Track 19

64 8 0
                                    

Pelajaran dimulai, anak-anak memperhatikan pelajaran, kecuali Elfira yang sedari tadi memandangi Devina dengan perasaan penuh dendam

Di sisi lain Devina yang menyadari tatapan sinis dari Elfira berusaha untuk terlihat tidak peduli

"Devina coba kerjakan tugas di papan tulis" ujar ibu guru memanggilnya

"Baik bu," ujar Devina sambil tersenyum

Aldila terlihat senang di samping Devina

Devina kemudian berdiri lalu berjalan menuju ke depan kelas untuk mengerjakan tugas

Elfira yang terlihat tidak senang, lalu mengulurkan kakinya mencoba menyandung Devina

Tapi kali ini Devina sepertinya sudah siap, bukannya tersandung Devina malah menginjak kaki Elfira sampai anak itu berteriak kesakitan

Semua orang terkejut mendengar suara dari Elfira, Devina terlihat paling cepat mendekati Elfira. Namun, karena kesal anak itu malah mendorong Devina sampai terjatuh

Melihat kejadian itu ibu guru segera mengambil tindakan tegas

"Elfira, kamu ini kasar sekali! Devina Cuma mau membantu kamu, tapi kamu kasar kepadanya, kamu berdiri di depan kelas sekarang!" bentak ibu guru

"Tapi bu!, Devina.."

"Tidak ada tapi-tapi, sekarang kamu berdiri di depan kelas!" seru ibu guru

"Baik bu," ujar Elfira tertunduk tidak bisa melawan kata-kata gurunya

Meskipun terlihat pasrah, Elfira tetap menaruh dendam pada Devina, ia menatapnya dengan tatapan penuh kebencian

Aldila yang melihat itu merasa sedikit bingung, entah mengapa kali ini dia merasa ibah dengan apa yang tertjadi dengan Elfirah, sementara ada perasaan risih saat dia melihat sahabatnya

Seketika Aldila merasa terkejut, samar-samar ia melihat senyuman tipis dari sahabatnya

Tapi saat ia melihat lagi lebih detil sahabatnya itu menoleh kearahnya

Aldila tidak ingin terlihat kalau dia merasa aneh dengan sahabatnya, dia kenal betul Devina, dan tidak ingin merusak kepercayaan mereka dengan sedikit pun rasa curiga

Pada akhirnya Devina tetap mengerjakan soal di papan tulis, sementara Elfira berdiri dengan satu kaki di sampingnya

Tidak ada yang menyadarinya, namun sembari mengerjakan soal di papan tulis, ia tersenyum seolah puas dengan apa yang sedang terjadi

***

Devina dan Aldila sedang menyantap makan siang mereka berdua di kantin, mereka berdua mengobrol tentang banyak hal, saat tiba-tiba Elfira datang menggeprak meja, sambil marah-marah

"Hey, kamu sengaja kan tadi!?" ujarnya menunjuk Devina

Devina tetap diam sambil menyantap makanannya.

"Hey! kamu jangan sok polos yaa! aku tahu kamu itu tidak sebaik kelihatannya,"

Devina hanya menoleh sedikit ke arah Elfira dengan tatapan cuek seperti merendahkan ia kemudian berdiri, lalu sedikit membungkuk seperti gesture meminta maaf orang jepang

"Maafkan aku kalau aku menyinggung perasaanmu" ujar Devina

Kemudian kembali berdiri tegak

"Dila, sebaiknya kita pergi saja dari sini," kata Devina sambil tersenyum kepada sahabatnya itu

"Oh iya, ayo," ujar Aldila sambil merapikan makanannya kemudian bergegas pergi menyusul Devina

***

Jam pulang sekolah, seperti biasa Devina dan Aldila berjalan bersama, mereka mengobrol seperti biasanya, hanya saja tema obrolan kali ini tidak seperti biasanya

"Devina, kamu tidak apa-apa kan?" tanya Aldila

"Heh? Memangnya kenapa? Aku kelihatan sakit?" tanya Devina dengan nada heran

"Eh tidak, hanya saja ...."

"Hanya saja?"

"Hanya saja kau terlihat ...,"

Belum sempat Aldila menyelesaikan ucapannya, keduanya terkejut melihat sesosok pria dewasa berdiri di gerbang seolah sedang menunggu

Pria itu adalah ayah Devina yang sedang menunggu kepulangan anaknya itu

"Eh Devina, sudah pulang?" tanya si ayah

"Iya, ada apa ayah kemari?"

"Aldila kamu pulang sama Devina?" tanya ayah Devina pada aldila

"Ah, tidak kok om, kita biasanya Cuma jalan sama-sama saja sampai pertigaan nanti pisah di situ" jawab Aldila

"Hari ini kamu tidak apa-apa pulang sendirian? Om mau ajak Devina langsung jalan-jalan, tidak apa apakan?"

"Ohh tidak apa-apa kok om, saya bisa pulang sendiri," ujar Aldila

"Kalau begitu terima kasih yaa," ujar aya Devina

"Oh iya om,"

"Devina, ayo kita langsung berangkat," ajak pak Safaruddin pada anaknya

Devina hanya menurut dengan santai berjalan kemudian memegang tsangan ayahnya

Tidak lupa ia menoleh ke arah Aldila dngan senyuman ramah

"Aku duluan yaa, kamu hat-hati di jalan," ujar Devina pada Aldila

"Hahaha, iya, aku juga sudah mau pulang

"Dadah," ujar Devina melambaikan tangannya kepada Aldila sambil berjalan mengikuti ayahnya

Aldila hanya tersenyum membalas lambaian tangan dari sahabatnya itu

*** 

terima kasih sudah membaca sejauh ini, like dan share cerita ini ke teman teman kalian yang juga suka cerita detektif, dan jangan lupa komen apa yang kalian suka dan tidak sukai dari cerita ini.kalian juga bisa jadi lebih dekat dengan saya di instagram dengan memfollow instagram w_aretheworlddapatkan buku pertama Devina : question arcshopee : https://shopee.co.id/Novel-Devina-Question-Arc-Just-Novel--i.36638539.4008563082Tokopedia : just novel = https://www.tokopedia.com/benitobonita/novel-devina-question-arc-just-novelwith poster = https://www.tokopedia.com/benitobonita/novel-devina-question-arc-paket-eksklusif

Devina 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang