Always - 20

1.8K 188 30
                                    

Makin emosi tak ya setelah ini?? 🤔🤔🤔

Nyonya Choi memegang kepalanya, ia terlalu pusing dengan semua yang dihadapinya. Ia tahu menantunya pasti lebih tertekan. Apalagi ia tengah mengandung.

Yoona memegang obat itu.

"Aku akan menandatangani surat itu" ujar yoona dan ia membuang semua obat itu ke lantai. Ia menangis. Tapi air matanya tidak mengubah suaminya lagi. "Aku lebih baik kehilanganmu dan statusku daripada aku harus menjadi seorang pembunuh"

"Yoong a,," nyonya choi menghentikan menantunya yang akan mencabut jarum infus di tangannya.

"Aku hanya mohon padamu jangan ambil Dennis dariku. Aku berjanji tidak akan pernah muncul di hadapanmu lagi setelah ini" ujar Yoona

Lalu ponsel Siwon berbunyi, panggilan dari ahjushi

"Ne ahjushi"

"Tuan, mianhae. Mianhae, aku tidak menjaga nyonya Im dengan baik tuan" terdengar suara tangisan di seberang sana.

"Ada apa ahjushi?"

"Nyonya Im kecelakaan Tuan"

"Eomma dimana sekarang?" Tanyanya dan semua orang di ruangan itu menatapnya. Mendengarnya menyebut eomma, semuanya tahu itu adalah eommanya yoona. Ponselnya terjatuh, tapi tatapannya menatap ke arah istrinya yang tengah menangis dan darah di tangannya mengalir akibat infus yang ia cabut tadi.

"Eomma kecelakaan" hanya dua kata itu yang ia keluarkan dan membuat yoona semakin histeris. Ia menangis semakin kencang.

Ia berusaha turun dari ranjangnya. Siwon segera menghampirinya. Bagaimana pun marahnya dia, melihat yoona begitu terluka, dia adalah orang yang paling sedih.

***

Siwon membawa Yoona menuju ke rumah sakit tempat eommanya dirawat. Mereka menitipkan Dennis ke orang tuanya Siwon.

Sepanjang jalan ia terus menangis.

"Eomma akan baik-baik saja" ujar Siwon saat melihat yoona begitu. Ia berusaha menenangkan Yoona.

Yoona menatap keluar, ia memegang perutnya dan ia masih menangis. Sedangkan Siwon, ia menginjak gas semakin dalam setelah mendapat telepon.

Tiba di rumah sakit, Yoona bahkan kehilangan tenaga untuk berjalan sendiri. Siwon memapahnya menuju ke UGD.

"Masuklah," ujar Siwon saat tiba di depan ruangan itu. Ahjushi park berdiri di depan sana sambil menunduk.

Yoona melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam. Air matanya mengalir semakin deras saat melihat kain putih sudah menutupi seluruh tubuh eommanya.

"Eomma,," teriaknya sambil memeluk tubuh eommanya yang sudah tidak bernafas lagi. Ia menangis, "Eomma mianhae, mianhae. Aku tidak seharusnya menelepon eomma. Mianhae eomma"

Mendengar teriakan Yoona, Siwon juga masuk. ia berusaha memeluk tubuh yoona yang mulai kehilangan tenaganya.

"Eomma, aku mohon bukalah mata eomma. Eomma, aku tidak memiliki siapapun lagi, eomma aku mohon jangan tinggalkan aku seperti ini" ia memeluk eommanya "Eomma, jika eomma ingin pergi, bawalah aku. Aku juga merindukan appa"

"Jangan bicara seperti itu, jika kamu pergi bagaimana dengan Dennis?" Ujar Siwon "Kita semua bersedih, tapi kamu harus kuat" pria itu memeluknya.

"Eomma" suaranya melemah "Bangunlah, eomma mengatakan akan memasak untukku setelah aku keluar dari rumah sakit. Tapi eomma mengapa tidur seperti ini, eomma mianhae, eomma marah padaku karena aku mengkhianati suamiku? Eomma marah padaku sampai meninggalkan aku, aku mohon maafkan aku"

Sebelum diantar ahjushi untuk kembali ke rumahnya, nyonya im lebih dulu kembali ke rumah sakit untuk memarahi yoona.

"Eomma mengatakan aku sudah mempermalukan suamiku sehingga eomma tidak mau melihatku lagi? Eomma tidak serius kan?" Ia berlutut di samping eommanya, "Eomma bangunlah. Aku janji aku akan menuruti apa yang Siwon oppa katakan, aku akan melakukan apapun yang ia minta. Eomma bangunlah"

"Jangan begini yoong" Siwon berusaha membawa Yoona keluar dan wanita itu akhirnya tak sadarkan diri.

***

Siwon mengurus semua tentang mertuanya sementar yoona belum sadarkan diri.

Saat mertuanya sudah berada di rumah duka, Siwon kembali melihat kondisi yoona. Wanita itu pasti akan kembali drop jika tersadar nanti dan tidak ada yang menenangkannya. Ia meminta Kyuhyun datang membantunya mengurusi mertuanya.

"Aku begitu mencintaimu, tapi kamu melukaiku dengan begitu kejam" ujarnya sambil memegang tangan Yoona

"Eomma,," teriak yoona saat ia membuka matanya. Ia memegang tangan Siwon "Aku mohon bawa aku bertemu eomma"

"Dokter mengatakan kamu butuh istirahat"

"Persetan,," ia kembali mencabut infusnya dan darah kembali mengalir.

"Yoong, bayimu lemah. Jika kamu begini, kamu bisa keguguran" ujar Siwon

"Bukankah itu yang kamu inginkan? Kamu menginginkan aku kehilangan anakku maka kamu memberikan aku obat sialan itu. Kamu jangan lupa kalau semua ini terjadi karenamu. Jika kamu tidak memberikan aku obat, aku tidak akan menelepon eomma dan eomma tidak akan kecelakaan" teriak Yoona "Aku tidak akan memaafkanmu"

"Kamu berkata seolah aku yang salah sendiri. Sedangkan kamu adalah korban" ujar Siwon

"Aku tidak akan memaafkanmu choi siwon. Aku membencimu sepanjang sisa hidupku" ujar Yoona, ia berusaha dengan sekuat tenaganya untuk turun dari tempat tidur. Walaupun perutnya sakit ia tetap berusaha "Baby kamu harus kuat. Kamu harus lahir dengan sehat supaya dia menyesalinya" ujarnya sambil memegang perutnya.

"Aku antarin" ujar Siwon, ia memapah yoona

"Jangan menyentuhku"

"Kamu tidak akan kuat berjalan"

***

Yoona duduk di samping peti eommanya, matanya membengkak seperti panda. Ia terus mengatakan maaf pada eommanya. Dennis datang dan ia memeluk mommynya.

"Mom, jangan menangis lagi" bisiknya

"Dennis," ia memeluk putranya sebagai gantinya

"Mom, mommy jangan sedih. Nanti adik baby juga ikut sedih. Aku juga, dan daddy juga sedih" ia menghapus air mata Yoona

"Dennis, mommy sedang ingin sendiri. Kamu sama daddy dulu ya" ujar Yoona dan Dennis mengangguk

Dennis menghampiri Siwon. Pria itu juga duduk di tempat yang agak sunyi, ia menangis.

"Dad" dennis menghampirinya dan memeluknya dari samping. "Mommy sedang sedih, daddy temani mommy ya"

"Sayang, daddy menyayangi kalian" ia memeluk putranya.

***

Setelah pemakaman selesai, Yoona dengan patuh ikut Siwon untuk kembali ke rumah. Demi baby dalam kandungannya dan juga Dennis. Ia terlalu lemah saat ini. Ia tidak akan sanggup mencari pekerjaan dan menghasilkan uang untuk membiayai kedua anaknya.

Yoona menjadi lebih dingin dari sebelumnya.

Setelah memastikan ahjushi mengantar Dennis ke sekolah, ia masuk ke dapur untuk membersihkan rumah, bel berbunyi dan ia pun membuka pintu.

Wanita sialan yang mengaku sudah menjadi teman tidur suaminya itu yang datang.

"Siwon oppa dimana?" Tanyanya tanpa menyapa Yoona lebih dulu

"Dia di kamar"

"Aku datang membawakannya sarapan" ujar Stella "Percuma memiliki istri kalau sarapan saja harus beli"

Yoona mengabaikannya dan membiarkannya masuk, ia kembali sibuk dengan pekerjaannya di dapur.

"Keluar,," Yoona menghampiri kamar saat mendengar suara bentakan itu. Ia membuka pintu dan melihat makanan yang dibawa stella berantakan di lantai. "Keluar, aku mengajimu mahal bukan untuk menghancurkan keluargaku"

Yoona melihat wajah suaminya memerah dan wanita itu menundukkan kepalanya.


TBC

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang