Yoona Kamu berbicara seolah kamu mencintaiku, nyatanya cinta itu tidak pernah ada un...