1. Prolog

4K 195 238
                                    

Masalahnya tidak sesimple itu, tidak semudah itu, pergi akan sakit, bertahan juga akan menguraikan air mata, memang aku tak bisa apa-apa sekalipun melihatmu sulit karenaku. Kamu tak membiarkanku ikut campur dalam masalah ini. Kamu sendiri yang ingin menyelesaikan tanpaku. Jika bahagiamu tanpaku. Lepaskan aku:)
~Elizabeth Adelia Clarance

Tau menghargai bukan? Satu kata penuh elegi. Indah jika didapatkan, tetapi buruk jika terabaikan. Dan kau, tersangkanya. Hatimu sehitam arang, ingin dihargai tapi menjadi batu ketika menghargai, keras sekali bukan? Bodohnya jiwa yang rapuh ini ingin tetap memuji sosokmu. Apa boleh buat? Rasa akan menang jika diselisihkan dengan logika. Berpikir untuk lepas saja hati menolak berontak, apalagi sudahi. Ya begitulah jika ekspetasi ditinggikan. Kecewa, sering menjadi teman:)
~Artanabil Haedar Raqila

   ♡♡♡

CITTT!!!

Terdengar suara mobil memasuki halaman SMA Bunga Bangsa, sontak beberapa siswa menatap ke sumber suara tersebut.

"Dia Clarance, Bro! The Real Princess of Bunga Bangsa," ucap Angkasa, ketua OSIS SMA Bunga Bangsa.

Jika kalian menyangka pemeran utama dalam cerita ini Angkasa, jawabannya bukan. Arta, iya. Sosok cowok yang kini tengah menatap seseorang yang menjadi topik pembicaraannya dengan Angkasa.

Elizabeth Adelia Clarance, gadis yang memakai seragam almamater sama dengannya, SMA Bunga Bangsa. Gadis yang berhasil membuat Arta terpaku hingga tak dapat melepaskan pandangannya.

Kini Clarance melangkah pergi menuju kelasnya tak lupa diiringi banyak tatapan dan sapaan yang selalu ia terima. Tetapi, hanya sifat cuek yang ia keluarkan. Hanya anggukan yang ia suguhkan untuk membalas semua sapaan dan senyuman itu. Sudahlah, ia berpikir mengangguk sudah cukup membuat fansnya terpesona akan dirinya, tidak perlu membuang energi dengan menyuguhkan sunggingan senyum untuk membalas sapaan mereka semua.

"Claaa!" teriak seseorang dari belakang sambil menepuk bahu Clarance.

"Eh lo Ra, gue pikir siapa," jawab Clarance menepis tangan sosok yang ia panggil 'Ra' dari bahunya.

Aralia Jingga Permata, sosok sahabat Clarance. Gadis periang yang sangat cerewet berbanding terbalik dengan Clarance yang sangat judes. Aralia cantik, sangat cantik. Surai coklat dengan manik biru serta bibir ranum pink menandakan bahwa ia bukan asli keturunan Indonesia, ada darah barat yang mengalir di tubuh gadis tersebut. Namun, kecantikan Ara masih di bawah sosok pemeran utama Clarance.

Cla sebutan gadis surai pirang dengan manik biru serta pipi tirus membuat dirinya didambakan oleh para kaum adam. Tak hanya itu, Cla adalah definisi cantik di sekolah swasta termegah di Jakarta. Sosok Princess Bunga Bangsa.

"Oh iya, lo udah tanda tangan kontrak prom gabungan belum, Cla?" tanya Ara dengan nada mengingatkan.

"Prom gabungan sama Terenia?" tanya balik Cla.

"Iya lah, sebentar lagi kan ada prom gabungan, udah lama juga kan Terenia kirim proposal ajakan prom ke lo."

"Iya udah diurus kok."

Tak terasa kedua sahabat tersebut sampai di kelas X MIPA 2, kelas terfavorite bagi semua kaum adam karena bisa sekelas dengan Princess Bunga Bangsa.

Cla dan Ara menuju loker masing-masing, untuk meletakan tas sekaligus mengambil Buku Biologi, dikarenakan jam pertama pembelajaran hari ini adalah pelajaran biologi. Jam pembelajaran yang membosankan, bukan karena mata pelajarannya. Melainkan karena seorang guru killer yang mengisi mata pelajaran tersebut. Para murid memberi julukan 'Nenek lampir', siapa lagi kalau bukan Bu Meta.

Saat membuka loker, Cla tak heran ketika lokernya dipenuhi berbagai macam coklat, bunga, makanan serta kertas yang berisi puisi. Kemarin ia baru saja membagikan makanan ke seluruh penghuni kelas, tetapi hari ini lokernya sudah penuh kembali. Tak lupa kertas-kertas yang berisi puisi itu ia buang begitu saja.

"Woy, kalian yang mau coklat atau makanan ambil aja nih, gratis. Ambil yang banyak sekalian, abisin aja juga gapapa!" teriak Cla kepada penghuni kelas sembari menunjukkan semua makanan dan coklat yang terbungkus rapi dalam kantong plastik.

Dan ya, banyak yang mengambil kesempatan tersebut. Kapan lagi mendapatkan makanan gratis dari Sang Princess?

Tiba-tiba muncul Bu Meta, guru biologi ter-killer. 'Nenek lampir' SMA Bunga Bangsa.

"Selamat pagi anak-anak, hari ini kita ulangan biologi materi tumbuhan atau plantae, semua buku dikumpulkan ke depan sekarang! Cepat!" seru Bu Meta membuat seluruh murid tercengang. Bagaimana bisa guru ini membuat aturan sendiri?

"Belum belajar bu," ujar Ara seperti menantang malaikat maut. Bagaimana bisa Ara mengatakan 'belum belajar' dengan polosnya? Seolah guru yang kini berada dihadapannya adalah guru santai. Padahal, yang berdiri di depan kelas kini adalah nenek lampir dan hal yang paling ia benci adalah kalimat 'belum belajar'.

"Tugas siswa itu belajar bukan bermain apalagi pacaran! Jadi alasan belum belajar itu terlalu klise anak-anak!" gertak Bu Meta dengan nada tinggi. Membuat sebagian siswa merinding ketakutan.

"Tapi, Bu. Kami juga manusia. Butuh refreshing," celetuk salah satu murid X MIPA 2 membuat Bu Meta semakin jengkel.

Banyak siswa yang tidak suka pelajaran Biologi, karena terlalu banyak istilah latin di dalamnya. Jangankan dihafal, membacanya saja mereka pusing. Dan jangan lupakan 'nenek lampir' yang sangat menyebalkan mengajar pelajaran tersebut.

"Sudah ibu katakan kontrak pembelajaran kita pada awal semester bukan? Kalian sudah melanggarnya! Maka saat ini ibu tidak akan mengajar kalian lagi sebelum kalian meminta surat langgaran kepada kepala sekolah beserta tanda tangan kepala sekolah!" Benar-benar tidak ditoleransi, kini beliau kelewat marah. Nada bicaranya sudah meninggi dan beliau kini meninggalkan kelas X MIPA 2 dengan ekspresi dan raut muka merah padam karena menahan amarah.

"Yess!!" seruan dari siswa-siswi X MIPA 2 kegirangan karena bisa jamkos selama 3 jam.

***

Hai semuanya! Selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam untuk kalian semua yang baca cerita ini! Kembali lagi dengan cerita Luthfi! Gimana nih ceritanya? Luthfi publish sehari dua kali ya, jamnya ga teratur hehe, biar cepet selesai.
Maaf jika ada kesamaan nama tokoh, nama sekolah, atau lainnya. Luthfi dapet ide murni dari pemikiran Luthfi sendiri.

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang