8. Artanabil Haedar Raqila

487 53 19
                                    

Artanabil Haedar Raqila, nama panjang dari sang Ketua Basket SMA Bunga Bangsa. Anak kelas XI MIPA 1 yang membuat semua wanita Bunga Bangsa tergila-gila. Salah satu murid kesayangan para guru, karena selalu mendapatkan juara saat lomba basket.

"Arta nanti akan ada murid baru pindahan dari Terenia. Dia ketua basket di sana, dan dia memilih ekskul basket. Bapak harap kamu bisa berteman baik dengan dia," ucap Pak Langit—guru pembimbing ekskul basket.

"Iya, Pak," balas Arta.

Arta keluar dari Ruang Meeting Basket. Ya, itu adalah ruangan yang dibuat khusus untuk merancang strategi saat ekskul basket. RMB, sebutan itulah yang lebih dikenal oleh siswa siswi Bunga Bangsa.

Saat di koridor mata Arta bertemu dengan mata Princess Bunga Bangsa, siapa lagi kalau bukan Cla. Gadis yang selama ini membuat penuh pikiran Arta. Namun Cla tak sendiri, ia bersama pria yang tak Arta kenal. Seragam almamater pria tersebut pun berbeda dengan seragam almamater Bunga Bangsa. Ah iya, itu seragam almamater Terenia. Atau jangan-jangan pria itu yang dikabarkan murid baru?

"Eh itu cogannya Terenia?"

"Itu murid baru yang pindahan Terenia?"

"Anjay langsung digebet Cla."

"Itu bukannya Ketua Basket Terenia?"

"Itu pasangan Cla pas prom kan?"

"Katanya sih dia calonin diri jadi Ketua Basket Bunga Bangsa, terus nanti mau duel sama Arta."

"Katanya sih dia jago banget main basket."

"Dia pacarnya Cla bukan sih? Kayanya deket banget deh"

"Tadi Cla turun dari motor cowok itu."

"Kayanya mereka pacaran deh."

Arta mendengar semua celoteh murid-murid Bunga Bangsa. Heboh, satu kata yang menggambarkan pemandangan Cla tersenyum pada murid baru itu. Ada rasa sakit yang menjalar pada dada Arta. Ya, rasa sakit saat Arta melihat Cla tersenyum pada pria lain.

"Cla!" panggil Kenzo pada Cla sebelum memasuki ruang guru.

"Iya, Ken?"

"Aku masuk ya, nanti pas istirahat samperin aku. Jangan genit-genit sama cowok lain. Eh aku lupa, kamu kan es ya?" ledek Kenzo.

Cla memutar bola matanya, sebal. "Apa sih, Ken? Aku juga di kelas cuma belajar, gak ngapa-ngapain."

Kenzo terkekeh melihat Cla memutar bola matanya sebal. "Ya udah jangan lupa nanti samperin aku ya. Aku belum tau daerah-daerah sekolah sini."

Cla membalikan badan seraya berteriak. "Oke."

Kenzo memasuki ruang guru dengan tenang, sembari mencari Pak Langit.

Kenzo membungkukan kepala saat melihat meja Pak Langit. "Permisi, selamat pagi, Pak."

"Oh kamu Kenzo Alex murid pindahan dari Terenia?" balas Pak Langit antusias.

Kenzo tersenyum tipis menanggapi keantusiasan Pak Langit. "Iya, Pak."

"Kamu masuk ke kelas sepuluh MIPA enam, kebetulan saya wali kelasnya. Ini peraturan yang harus kamu taati selama di sini. Oh iya, kamu memilih ekskul basket bukan? Saya juga guru pembimbing ekskul tersebut, saya dengar kamu ketua basket di Terenia bukan? Oleh karena itu saya akan adakan duel antara kamu dan ketua basket yang saya pilih," ujar Pak Langit sembari memberikan 'Buku Aturan Bunga Bangsa' yang bersampul biru itu.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang