Aldila berlari menuju ke wc secepatnya setelah mendengar bahwa Devina berdarah setelah dipukul oleh Elfira
Sesampainya di sana Anak-anak banyak yang menangis shock melihat kejadian ini, guru-guru kemudian dengan cepat memisahkan keduanya
Elfira tampak bingung dengan apa yang terjadi, semua guru memarahinya sampai dia menangis tersedu-sedu saat menmyampaikan permintaan maafnya
Sementara Devina sedang dibersihkan lukanya oleh seorang guru, tapi ada sesuatu yang membuat Aldila tidak nyaman, ekspresi Devina yang menggambarkan seolah-olah dia sedang tidak tertindas, seolah dia adalah pihak yang menang
***
Seminggu kemudian, Elfira akhirnya dikeluarkan dari sekolah dan harus mencari sekolah pindahan, sementara itu hubungan antara Aldila dan Devina belum membaik, keduanya belum berbicara sejak kejadian itu.
Aldila tidak menyukai sifat baru Devina yang seolah-olah menguasai sekolah ini, semua anak mendengarkannya, dia malah terlihat lebih buruk daripada Elfira sekarang
"Kamu kenapa melamun?" tanya ibu Aldila
"Ah tidak bu"
"Kalau begitu habiskan makananmu, jangan mubazzir, nanti nasinya menangis,"
Aldila hanya tersenyum kecil mendengar lelucon ibunya itu
"Oh iya, Devina bagaimana sekarang? Ibu lihat kamu tidak pernah lagi main dengan dia,"
Aldila tertunduk sejenak mendengar pertanyaan ibunya, kemudian kembali menatap ibunya.
"Aku tidak tahu bu, Devina sekarang aneh, seperti dia bukan Devina lagi, dia seperti orang lain sekarang"
"Kalau begitu kamu tanya dong, dia kenapa, sebagai seorang sahabat, kalau teman kita berubah, harusnya kamu cepat sadar mungkin sahabatmu punya masalah, bukannya malah, langsung memfonis temanmu bersalah,"
Apa yang dikatakan ibunya benar juga, membuat Aldila menyadari kesalahannya
"Iya bu, terimakaih, besok aku mau bicara dengan Devina"
"Nah, begitu dong, ini makan lagi, setelah itu minum obat,"
"Yah ibu, Aldila kan sudah kenyang, malah ditambah lagi," ujar Aldila terlihat murung
***
Devina sedang duduk di lapangan bercanda dengan teman-teman barunya saat Aldila datang bertemu dengannya.
"Aku ingin bicara," ujar Aldila
"Kalau begitu bicara,"
Aldila melirik kesekitar lalu berkata
"Hanya kita berdua, aku ingin bicara denganmu empat mata, hanya kita berdua,"
"Teman-teman, bisa permisi sebentar," ujar Devina yang diikuti oleh teman temannya yang mulai pergi
"Lalu sekarang apa?" lanjut Devina
Aldila lalu duduk di samping Devina, lalu mulai berbicara
"Maafkan aku,"
Devina terkejut mendengar kata kata Aldila, sementara Aldila tidak menyadari reaksi Devina terus melanjutkan pembicaraan
"Maafkan aku, karena tidak percaya denganmu, tapi aku merasakan ada keanehan yang membuatku merasa, seperti masalah yang terjadi akhir akhir ini sesuai yang kau mau, dan itu membuatku takut padamu, tapi aku sadar, bahwa itu pasti hanya ada di kepalaku," ujar Aldila
"Aku minta maaf" lanjut Aldila sambil mengulurkan tangannya kearah Devina
tapi Devina tidak membalas uluran tangan Aldila, dia hanya tersenyum sembari menahan tawa
"Mengerikan ya? Aku juga tidak menyangka semuanya sesuai dengan apa yang kubayangkan, semuanya begitu sempurna dan sekarang dia mendapat balasannya" jawab Devina lalu berbalik dan tersenyum menghadap ke arah Aldila
Aldila tampak terkejut dengan pernyataan Devina, matanya terbelalak mendengar itu meskipun dia tetap mencoba menyangkal
"Kau, bercanda kan?" ujar Aldila sambil berusaha tersenyum
"Tidak, aku tidak bercanda, aku sudah lelah dengannya, dia yang terus membuatku merasa kecil dan tak berdaya, aku tidak bisa menerima itu lagi, lebih baik menyingkirkan kerikil menganggu daripada menerimanya bukan?"
"Kau gila!" ujar Aldila lalu berdiri dari tempat duduknya
"Aku? Gila? Aku hanya membela diriku, dan aku juga tidak punya alasan untuk peduli padanya, aku hanyalah diriku, kau bahkan tidak peduli padaku dan meninggalkanku pada akhirnya" ujar Devina
"Aku, tidak mau lagi berteman denganmu," ujar Aldila lalu berbalik pergi
"Iya, pergilah, aku tidak membutuhkan siapa-siapa, tidak ada yang akan mengerti diriku, kau bahkan tidak ada saat itu, saat mereka memperlakukan ku seperti sampah, seperti aku sangat hina," ujar Devina
Mendengar itu, Aldila teringat disaat Devina harus pulang dan menangis untuk pertama kalinya didalam hidupnya, ia juga terbayang semua yang dia alami, kebahagiaannya bersama keluarga, kesenangannya bersama Devina, sesuatu yang menghilang dari Devina
Ia mengingat bahwa sahabatnya itu bahkan tidak mendapatkan kasih sayang orang tua, dan akhirnya harus kehilangan satu-satunya orang yang dekat dengannya, semua amarah itu berasal dari rasa cintanya yang tidak bisa dia bagi kepada siapapun
Menyadari itu, Aldila langsung berbalik dan memeluk sahabatnya itu erat-erat
"Maafkan aku," ujar Aldila berlinang air mata
Devina terlihat kaget, dia bingung dengan apa yang sedang terjadi
"Tidak apa-apa, apa pun masalahmu, aku berjanji aku tidak akan meninggalkanmu lagi, maafkan aku tidak ada untuk membelamu disaat itu, aku bersalah, aku tidak akan lagi meninggalkanmu, aku berjanji, aku akan selalu ada untuk membelamu,"
Devina merasa aneh, dia ingin memberontak dan melepaskan diri, tapi rasanya terlalu nyaman, dia ingin ini tetap berlangsung seperti ini, dia tidak ingin melepaskan pelukan ini dan semua kehangatan yang dia dapat saat ini
Entah kebetulan atau tidak, hujan mulai turun mencairkan suasana antara keduanya, membuat keadaan seolah seperti film drama.
Devina menikmati betul pelukan dari Elfira, dia juga senang hujan menyamarkan air matanya yang mulai bercucuran karena terharu, Tapi karena hujan semakin deras Devina berinisiatif untuk kembali ke ruangan sebelum hujan menjadi lebih deras lagi
"Udahan yuk, hujannya tambah deras,"
Aldila tidak mengucapkan sepatah katapun, membuat Devina bingung, sampai dia sadar Aldila sedang pingsan
Devina akhirnya tidak kuat menahan bobot dari Aldila membuat keduanya terjatuh.
Menyadari itu Devina berteriak sekencang kencangnya, yang langsung direspon oleh guru disekitar
dapatkan buku pertama Devina : question arcshopee : https://shopee.co.id/Novel-Devina-Question-Arc-Just-Novel--i.36638539.4008563082Tokopedia : just novel = https://www.tokopedia.com/benitobonita/novel-devina-question-arc-just-novelwith poster = https://www.tokopedia.com/benitobonita/novel-devina-question-arc-paket-eksklusif
KAMU SEDANG MEMBACA
Devina 2
Mystery / Thrillermelanjutkan cerita pertama, menyadari banyaknya keganjilan dalam penahanannya. Devina harus menemukan cara untuk keluar dari nusakambangan, salah satu dari tiga penjara paling aman di dunia selain itu, cerita ini akan menunjukkan sisi lain dari Devi...