Dalam satu ruangan ada tiga orang polisi yang menodongkan senjatanya ke arah Devina.
Gadis itu hanya berdiri, menatap dengan ekspresi kebingugan satu persatu pria berseragam yang menodongkan senjata kepadanya, terlebih wanita yang terikat di belakangnya histeris meneriakkan namanya.
"Aku tidak mengerti apa yang terjadi, tapi wanita ini berbohong, maksudku kenapa aku harus membunuh Baso?" ujar Devina, berusaha tetap terlihat tenang dan yakin dengan yang dia katakan.
"karena letnan Baso tahu bahwa kau pelaku teror baru–baru ini, letnan Baso memberitahukan kami bahwa dia punya buktinya dan sekarang kau membunuhnya karena itu," jelas salah satu polisi berbadan sedikit gempal
Sial, aku harus menyelediki apa sebenarnya yang terjadi, aku tidak boleh tertangkap di sini, batin Devina
"Baiklah! aku menyerah, cepat tangkap aku," ujar Devina sambil menjatuhkan pistol yang dibawa nya.
Dia kemudian berjalan maju dan mengulurkan tangannya
Tampak dengan wajah heran, para petugas aparat itu kebingungan, siapa yang akan maju, hingga setelah berbincang sebentar satu sama lain, salah satu polisi akhirnya melangkahkan kakinya
Sambil merogoh borgol yang ada di kantongnya polisi itu maju untuk menahan Devina, tapi baru saja dia memegang tangannya, gadis itu langsung membuat gerakan cepat memutar posisi si polisi. kemudian mengambil pistol yang ada di sabuk si aparat itu
"Aku tidak melakukannya, aku tidak tahu apa yang terjadi dengan wanita itu, tapi kalian harus percaya padaku, aku tidak melakukannya, aku akan pergi untuk menyelidiki apa yang terjadi, kalian tunggu sebentar!" ujar Devina sambil menodongkan pistol kearah kepala si polisi.
Gadis itu berjalan pelan menuju ke arah pntu keluar sambil membuat si polisi menjadi sandranya, polisi lain tidak bisa berbuat apa–apa, hanya melihat Devina berjalan menuju pintu.
Saat Devina sudah di luar kamar, dia kemudian mendorong polisi yang tadi menjadi sandranya, agar menabrak polisi lainnya kemudian berlari secepat yang dia bisa, Devina segera masuk kedalam lift untuk turun.
Namun Devina terkejut saat pintu lift terbuka tampak polisi sudah bersiaga mengepungnya
"Oh, sial," ujar Devina yang hanya bisa pasrah.
Dia kemudian mengangkat tangannya tanda dia sudah menyerah.
***
Dengan tangan terborgol Devina berjalan di basement hotel itu, dikawal beberapa orang polisi di belakangnya, dan dua polisi lainnya memegangnya agar tidak kabur. Polisi di belakang tampak saling mengobrol satu sama lain.
Entah dari mana, musik fur elize terdengar, membuat petugas yang mengawal Devina bertanya-tanya. Namun, seorang polisi yang hanya diam saja saat berjalan, Devina sebenarnya menyadari itu, tapi di kepalanya dia masih mencoba merumuskan apa yang terjadi.
Sampai tiba–tiba saja polisi itu berhenti berjalan, polisi yang lain menyadari itu berusaha menanyakan apa yang terjadi.
"Hei! Kenapa kau? Ayo cepat, kita harus membawa gadis ini secepatnya!" teriak salah satu polisi.
Mendengar keributan di belakangnya, polisi yang menjaga Devina berhenti berjalan, untuk mengecek keadaan.
"Kenapa?"
"Tidak tahu, dia tidak bicara apa–apa."
Tampak dua orang polisi saling berbisik satu sama lain.
Menyadari sesuatu yang buruk terjadi, Devina berbalik ke arah sumber suara. Namun, belum sempat dia melihat yang terjadi. suara tembakan terdengar, seketika dua orang yang menjaganya sudah tumbang.
Suara tembakan terdengar lagi dan sekarang semua polisi sudah tumbang, hanya satu yang berdiri, dia yang menembak semua polisi yang lain.
"Tampaknya kau tidak menyukai pekerjaanmu ya?" satir Devina santai.
Tapi polisi itu langsung menembak Devina sangat dekat dengan dada nya.
"Diam kau!" ujar polisi itu.
Devina berusaha untuk tidak tumbang, saat darah menetes dari pundaknya.
"Hehehe, apa yang kau inginkan?" tanya Devina berusaha menahan perih
"Ini yang kau dapat saat kau menentangku, aku bisa saja membunuhmu dengan mudah jika aku mau, tapi itu bukan permainan yang menyenangkan, bukan begitu? aku ingin kau menderita, sampai akhirnya kau sendiri akan mati karena penderitaan itu," ujar polisi itu.
"Apa maksudmu?" tanya Devina
Namun menyadari musik yang sedari tadi terputar, Devina akhirnya mengerti apa yang terjadi, si polisi sedang dalam pengaruh hipnotis, dan dia bisa menebak siapa yang melakukannya
"rencananya sangat mudah, menyusun semua aksi terror itu, kemudian membuat komisaris memanggilmu untuk menyelesaikannya, tapi apakah kau tahu? Pada akhirnya semua bukti akan kembali padamu, Devina si anak yang berpura–pura jenius dengan cara menyetting semua aksi terror, dan memecahkan kasusnya sendiri," ujar pria itu tersenyum lebar
"Harusnya aku menyadarinya lebih cepat," ujar Devina sambil tersenyum menahan perih.
"Sekarang tugas terakhir, bunuh aku!" perintah si polisi pada Devina sambil melemparkan pistolnya ke arah Devina
Namun anak itu hanya diam saja
"Ouu, kau tidak ingin menurut ya?" ujar si polisi
Polisi itu kemudian menendang wajah Devina sampai gadis itu terpental ke belakang
Devina tampak kesakitan, tapi pria dengan sepatu yang tebal itu terus menendang gadis berambut panjang itu, gadis itu mulai memuntahkan darah, tapi tanpa rasa iba sedikitpun, ia tetap memberi tendangan demi tendangan tanpa ampun
Gadis itu sudah tidak lagi berusaha memberontak, ia terbaring lemah di tanah dengan luka-luka lebam disekujur tubuhnya
"mungkin aku terlalu berlebihan, no hard feeling kiddo, seharusnya kau membunuhku saat kau punya kesempatan. Sejak dulu sama saja, kau selalu menjadi anak yang dibenci, bahkan orang tuamu tidak menganggapmu anak mereka," ujar laki-laki itu
"gadis itu mungkin tidak ingin, tapi aku akan membunuhmu dengan senang hati," ujar Devina
Polisi itu kaget bukan kepalang, anak itu mulai berdiri sekarang, seolah luka di sekujur tubuhnya bukanlah apa-apa
Wajahnya masih berlumuran darah, tapi gadis itu tersenyum lebar, senyum yang menakutkan.
"Berhati–hatilah dengan apa yang kau minta... hahahahaha" ujar Devina
Suaranya bergema keseluruh ruangan, dengan sekali hempasan gadis itu menyibakkan rambutnya, gadis itu terlihat berbeda sekarang, tidak lagi terlihat seperti gadis kecil pemberontak.
Sang dewi sekarang terlihat seperti monster sangat buas
dapatkan buku pertama Devina : question arc
shopee : https://shopee.co.id/Novel-Devina-Question-Arc-Just-Novel--i.36638539.4008563082
Tokopedia :
just novel = https://www.tokopedia.com/benitobonita/novel-devina-question-arc-just-novel
with poster = https://www.tokopedia.com/benitobonita/novel-devina-question-arc-paket-eksklusif
KAMU SEDANG MEMBACA
Devina 2
غموض / إثارةmelanjutkan cerita pertama, menyadari banyaknya keganjilan dalam penahanannya. Devina harus menemukan cara untuk keluar dari nusakambangan, salah satu dari tiga penjara paling aman di dunia selain itu, cerita ini akan menunjukkan sisi lain dari Devi...