Matahari bersinar terang, di pagi hari,saat murid-murid SD no 42 mulai mulai memasuki ruangan kelas, mencari tempat duduknya masing-masing
Tidak berapa lama seorang laki-laki paruh baya berpakaian dinas masuk kelas lalu duduk di tempat kosong yang di sediakan untuk pengajar
"Langsung saja, bapak akan mulai absen" ujarnya kemudian
Laki-laki itu kemudian membuka catatan daftar nama siswa-siswi kelas itu, dan mulai membaca nama mereka satu persatu
Di antara siswa-siswi yang lain tampak Aldila terlihat khawatir sambil memperhatikan bangku di sampingnya
"Aldila?" ujar pak guru
"Hadir pak!"jawabnya
"Anindita Devina ..."
Tidak ada seorangpun yang menyahut
Aldila tampak mulai memperhatikan pintu masuk, berharap kalau sahabatnya itu akan segera muncul
"Devina?"
Aldila terlihat mulai khawatir
"Yang terakhir, Devina?"
Aldila terus menatap pintu masuk seolah berharap seseorang akan datang
"Baiklah, sepertinya nak Devina tidak hadir, ok lanjut, Rheza Ridho?"
"Hadir pak"
Absensi dilanjutkan, sampai selesai, dan Devina sama sekali tidak tampak
Bahkan sampai jam terakhir anak yang dinanti oleh Aldila tidak kunjung datang
***
Anak-anak mulai meninggalkan sekolah termasuk Aldila yang masih memikirkan tentang Devina
Dilihatnya Elfira dan geng nya sedang berkumpul di dekat gerbang sekolah
Melihat mereka Aldila langsung berinisiatif untuk menemui mereka
"kalian tahu kira-kira kenapa Devina tidak masuk ?" tanya Aldila
Elfira sempat menatap kearah Aldila dengan ekspresi kebingungan, kemudian menoleh ke arah teman-temannya sebelum akhirnya tertawa
"hahahaha, darimana kau berpikir kami akan tahu kabar temanmu itu?, kau sepertinya sudah ketularan aneh," ledek Elfira
"baiklah, kalau kalian tidak tahu aku mau pergi saja" ujar Aldila kemudian pergi meninggalkan elfira dan teman-temannya
Tapi belum berapa langkah Elfira langsung memanggil Aldila kembali
"tunggu!, aku tidak mengerti kenapa kau bisa sangat peduli kepadanya, ibuku melarangku bermain dengannya, katanya dia bukan dari keluarga baik-baik, dan dia juga anak hasil hubungan di luar nikah," ujar Elfira sambil tersenyum MELEDEK
Aldila sempat berpikir sejenak, tapi dia tetap berusaha tidak mempedulikan perkataan dari elfira dan lanjut berjalan
***
Tidak seperti yang Aldila bayangkan, perkataan Elfira tampaknya cukup mengganggunya.
Dia tidak bisa tenang memikirkan sahabatnya, apalagi Devina terkenal rajin dan cerdas, terlambat, apalagi tidak datang ke sekolah bukan salah satu sifat alaminya.
Khawatir terjadi sesuatu yang buruk, Aldila berinisiatif untuk tidak langsung pulang hari itu.
Kekhawatirannya membuatnya terpikir untuk mengunjungi rumah Devina. untuk memastikan keadaan sahabatnya itu, apa jangan-jangan dia sedang sakit sampai tidak pergi sekolah
KAMU SEDANG MEMBACA
Devina 2
Mystery / Thrillermelanjutkan cerita pertama, menyadari banyaknya keganjilan dalam penahanannya. Devina harus menemukan cara untuk keluar dari nusakambangan, salah satu dari tiga penjara paling aman di dunia selain itu, cerita ini akan menunjukkan sisi lain dari Devi...