Track 17

73 9 0
                                    

Di tengah hujan dan petir yang terjadi di luar, semuanya terdiam, menatap seorang gadis bersimbah darah di tanah

Baik tahanan, maupun petugas keamanan tampak tidak percaya dengan apa yang terjadi, pertikaian yang baru saja terjadi sepertinya bukan lagi sebuah masalah

Mereka berada di barisan yang sama, menatap satu korban yang tidak berdaya.

Muncul dari dalam kerumunan, sorang pria tampak emosional melihat keadaan gadis yang sedang terbaring bersimbah darah ini

Ia menatap ke arah sekeliling, memperhatikan wajah-wajah prihatin yang menatapnya dan gadis itu, dengan penuh emosi dia bherteriak sekencang-kencangnya

"SIAPA YANG MELAKUKAN INI!!!" bentak Ali kepada semua orang

Tampak seorang petugas maju dengan ekspresi prihatin

"Tidak ada dari kami yang membawa pisau" ujar petugas itu

Petugas itu lalu menatap curiga kepada para tahanan, para tahanan yang menyadari itu langsung saling menatap satu sama lain, sampai akhirnya salah satu dari mereka bersuara

"Mana mungkin kami bisa mendapatkan pisau di dalam sini, itu bukan benda yang bisa kami dapatkan," ujar salah satu tahanan

"Betull! Itu betul!" suara teriakan protes para tahanan mulai terdengar

Di tengah keributan dan saling tuduh Ali mulai berdiri memopong Devina

"Tolong, bawa dia ke ruang perawatan, segera," ujar Ali kepada salah satu petugas

Para petugas saling memperhatikan satu sama lain

"Tolong cepatlahh, selamatkan dia," ujar Ali terisak-isak

Petugas itu melihat rekan-rekannya lalu kembali menatap Ali dengan prihatin.

"Apa yang kalian tunggu, ayo bawa gadis ini!" teriak si petugas, kemudian membawa Devina segera ke ruang perawatan

***

Makassar 2011, jarum pendek pada jam dinding di sebuah rumah mengarah pada angka sebelas, sedangkan jarum panjang mengarah pada angka tiga

suara televisi terdengar dari ruang tamu, seorang wanita sedang memenceti remot tv mencari siaran yang ingin dia tonton, sembari mengisap sebatang rokok

saat sedang menghembuskan asap dari mulutnya, ia sedikit kaget mendengar suara pintu terbuka.

Ia sempat menoleh, ia melihat anak perempuannya melintas

"Aku pulang," ujar Devina

Si ibu menoleh ke arah jam dinding.

Menyadari sesuatu yang tidak beres, si ibu segera bangkit ke kamar anaknya

"Devina, kenapa kamu pulang jam segini? Kamu bolos ya?" tanya si ibu

Tidak ada jawaban dari Devina, membuat si ibu murka, ia kemudian mengetuk pintu kamar Devina lebih keras lagi

"Hey, kecil–kecil sudah belajar bolos kamu ya?"

Saat sedang mengetuk pintu, ia sedikit kaget saat Devina membuka pintu dan keluar dengan ekspresi yang biasa saja seperti tidak ada masalah sama sekali

"Ada apa bu?" tanya anak itu santai

"Sekarang kan belum waktunya pulang? Kenapa kamu tidak di sekolah? Kamu bolos kan?" bentak si ibu

"Tidak apa-apa, Devina kurang enak badan jadi disuruh pulang sama ibu guru, oh iya, ibu merokok lagi, ada masalah dengan ayah lagi?" tanya Devina

"Bukan urusan kamu, kamu masih kecil, jangan ikut campur urusan orang tua, sudah kamu masuk saja sana," ujar ibunya terlihat kesal

Devina hanya tersenyum kecil kemudian masuk kembali ke dalam kamarnya, lalu menutup pintu

Saat Devina sudah masuk ke dalam, ibu Devina juga mulai pergi.

seperti ada yang mengganjal di dalam pikirannya.

Ia kembali menoleh menatap kamar anaknya itu.

Ia merasa ada kejanggalan, tapi ia tidak bisa menebak apa itu, pada akhirnya ia memutuskan untuk tidak peduli, dan kembali menonton televsi

***

Devina menutup pintu kamarnya, tetapi ia hanya bersandar di pintu kamarnya.

Berusaha mendengarkan apakah ibunya sudah pergi atau belum

Saat ia menyadari ibunya sudah pergi tanpa amarah atau bentakan seperti biasanya, anak itu tersenyum senang.

Senyuman yang lebar, seolah sangat puas, dan lepas, tidak seperti biasanya

Ia lalu menunduk, mencoba menahan senyumannya, namun yang ada dia malah mulai cekikikan menahan tawa

"Tidak, aku tidak boleh tertawa, terlalu kencang"

Setelah berhasil menenangkan dirinya, ia menatap ke arah cermin, lalu berjalan mendekat ke arahnya

"Aku, akan tunjukkan kepadamu, aku lebih baik darimu, mulai hari ini dan seterusnya, tidak ada yang akan bisa melukaimu, aku akan menunjukkanmu kesempurnaan tanpa cela, dunia tidak akan lagi jadi tempat menakutkan untukmu ..., tunggu saja," ujar anak itu berbicara kepada cermin


terimakasih telah membaca sampai sejauh ini, semoga kalian suka, jangan lupa vote dan share cerita ini ke teman-teman kalian yang juga suka cerita seperti ini, jangan ragu untuk berikan komentar, atau kalau kalian mau ngobrol bisa langsung Dm instagram w_aretheworld

mohon maaf lahir dan batin, terimakasih untuk segala bentuk dukungannya. selamat idul fitri


dapatkan buku pertama Devina : question arc

shopee : https://shopee.co.id/Novel-Devina-Question-Arc-Just-Novel--i.36638539.4008563082

Tokopedia : just novel =

https://www.tokopedia.com/benitobonita/novel-devina-question-arc-just-novel

with poster = https://www.tokopedia.com/benitobonita/novel-devina-question-arc-paket-eksklusif

Devina 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang