Track 1

253 14 0
                                    

Makassar,2017

kota Makassar, ibu kota dari provinsi Sulawesi selatan, salah satu kota terbesar dan terpadat di indonesia

hari ini hampir seperti hari biasanya di kota Makassar, cuaca terik bukanlah hal yang baru di kota ini, apalagi bagi mereka yang tinggal di kawasan kota, di mana sering terlihat papan pengukur suhu dijital menunjukkan suhu mencapai 32 derajat

belum lagi kemacetan yang sering terjadi di beberapa jalan, kadang membuat emosi orang-orang memuncak

seperti saat ini di jalan Boulevard, jalan sekitar area mall Panakkukang, beberapa orang tampaknya mulai kesal dengan kemacetan, terutama beberapa mobil yang sepertinya sedang buru-buru ingin sampai ke tempat tujuan

kecuali Sutrisno, maklum saja. Meskipun bukan keturunan asli makassar guru kimia berusia di salah satu SMA Makassar ini memang sudah cukup lama merasakan hiruk pikuk tinggal di kota ini, terutama karena pekerjaan yang dia jalani dulu dan sekarang memang sangat menuntut kesabaran

dengan mengendarai motor buatan jepang bertuliskan legenda di bodi motornya, dengan sabar Sutrisno mengemudi ke rumahnya.

Setelah mengemudi lebih dari setengah jam, pria yang sehari-hari nya bekerja sebagai guru kimia itu, langsung meletakkan belanjaannya di dapur

Sutrisno memiliki rumah yang sederhana, tapi meskipun sederhana, rumah ini terlihat begitu luas, apalagi karena ditinggali seorang diri oleh pria berusia lima puluh tahunan ini

Dulunya rumah ini memang tidak dibuat untuk sendiri, tapi sebagai rumah berdua dengan sang istri yang meninggal kurang lebih dua tahun setelah menikah, rasa cintanya yang mendalam terhadap sang istri membuatnya enggan untuk kembali membina rumah tangga, tapi karena belum dikaruniai momongan sebelum istrinya meninggal, Sutrisno akhirnya harus tinggal sendirian di rumah ini

Seperti biasa, Sutrisno mulai menyiapkan bahan-bahan yang akan dia masak untuk makan siang, sebelum akhirnya handphonenya berdering

Sutrisno segera melihat handphonenya, untuk melihat siapa yang menghubunginya, namun tidak tertera nama kontak di sana

Sempat berpikir sejenak, Sutrisno akhirnya memberanikan diri mengangkat telepon itu

"he trait youth"

Sebuah kata yang diucapkan oleh siapapun yang menelepon sutrisno benar-benar berhasil membuat sutrisno terkejut

"halo!, halo!, siapa ini?!" balas sutrisno dengan nada penuh emosi

Namun sambungan telepon sudah terputus sejak pria misterius menyebutkan kalimat aneh tadi

Meskipun terlihat emosi, tanpa ia sadar, wajah Sutrisno mulai memucat, seolah tidak percaya dengan apa yang dia dengar, tapi sepertinya semua belum berakhir saat tiba-tiba telepon genggam pria paruh baya itu kembali berbunyi, namun bukan panggilan telepon yang ia dapatkan, melainkan sebuah pesan singkat, bertuliskan 'he trait youth' persis seperti kalimat yang diucapkan pria yang baru saja menelponnya

Kali ini reaksi sutrisno berbeda, ekspresinya terlihat datar, tubuhnya seperti mematung dalam beberapa detik, sebelum akhirnya ia mengetikkan sesuatu di handphonenya kemudian meletakkan ponselnya itu di meja,

Selanjutnya Sutrisno berjalan ke dapur lalu mengambil sebuah pisau, ia sempat mematung kembali beberapa detik, disaat itu air matanya berlinang, meskipun ekspresinya datar, tiba-tiba tanpa peringatan sutrisno menusukkan pisau itu keperutnya

Ekspresi wajahnya menunjukan bahwa dia sedang merasakan rasa sakit yang luar biasa, sampai dia berlutut memegangi perutnya. Ia sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi, namun ia menoleh kearah ruang tamu, yang tidak jauh dari dapur, ia menatap fotonya bersama istrinya saat masih muda

Devina 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang