30. Dendam Apa?

290 23 0
                                    

Cla, Ara, Arta, dan Angkasa seperti biasa sedang makan berempat di kantin. Mereka membicarakan banyak hal.

"Kalau menurut pandangan bokap sama gue nih, Ta. Nyokap lo ga bakal bangkrut semudah itu. Ga ada angin ga ada hujan tiba tiba rugi, keuangannya juga ga ada yang aneh. Pasti ada yang dendam sama keluarga lo," ucap Angkasa menyuarakan persepsinya.

Ara mengangguk setuju. "Bener, Kak. Semuanya baik baik aja terus tiba-tiba rugi itu ga masuk akal, kecuali emang ada hal aneh, ada koruptor misalnya."

Arta mengernyitkan dahinya. "Siapa yang dendam sama nyokap gue? Nyokap gue baik sama semua orang."

"Mungkin aja orang itu iri sama Tante Raylia," ucap Cla.

Semua mengangguk setuju. "Bener!" seru mereka kompak.

"Jahat banget orangnya sampai bikin keluarga gue hancur," desis Arta.

Cla menenangkan Arta. "Semua orang baik pasti akan menang. Nikmati aja dulu, pasti nanti ada karmanya."

***

Raylia bekerja di Arkana group. Perusahaan milik orang tua Angkasa. Raylia senang ia bisa kembali merintis semuanya. Ia akan bangkit.

"Saya ikut sedih mendengar semua yang terjadi pada perusahaan Anda, Nyonya Raylia." Papah Angkasa memang sedang berbincang dengan Raylia.

"Semuanya sudah takdir," ucap Raylia ikhlas.

"Saya akan membantu mencari tahu siapa dalang di balik semua ini."

"Terima kasih Tuan Antariksa Arkana." Raylia berterima kasih kepada Antariksa Arkana—Papah Angkasa.

"Sama-sama Nyonya Raylia Safira."

***

"Bagaimana kabar dia?"

"Dia sudah mendapatkan pekerjaan, Nyonya."

"Arghh! Bukankah sudah saya perintahkan kalian untuk berbicara kepada seluruh perusahaan supaya menolak Raylia?"

"Dia bekerja di Arkana group, Nyonya. Arkana group adalah perusahaan milik orang tua Angkasa. Angkasa adalah sahabat putranya."

"Kita tidak bisa mengalahkan Arkana group, tapi kita bisa menghilangkan respect keluarga Arkana kepada Raylia. Buat hal seolah-olah Raylia korupsi dan buat keluarga Arkana membenci Raylia!"

"Baik, Nyonya."

"Kita lihat Raylia. Pembalasanku akan lebih kejam!"

***

Lomba dance sudah selesai. Kini semua murid yang menjabat menjadi ketua sedang berkumpul di ruang rapat. Mereka sedang membicarakan lomba besok.

Angkasa menyenggol lengan Arta karena sedari tadi Arta terus melamun.

"Ta," bisik Angkasa.

"Angkasa! Arta! Kalian mendengarkan tidak?" tanya kepala sekolah saat melihat Arta dan Angkasa tidak mendengarkan ucapan Cla.

"Cla, kamu harus menegur siapapun! Berbuat adil walaupun Arta dan Angkasa adalah temanmu!" tegur kepala sekolah pada Cla.

Cla mengangguk. "Iya, Pak."

Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang