Beberapa ledakan terjadi, kekacauan di mana-mana, bentrokan terjadi antara polisi bersenjata dan beberapa penjahat
Sementara itu kepala sipir terus berlari ditengah kekacauan ini melintasi lorong-lorong dalam gedung
Tapi saat sedang berlari,dia bertemu dua orang narapidana
"hei, mau kemana kau?" ujar salah satu narapidana sambil tersenyum lepas
Tanpa basa-basi, sikepala sipir langsung menembak kedua orang orang itu
Awalnya keduanya hanya terjatuh, namun dengan tiga kali lagi tembakan keduan6ya pun tewas
"jangan menghalangiku," ujar Sugiarto dingin
Ia kemudian lanjut berjalan, dan melewati tubuh dua tahanan itu seolah mereka bukan apa-apa
Dia terus berlari sampai akhirnya sampai ke ruangannya, dengan cepat ia menyalakan laptopnya
"percuma saja," ujar seorang gadis
Pria berbadan tambun itu ingin mencari sumber suara, namun benda keras yang terasa di belakang kepalanya membuat niatnya urung
"no no, menoleh sedikit saja, kepalamu meledak di sini" ujar Devina
"kau tidak bisa keluar dari sini, apalagi sendirian" ujar si kepala sipir
"sayangnya aku memang selalu sendirian sejak awal sampai akhir" ujar Devina
"aku sudah tahu semuanya, sebenarnya sejak awal, gerak-gerik anak itu, segala macamnya, dia tidak pernah berkata jujur padaku, kecuali satu hal, saat dia menjelaskan tentang dia dan alasan dia berada di dalam sini"
"dan biar kutebak, kau sudah mengetahui rencana kami sejak awal?, dan meanfaatkan itu untuk kabur dari sini?"
"aku sudah memperingatkannya untuk menjauh dariku, tapi sayangnya dia tidak mendengarkan, oh iya kemana dia sekarang? Kau pasti sudah membunuhnya kan?"
"kau benar-benar tidak punya hati, seperti rumor yang terdengar, daripada Dewi, kau lebih mirip dengan iblis,"
"terimakasih atas pujiannya. sebagai rasa terimakasihku, aku akan memberi tahumu satu hal, semua data tentang tempat ini, semua kejahatanmu, semua bukti-buktinya ada padaku sekarang, kau tidak akan selamat di dalam sini ataupun diluar sana"
"kuakui kau memang hebat, dan kurasa sekarang dia tidak akan senang dengan apa yang dia lihat," ujar kepala sipir sambil melirik kearah salah satu kamera
"siapa yang kau maksud?" Tanya Devina
"ayolah, kau tahu siapa yang kumaksud"ujar kepala sipir sambil tersenyum
Benar saja, seorang sedang menyaksikan apa yang terjadi didalam ruangan itu Antara Devina dan kepala sipir, seorang pria muda dengan piama serba putih, sedang menonton dari layar komputernya sambil tersenyum
Sementara itu Devina merasa ada sedikit kejanggalan melihat betapa tenangnya kepala sipir itu disituasi seperti ini
"kau tahu?seharusnya kau tidak perlu ikut campur sejauh ini, dan menerima saja apa yang terjadi, ini diluar kuasamu, kau tidak akan bisa menghentikan kebangkitan dewa" ujar kepala sipir kepada Devina
"kebangkitan dewa? Apa maksudmu?"
Namun bukannya menjawab pertanyaan Devina, tanpa pikir panjang sikepala sipir menabrakkan kepalanya dengan tangan Devina,, sontak hal itu membuat Devina terkejut
Momen itu dimanfaatkan oleh sikepala sipir mengambil pistolnya
"neraka sesungguhnya menunggumu diluar sana, murka dewa akan menghukummu segera," ujar kepala sipir sambil tersenyum
Bukannya menembak Devina sikepala sipir langsung menembak sendiri kepalanya,membuat Devina semakin terkejut
Namun tidak ada waktu, dia harus segera pergi, dengan cepat ia kemudian berlari keluar dari tempat itu
Sementara itu di seluruh pulau, kekacauan semakin menjadi-jadi, dan memakan banyak korban baik dari pihak aparat maupun dari pihak narapidana
***
Sebuah kapal mendekati pulau, terlihat seorang pria tampak tekejut melihat kepulan asap dari pulau tersebut
Kapal itu adalah kapal yang membawa awak media yang seharusnya datang untuk meliput keseharian para narapidana di pulau itu, namun saat mereka tiba pulau keadaannya membuat mereka terkejut
"to..tolong," sontak mereka terkejut saat seorang anak perempuan berusia sekitar lima belas tahunan menghampiri mereka
"cepat naikkan anak ini kekapal, tidak ada jaringan ditempat ini, jadi kita harus kembali untuk mengabari pemerintah tentang apa yang terjadi"
***
"iya, semuanya hancur lebur dipulau itu"ujar seorang awak media kepada seorang polisi di pinggir pulau
"baik kami akan segera melaporkannya kepetugas" jawab polisi tersebut
"oh iya pak, kami juga menemukan seorang anak perempuan di pulau itu," ujar salah satu kru tv itu
Tapi belum sempat dia menjelaskan lebih lanjut kru lain datang membawa kabar buruk
"anak itu hilang, gadis itu,"
***
Seminggu kemudian berita tentang kejadian di pulau nusakambangan terus menjadi pembicaraan publik, terlebih lagi tentang berhasil lolosnya Devina dari pulau itu, menggemparkan masyarakat
***
"waktu itu, aku mengendap-endap memasuki rumah itu, namun saat aku sampai diruang tamu, aku bertemu dengannya, disitulah aku pertama kali bertemu Devina," ujar Andi
Ia sedang berada disebuah ruangan serbah putih, menghadap ke kaca satu arah, dimana ada tiga orang lainnya sedang mendengarkan pengakuan Andi
"sebelum aku melanjutkan ceritanya, ada yang bisa jelaskan apa yang terjadi?"
![](https://img.wattpad.com/cover/213313630-288-k766604.jpg)