Track 9

76 7 0
                                    

"Devina, aku pulang, ya, kita pisah di sini, besok berangkatnya sama-sama, oke?" tanya Dilla pada Devina

Devina hanya tersenyum sembari mengangguk tanda setuju, melihat itu Aldila juga tersenyum dan melambaikan tangannya, lalu beranjak pergi

Tidak lama setelah Aldila pergi, senyuman di wajah Devina perlahan-lahan memudar.

Anak itu berjalan sendirian menuju rumahnya, ekspresinya tampak murung, seperti tidak bersemangat

Sampai akhirnya dia sampai di rumahnya, anak itu mengetuk pintu secara perlahan seolah-olah takut terjadi sesuatu.

Devina mengetuk pintu beberapa kali tapi tidak ada yang menyahut, membuat anak itu berinisiatif untuk membuka pintu itu sendiri, perlahan-lahan anak perempuan berambut sebahu itu berjalan masuk ke dalam rumahnya, sampai ia mendengar suara memanggil dari seorang wanita.

"Devina ..., Apa itu kau? Kemarilah!"

"Iya, Bu, sebentar," jawab Devina

Ia kemudian berjalan perlahan-lahan menghampiri suara itu. Melewati sebuah ruang tamu, sampai akhirnya Devina sampai ke ruang keluarga dan melihat ibunya sedang duduk sambil menonton televisi, ibunya bernama Murniati, meskipun sudah memiliki anak, ia sebenarnya masih berusia muda yakni dua puluh satu tahun.

"Devina?".

"Iya bu?"

Anak itu menjawab dengan sedikit gemetaran.

"Bagaimana di sekolah?"

Devina tampak panik mendengar pertanyaan ibunya, dia menatap wajah ibunya dengan ekspresi sangat gugup sebelum akhirnya dia menjawab.

"Aku satu-satunya yang bisa menjawab pertanyaan dari ibu guru."

"Benarkah? Wahh bagus, cepat kemari!"

Perlahan-lahan anak itu berjalan menghampiri ibunya

"Ayo duduk disini di samping ibu!" pinta ibunya

Devina kemudian duduk di samping ibunya, namun dengan sedikit jarak, menyadari jarak dari anaknya, ibu Devina merangkul anaknya untuk lebih dekat dengannya, menyandarkan kepala Devina di bahunya sambil mengusap kepalanya

"Kau memang anakku yang paling sempurna, kau adalah kebanggaanku," ujar ibunya sambil tersenyum

Meskipun begitu Devina tidak menunjukkan ekspresi kebahagiaan berada dalam pelukan ibunya

***

Waktu menunjukkan pukul lima sore, terdengar suara motor ayah Devina yang baru saja pulang kerja.

Ayah Devina bernama Safaruddin, sama seperti ibu Devina, ia juga masih berusia cukup muda yakni dua puluh tiga tahun. Ia sehari-hari bekerja sebagai pengendara ojek online

"Devina, kemarilah! Ayah punya sesuatu untukmu," teriak pria berkumis tipis yang baru saja masuk kedalam rumah

Mendengar ayahnya berteriak memanggil namanya, Devina yang sedang mengerjakan Pekerjaan Rumah dari sekolahnya, langsung menutup bukunya, kemudian perlahan-lahan berjalan menuju ayahnya.

Saat dia sudah berada di hadapan Ayahnya, laki-laki itu langsung mengeluarkan sesuatu dari kantongan pelastik yang dia bawah.

Dia mengeluarkan sebuah baju yang masih terbungkus rapi, menandakan kalau pakaian itu masih baru

"Ayo, cobalah," ujar ayah Devina sambil tersenyum ke arah putrinya

Devina sempat menatap ayahnya kemudian perlahan-lahan berjalan menuju ke arah kamarnya untuk mencoba baju itu.

Tidak berapa lama Devina keluar dengan menggunakan baju yang di berikan ayahnya, ia berjalan pelan kea rah ayahnya yang sedang duduk santai di sofa

Menyadari kehadiran anaknya, ayah Devina segera menoleh kearah putrinya itu kemudian tersenyum

"Coba sini biar ayah lihat," pinta ayahnya

Devina berjalan mendekat meskipun terlihat ragu-ragu

"Ayolah, cepat kemari," panggil Ayah Devina kali ini sambil tersenyum ramah

Devina kemudian mempercepat langkahnya meskipun hanya sedikit menuju ke arah ayahnya

Saat Devina sudah cukup dekat, ayah Devina langsung mengusap kepala anaknya itu, kemudian mencium pipi putrinya sambil berkata

"Kau terlihat cantik, kau memang putriku yang sempurna," ujar ayah Devina sambil tersenyum

Namun seperti saat mendengar pujian dari ibunya, wajah Devina tidak terlihat bahagia mendengar pujian dari ayahnya

***

Waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, waktu yang sering digunakan oleh banyak keluarga untuk makan malam.

Termasuk keluarga Devina yang sedang berkumpul bersama untuk makan malam

Tampak Devina, bersama ayah, dan ibunya tengah menyantap makan malam

Devina terlihat menyantap makanannya, namun anak itu terlihat seolah mengkhawatirkan sesuatu

Anak itu terlihat gelisah, sebentar-sebentar dia melirik ke arah ibunya, lalu kemudian tidak lama, melirik lagi ke arah ayahnya, begitu berulang-ulang

"Devina, bagaimana di sekolah?" tanya Ayah Devina memecah kesunyian

"Baik, tadi aku bisa jawab soal yang teman-temanku tidak bisa jawab," jelas Devina pada orang tuanya

"Wahh, pintar anak ayah," ujar ayah Devina tersenyum bangga

"Iya, tidak seperti ayahnya," sindir ibu Devina menyindir suaminya

"Ibu, kan ayah sudah bilang, masalah itu pasti bisa ayah selesaikan, jangan bahas itu sekarang, apalagi di sini ada ...," jelas ayah devina kemudian melirik ke arah anaknya itu

"Aku sudah kenyang, sekarang mau kerjakan pekerjaan rumah Devina dulu di kamar" ujar Devina sembari tersenyum

"Kamu benar-benar sudah kenyang?" tanya ibu Devina

Devina hanya mengangguk mengiyakan pertanyaan ibunya.

"Yasudah, tidurnya jangan terlalu malam," ujar Ibu Devina

"Iya, Bu," ujar Devina kemudian berjalan menuju kamarnya.

Devina masuk kedalam kamarnya kemudian menutup pintu kamarnya itu

Saat pintu kamar Devina tertutup, Devina bisa mendengar samar-samar suara pertengkaran ayah dan ibunya

Anak itu tidak kuasa menahan tangisannya saat suara kedua orang tuanya semakin meninggi seiring semakin ketatnya perdebatan keduanya

Devina hanya bisa terduduk, bersandar di pintu kamarnya, berharap semuanya cepat berlalu



Devina : question arc edisi melawan corona (100% royalti penulis didonasikan)

cara pembelian : ke tokopedia cari toko 'benitobonita' lalu cari Devina (edisi melawan corona) daan lakukan pembelian seperti biasa

atau kalian bisa ke akun instagram @w_aretheworld atau @notyoufavorite_kid, link tokopedia ada di bio masing-masing akun itu, dan lakukan pembelian

berlaku sampai 16 april

ayo segera(mumpung ada gratis ongkir

Devina 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang