Track 21

57 7 6
                                    


Pagi hari Devina masih seperti biasanya, ayahnya makan sedikit lalu pergi, ibunya hanya marah-marah, menyuruh Devina mengerjakan pekerjaan rumah ini dan itu sejak pagi-pagi buta sementara dia hanya bersantai menikmati acara pagi di televisi

Sampai tiba waktunya Devina pergi ke sekolah, ibunya seolah tidak peduli dan membiarkan saja anaknya itu pergi

***

Pagi ini Aldila sedikit terlambat, sampai untuk pertama kalinya, Devina datang lebih pagi dari dirinya

Namun, bukan itu yang membuatnya terkejut, tetapi bagaimana beberapa anak kelas enam yang biasanya bersama Elfiira sedang mengerubuninya.

Melihat itu Aldila yang panik langsung bergegas menghampiri Devina lalu berusaha melindungi sahabatnya itu

"Kalian jangan ganggu dia," ujar Aldila sambil berdiri memasang badan melindungi Devina

"Kau kenapa?" tanya Devina pada Aldila

"Tidak apa-apa, kau aman sekarang, aku melindungimu?" ujar Aldila

"Kau bicara apa sihh?" tanya Devina sambil tersenyum geli

"Mereka bukannya mengganggumu?" tanya Aldila

"Hahaha, tidak lah" jawab Devina, " ini sudah selesai, kalian boleh pergi sekarang" ujar Devina tersenyum ramah sambil menyerahkan beberapa lembar kertas kepada anak kelas 6 yangs edari tadi menunggunya

"Terima kasih ya, sampai jumpa," ujar anak kelas 6 itu sambil tersenyum melambaikan tangan kearah Devina kemudian bergegas pergi Sementara Devina hanya membalas dengan melambaikan tangannya sambil tersenyum

"Apa itu tadi?" tanya Aldila heran

"Bukan apa-apa, aku hanya membantu mereka mengerjakan tugas tugas mereka" jawab Devina santai

"Kau tahu kann itu dilarang? kau bisa dimarahi guru," ujar Aldila

"Itu kalau mereka tahu, kau diam saja lahh, dengan begini mereka tidak akan menggangguku lagi," ujar Devina

"Kau bodoh atau bagaimana sihh, mereka itu hanya memanfaatkanmu"

"Kau yang bodoh jika tidak melihat aku memanfaatkan mereka disini, kau sepertinya tidak suka kalau aku punya teman selain dirimu?" ujar Devina mulai meninggikan suaranya

Anak-anak lain yang mendengar itu menatap mereka, seolah-olah kaget

Keduanya menyadari bahwa mereka sekarang sedang menjadi pusat perhatian seluruh kelas, tapi karena emosi yang sudah memuncak keduanya mengabaikan itu

"Aku hanya tidak menyukai sikap sahabatku yang sekarang," ujar Aldila

"Kalau tidak bisa melihatku bahagia, kita bukan lagi sahabat," ujar Devina dingin

Mendengar hal itu Aldila terlihat terkejut, sambil menunduk ia akhirnya mengambil tasnya lalu pindah ke bangku lain

Meskipun menunduk, Devina menyadari air mata Aldila yang berlinang

***

Jam makan siangt, tidak seperti biasanya Devina hanya duduk sendirian, tidak bersama dengan Aldila meskipun begitu ia tetap memperhatikan Aldila

Ia berusaha tidak terlihat seperti memperhatikan, tapi jauh di dalam lubuk hatinya, ia cukup kecewa melihat Aldila akrab dengan anak lain tanpa dirinmya,

Sementara itu disisi lain, Elfira yang sedari tadi memperhatikan DevinA, tentu saja menyadari ada hal yang tidak menyenangkan terjadi kepada dua sahabat yang selalu membuatnya jengkel itu

"Hey, kalian lihat dia? Dia sepertinya sedang sendiri bagaimana kalau kita kerjai?" ujar Elfira bersemangat

"Aku tidak mau," ujar salah satunya

"Loh, kenapa?"

"Aku juga tidak mau, dia kelihatannya sedang banyak masalah,"

"Kalian ini kenapa sihh? Oh aku tahu, apa jangan-jangan rumor yang kudengar itu benar? Kalau Devina mengerjakan tugas-tugas kalian? Apa karena itu sekarang kalian ada di pihaknya? Begitu?"

"Sudah, aku tidak mau lagi terlibat urusan ini" ujar salah satu teman Elfira

"Aku juga" ujar yang lainnya

Lalu mereka semua pergi meninggalkan elfira sendirian menatap dendam ikearah Devina

"Dia akan tapat pelajarannnya" ujar Elfira

Ia tidak menyadari, bahwa Devina sadar betul tatapan tajam Elfira kepadanya, seolah mendapatkan sebuah ide yang bagus Devina tersenyum kecil tanpa ada yang menyadari

Kecuali Aldila yang memperhatikan Devina dari bangku yang lain

"Kenapa?" tanya seorang temannya

"Eh tidak apa-apa," jawab Aldila, namun seolah tetap memperhatikan gelagat Devina

***

Waktu jam pulang Elfira berjalan sendirian, tidak sepert biasanya.

Ia berjalan pelan-pelan sambil memperhatikan Devina yang berjalan bersama anak kelas 6 yang biasa bersama dirinya, kini bersama Devina

Sampai di depan wc mereka bertiga berhenti, lalu kedua anak itu seperti berpamitan dengan Devina. sementara kedua anak kelas 6 itu berjalan pulang, Devina masuk kedalam wc

Melihat itu Elfira mengikuti Devina masuk kedalam wc

Namun ia terkejut karena ternyata Devina menunggunya didepan pintu wc

"Kau, perhatian sekali yaa, maksudku kau selalu memperhatikanku," ujar Devina sambil tersenyum kepada Devina

"Memperhatikanmu?, hahaha, kau bukan apa-apa, kenapa aku harus memperhatikanmu?"

"Kalau kau tidak memperhatikanku, kenapa kau selalu menggangguku? Kenapa hanya aku? Apa yang kau mau?"

"Apa yang aku mau? Apa yang bisa kudapat dari anak haram sepertimu? Hidupku jauh lebih sempurna daripada dirimu" bentak Elfira

"Hidupmu lebih sempurna, tapi tidak ada yang mengakuimu, guru-guru menyukaiku, seberapa banyak kau mengerjaiku aku selalu punya teman, sementara kau? Orang tuamu bahkan tidak memujimu atas semua yang kau lakukan, meskipun menyebutku anak haram, mereka tetap membandingkanku denganmu bukan begitu kan? kau hanyalah anak yang tidak terlihat, berusaha menyingkirkanku agar kau bisa dilihat, tapi lihatlah sekarang, semuanya melihatku, dan hanaya aku yang melihatmu, melihat kenyataan dirimu, melihat betapa menyedihkannya dirimu," ejek Devina

Mendengar semua kata-kata Devina, emosi Elfira memuncak, air matanya berlinang, sekarang dia menatap Devina dengan penuh amarah

Amarah yang tinggal sedikit saja drongan akan meledak, dan senyuman devina sekarang, seolah dia menang, membuat elfira akhirnya meledak, ia maju dan mendorong Devina dengan keras sampai anak itu terlempar kebelakang

Mendengar keributan anak-anak berkumpul kesumber suara, bersama beberapa guru yang mendengar juga suara benturan yang keras

Pemandangan yang mengagetkan, seorang anak peremupuan kelas 5 duduk diatas teman sekelasnya, sambil mengepalkan tinju berdarah, sementara anak lainnya seolah terbaring tidak berdaya dengan darah di mulutnya

terimakasih telah membaca sampai sejauh ini, semoga kalian suka, jangan lupa vote dan share cerita ini ke teman-teman kalian yang juga suka cerita seperti ini, jangan ragu untuk berikan komentar, atau kalau kalian mau ngobrol bisa langsung Dm instagram w_aretheworld

mohon maaf lahir dan batin, terimakasih untuk segala bentuk dukungannya. selamat idul fitri


dapatkan buku pertama Devina : question arc

shopee : https://shopee.co.id/Novel-Devina-Question-Arc-Just-Novel--i.36638539.4008563082

Tokopedia : just novel =

https://www.tokopedia.com/benitobonita/novel-devina-question-arc-just-novel

with poster = https://www.tokopedia.com/benitobonita/novel-devina-question-arc-paket-eksklusif

Devina 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang