Cla telah siap untuk acara malam ini, prom gabungan bersama SMA Terenia. Cla terlihat sangat cantik dengan balutan dress putih, rambut curlynya digerai dengan mahkota kecil di atas kepala yang menandakan bahwa dia lah sang putri untuk hari ini, esok dan seterusnya bagi Bunga Bangsa. Kecantikan dan keanggunannya patut untuk dibanggakan oleh Bunga Bangsa.
Make up yang begitu tipis dan natural menambah kesan cantik dari gadis itu. Jika saja bibirnya tersenyum, kecantikannya akan bertambah. Namun, Cla tetaplah Cla yang judes itulah karakternya.
"Cla, ada Kenzo di depan!" teriak Mamah dari depan kamar gadis itu.
"Suruh pulang aja, Mah. Cla berangkat sendiri."
Papah mengetuk pintu seraya angkat bicara kepada putrinya. "Kasian dia udah nunggu dari tadi, Cla."
"Cla berangkat sendiri, Pah."
Papah membuka pintu, kaget melihat Cla yang kini sedang duduk dan terlihat murung di atas tempat tidurnya.
"Sekali aja, Cla. Demi Tuhan sekali aja Cla bareng sama Kenzo. Kalau nanti Cla gak mau pulang sama Kenzo gak apa, nanti Papah jemput. Sekarang sama Kenzo ya?" bujuk rayu papah dengan membelai rambut panjang Cla.
"Tapi, Pah ...."
"Cla, Papah seorang ayah. Kenzo datang untuk menawarkan dirinya sebagai sosok lelaki yang akan membahagiakan puteri Papah. Puteri Papah satu-satunya. Bukankah kita harus mencari pasangan yang seimbang dengan kita? Apakah Papah salah jika menerima Kenzo? Bukankah dia seimbang? Papah tahu mana yang terbaik untuk Cla."
"Pah ...."
"Cla, Papah seorang pendeta. Papah tahu mana yang baik agamanya yang pantas untuk Cla." Papah Cla begitu lembut menasihati puteri semata wayangnya.
"Udahlah, Pah. Kalau Cla gak mau gak apa, Cla gak mau sama yang satu agama? Cla gak mau sama yang seimbang?"
"Cla mau, Mah, Pah. Cla mau sama yang satu agama, Cla mau sama yang seimbang. Cla mau kok berangkat sama Kenzo." Gadis itu kini mengalah demi orang tuanya.
"Sekarang temui Kenzo ya. Kasian dia udah nunggu dari tadi," ucap Papah hangat dengan penuh kemenangan.
Cla melangkah dengan gelisah, menuruni satu demi satu anak tangga yang melingkar untuk menuju lantai bawah.
Ternyata benar, Kenzo telah menunggunya di ruang keluarga.
Kenzo berdiri seolah menyambut Cla yang baru saja turun. "Ayo berangkat, Cla."
Dengan raut murung Cla pamit kepada orang tuanya. "Cla pergi dulu, Mah, Pah."
"Hati-hati ya, Ken. Selesai acara langsung pulang. Jangan pacaran terus," ujar Papa Cla yang masih bisa bercanda.
Deru mobil brio menggema memasuki area parkir The Ritz-Carlton Hotel. Siswa siswi Bunga Bangsa dan Terenia dibuat kaget akan Cla dan Kenzo yang berangkat bersama. Mereka beropini bahwa Cla dan Kenzo jadian atau mungkin sedang dekat karena keduanya sama-sama mengurus prom malam ini.
"Bukannya Kenzo masih sama Aneta ya?"
"Kan Aneta gak pernah ada waktu, dia pasti sibuk OSN, Kenzo pasti mikir-mikirlah mau jadi pasangannya siapa."
"Cogannya Terenia sama cecannya Bunga Bangsa cocoklah."
Ya, seperti itulah opini-opini dari Terenia sedangkan Bunga Bangsa beropini lain.
"Cla nikung gue anjir."
"Potek hati gue, Cla."
Dan seperti itulah opini Bunga Bangsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
Teen FictionBukan hanya menceritakan tentang kakak kelas cool namun menceritakan tentang bagaimana rumitnya hubungan beda agama. Bagaimana rumitnya perasaan tak direstui orang tua. Bagaimana cara bersama dan saling mengerti. Saling mengerti tanpa harus menyakit...