Perempuan Ceroboh

20 5 0
                                    

Penampilan Rafa begitu menawan dengan setelan kemeja batik yang elegan. Ia mematut diri di depan cermin sambil mengecek bagian tubuh lain agar penampilannya terlihat sempurna.

Dengan lincah tangannya yang memegang sisir, merapikan rambut yang sudah diberi gel agar tertata dengan rapi. Sempurna.

Rafa melangkah ke arah nakas, mengambil jam tangan dan mengenakannya ditangan kiri, kemudian meraih ponsel dan memasukkannya ke dalam saku.

Selesai dengan penampilannya, Rafa berjalan menuju pintu, keluar menyusuri tangga.

"Bunda, udah siap belum?" teriak Rafa begitu sampai di tangga terakhir. Menunggu Bunda yang tengah bersiap diri di kamarnya.

"Belum. Dikit lagi," ucap Bunda dari dalam kamar.

Hmmm... Terdengar helaan nafas dari Rafa yang mulai paham apa yang Bundanya lakukan. Pasti dandan dulu, ucap Rafa dalam hati.

Mandi 15 menit
Milih baju 15 menit
Pake bedak 10 menit
Pake alis 20 menit
Nyocokin lipstik 15 menit

Wajar Rafa menganggap wanita itu makhluk ribet. Untuk mempercantik diri saja butuh waktu yang cukup lama. Belum lagi dengan segala pola tingkah yang harus dimengerti. Sepertinya Rafa benar-benar harus belajar untuk cocok dengan hal itu.

"Bunda, aku tunggu di mobil, ya." bergegas Rafa keluar menuju mobil yang telah dikeluarkannya dari bagasi dan terparkir diluar pagar rumahnya.

Tak lama, Bunda datang menghampiri. Sekilas Rafa melirik penampilan sang bunda yang tengah menghampirinya. Ke pesta aja butuh waktu seharian, luar biasanya wanita, batin Rafa sambil menggelengkan kepalanya.

"Udah, yuk, langsung jalan. Takut nanti di gedungnya udah bubar" terang bunda setelah membuka pintu mobil dan duduk di dalam sebelah Rafa yang menjadi pengemudinya.

Rafa mendengus geli memperhatikan Bundanya. Setidaknya, ia memberikan kebebasan untuk Bunda merawat diri dengan baik dan menjaga penampilan sang Bunda ketika berhadapan dengan orang banyak di tiap acara penting.

Mobil pun berjalan keluar komplek perumahan, menembus jalan raya yang mulai ramai dengan hiruk pikuk orang berkendara yang berlalu lalang. Menerjang kemacetan demi sampai ketujuan, hanya untuk tiba dirumah dan berkumpul dengan keluarga hingga melepas lelah di akhir kegiatan.

Setelah menempuh waktu kurang lebih sejam, mobil Rafa tiba di sebuah hotel tempat Lucky menyelenggarakan pestanya. Ia pun memarkirkan mobilnya, dan turun dari mobil bersamaan dengan bunda.

Memasuki ruangan acara, Rafa tak banyak mengulur waktu, ia memilih bersalaman terlebih dahulu dengan sang pengantin, baru bersantai menikmati jamuan.

"Ayo bunda kita kesana dulu," tunjuk Rafa ke arah pelaminan.

Bunda pun mengikuti kemana langkah kaki Rafa berjalan, sesekali ia menyapa beberapa tamu yang ia kenal dan kembali fokus jalan menuju mempelai.

"masya Allah nak, bunda ikut senang. Akhirnya kamu nikah. Doain Rafa segera nyusul ya" ucap bunda ketika tiba dihadapan Lucky dengan bersalaman dan mengusap kepalanya.

"selalu itu, bun. Yang penting dia jangan galak sama cewek" gada Lucky tersenyum jahil.

"ehem ehem... "teguran dingin Rafa mengalihkan perhatian bunda yang beralih kepadanya.

"kamu nih ya, orang tua ngingetin yang baik-baik tapi dicuekin" temukan keras dari tangan bunda berhasil mengagetkan Rafa.

"jangan kelamaan disini bunda. Dibelakang kita udah banyak yang antri mau salaman sama penganten" terang Rafa.

Jangan Takut Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang