Arta mencari Cla dari ujung Jakarta. Ia mencari Cla dengan teliti, namun hasilnya nihil. Cla tidak ada di ibu kota.
"Gimana udah ada kabar apa?" tanya Arta kepada Angkasa. Angkasa hanya menggeleng sebagai jawaban.
"Kita harus cari data tentang Cla di bandara kalau enggak stasiun," usul Ara.
Arta mengangguk setuju. "Kuy."
"Pihak bandara dan stasiun tidak bisa memberikan informasi," ujar Gibran yang tiba-tiba menghampiri mereka.
"Ponsel Cla juga tidak aktif." Martha melemah saat mendapati jawaban Mba Operator pada nomor Cla.
Nathan menepuk pundak putrinya, Martha. "Cla pasti ditemukan. Kamu tenang saja. Ayah sudah sewa orang buat cari Cla."
***
"Kami tidak menemukan keberadaan Nona Cla, Tuan." Nathan yang mendapat kabar seperti itu langsung melemas.
"Cari lagi sampai dapat!" perintah Nathan. Semua orang suruhan Nathan pun langsung kembali mencari Cla.
***
Arta, Ara, dan Angkasa sedang berjalan menuju kantin sekolah. Mereka merasa tak lengkap karena tidak ada Cla.
"Gue masih ga nyangka kalau Cla ninggalin gue," lirih Arta dengan raut wajah lesu.
Ara yang di sebelahnya pun langsung menepuk pundak Arta, memberikan ketenangan. "Sabar, Kak. Cla pasti balik sama lo, kok. Gue tau itu."
"Thanks, Net. Kerja lo emang bagus. Gue ga nyangka kalau dia bakal serapuh itu sampai langsung ninggalin Arta."
"Oke, gue juga ga nyangka kalau dia rapuh banget. Sekarang dendam gue udah terbalaskan. Semua yang dia rebut udah gue rebut balik."
"Emang Cla itu manusia lemah. Baru beberapa hari aja udah ga kuat, gue yang bertahun-tahun ngejalanin hidup kaya gini aja kuat."
PLAK!!!
"MAKSUD LO APA?" Ara menampar Myla. Saat Ara, Arta, dan Angkasa berjalan menuju kantin mereka mendengar suara dari belakang gedung. Ternyata suara itu adalah suara Myla dan Aneta.
"Lo yang udah buat Cla pergi?" tanya Arta dengan tatapan dingin.
"JAWAB LO! JANGAN DIEM AJA ANJING!" teriak Ara kepada Myla dan Aneta.
Myla mendekati Arta, ia menatap intens mata pria itu. "Iya, kenapa? Salah gue lakuin itu?"
"LO MASIH NANYA KALAU LO SALAH APA ENGGAK? JELAS SALAH ANJIR!" Muka Ara memerah menahan amarah. Ia tak habis pikir bahwa sahabatnya dibenci seperti ini oleh dua orang biadab.
Ara menunjuk Aneta. "Lo juga sama sama iblis! Ga ada hati!"
Aneta tersenyum picik. "Cla juga ga ada hati. Dia rebut semua milik gue. Dia buat gue hancur."
"Itu semua bukan keinginan Cla. Dia yang disukai cowok lo! Dia bukan penggoda yang godain cowok lo!"
"Tapi tetep sama aja, munafik."
"Ra udah," lerai Angkasa.
Arta menatap Myla tajam. "Masalah lo sama Cla apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
Teen FictionBukan hanya menceritakan tentang kakak kelas cool namun menceritakan tentang bagaimana rumitnya hubungan beda agama. Bagaimana rumitnya perasaan tak direstui orang tua. Bagaimana cara bersama dan saling mengerti. Saling mengerti tanpa harus menyakit...