"Nyonya, saya menemukan ini di kamar Nona Cla."
"Mukena?" Martha, Gibran, Anita, dan Nathan terkejut melihat mukena yang Bik Jum temukan.
"Apa yang Cla lakukan dengan mukena?" tanya Anita heran.
"Pasti ini ulah Arta!" tuduh Gibran.
"Jangan asal menuduh, Gibran!" Anita memberikan peringatan.
"Benar, Gibran. Jangan asal menuduh," ucap Nathan.
"Saya menemukan ini juga, Nyonya." Bik Jum menemukan buku panduan sholat.
"Buku panduan sholat dan mukena? Apakah dia akan melakukan sholat?" tanya Martha penasaran.
"Periksa CCTV kamar Cla sekarang!" perintah Nathan.
Mang Febri—petugas CCTV menjawab, "CCTV kamar Nona Cla mati, Tuan."
"Kita tanya ke Cla nanti."
***
Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Cla, Ara, Arta, dan Angkasa sedang berada di kantin untuk makan siang.
"Gue tadi sholat subuh, tapi belum hafal semua bacaan." Cla membahas perihal sholatnya tadi pagi.
"Gapapa, nanti lama lama juga hafal, sambil belajar," sahut Arta dibalas anggukan oleh Ara dan Angkasa.
"Untung aja CCTV kamar gue mati, makanya gue bisa sholat." Cla bersyukur karena CCTV di kamarnya mati, sehingga keluarga Cla tak mengetahui kalau dirinya sholat.
"Syukur deh, kalau lo ketahuan, bisa dimampusin si Arta sama keluarga lo," jawab Angkasa.
"Waktu gue ga pakai kalung juga ditanyain, gue jawab pengin ganti bandul, gitu."
"Sekarang lo sama Cla udah ga ada masalah, Ta. Kapan lo tembak Cla?" Arta tersedak dengan pertanyaan Angkasa.
"Gue mau serius sama Cla. Gue mau dapetin izin dulu dari kedua keluarga, baru gue tembak. Kalau kaya gini gue berasa bawa anak gadis lari anjir," jawab Arta masuk akal.
"Bener, Ta! Gue sama Ara dapet izin dari kedua keluarga udah posisi nyaman banget. Tentram uy!" Angkasa setuju pada ucapan Arta.
"Izinin gue berjuang buat Cla," pinta Arta dengan yakin.
***
"Cla!" teriak seseorang dari belakang tubuh Cla.
Cla membalikkan badannya. "Kenzo?" tanya Cla tak percaya.
"Aku mau ajak kamu makan malam, boleh?" Kenzo mengatakan maksudnya.
Cla berpikir sejenak. Ia tak boleh egois, hubungannya dengan Kenzo harus baik-baik saja—berteman.
"Mmm ...." Cla berdeham, bingung.
"Gimana? Mau ga?" ulang Kenzo.
Cla tersenyum menatap manik Kenzo. "Nanti aku kabarin lagi ya, Ken." Ia langsung melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Cinta
Teen FictionBukan hanya menceritakan tentang kakak kelas cool namun menceritakan tentang bagaimana rumitnya hubungan beda agama. Bagaimana rumitnya perasaan tak direstui orang tua. Bagaimana cara bersama dan saling mengerti. Saling mengerti tanpa harus menyakit...