Track 15

64 10 0
                                    

Nusakambangan 2017, para tahanan dikumpulkan, mereka melakukan beberapa kegiatan, meskipun lebih mirip latihan sandiwara

"Mereka sepertinya menyiapkan keadaan untuk kedatangan media," bisik Ali

Devina hanya terdiam mengikuti peran yang diberikan padanya

"Aaaah!" suara teriakan salah seorang narapidana mengagetkan seisi ruangan

"Lakukan yang benar!" bentak petugas sambil menahan kepala narapidana itu dengan kuat ke tanah

"Biarkan saja," ujar Ali melihat Devina yang terlihat gelisah

Devina melihat seisi ruangan, tampak beberapa tahanan terlihat ketakutan. Namun, ada satu orang yang membuat Devina tertarik.

Pria itu menatap Devina dengan penuh ketenangan, sambil sedikit menggelengkan kepalanya, menunjukkan gestur untuk tidak ikut campur.

***

"Aku ingin bertanya padamu" ujar Devina pada Ali

"Apa?"

"Tahanan yang berbadan besar, berambut gonrong, punya brewok, Itu siapa?"

"Dia Rendra, sudah lama dia di sini, beberapa tahanan sangat menghormatinya, kurasa karena sikapnya yang tenang dan punya jiwa kepemimpinan, kenapa memangnya?"

"Tidak apa-apa, aku hanya tertarik," balas Devina sambil tersenyum

***

Di dalam sel yang di buat untuk satu orang, Devina terlihat serius merenungkan sesuatu sambil berbaring di ranjang beralaskan papan tanpa kasur yang memang di buat untuk membuat tidak nyaman tahanan

Tiba-tiba suara dentingan tongkat petugas yang diketukkan ke selnya mengagetkan gadis itu

Ia melihat keluar, terlihat dua orang petugas berdiri di depan selnya

"Cepat berdiri lalu menghadap ke dinding!" seru salah seorang petugas

Devina perlahan beranjak dari tempat tidurnya kemudian berjalan menuju ke tembok sementara salah satu petugas membuka kunci sel Devina

"Kepalanya lebih dekat lagi ke dinding, tangannya ke belakang," ujar petugas itu lagi

Tanpa protes, Devina menuruti perkataan petugas.

Melihat sikap korporatif Devina tanpa khawatir kedua petugas itu mendekat menghampiri Devina

Salah seorang memegangi lengan gadis itu, seorang lagi memasang borgol di tangannya

"Ok, kamu ikut kita, ada seseorang yang mengunjungimu," ujar salah satu petugas

Devina tampak menurut saja mengikuti dua orang petugas yang mengawalnya menuju ke tempat untuk bisa bertemu dengan penjenguk

"Lewat sini,"ujar salah seorang petugas yang mengantar Devina di saat seorang lainnya membukakan pintu

Devina melirik sebentar kedua petugas itu lalu berjalan perlahan memasuki ruangan, tampak didalam ruangan itu ada tempat duduk yang dibatasi oleh sekat-sekat

"Kau duduk di kursi nomer empat" ujar petugas sambil menunjuk kursi yang dimaksud

Devina segera berjalan menuju kesana kemudian duduk, tidak lama kemudian petugas datang mengantar Andi yang duduk di hadapannya

Mereka duduk berhadapan hanya di batasi kaca kedap suara, satu-satunya cara mereka berkomunikasi adalah melalui alat menyerupai gagang telepon yang disediakan

"Waktumu lima belas menit, jangan macam-macam, ruangan ini di lengkapi cctv," ujar si petugas kemudian meninggalkan ruangan

Andi sempat menatap Devina sebentar kemudian segera mengambil gagang telepon yang disediakan untuk berbicara

Devina 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang