"Oryyyyyy......liat PR matematika punya lu dong, gue belum nih"
Pagi Oryza hari ini diawali dengan suara rengek memilukan yang berasal dari Tiar, teman sebangku sekaligus sahabat Oryza di kelas.
"Berani bayar gue pake apa nih,Ti?" Jawab Oryza merespon rengekan temannya itu sembari menaikkan sebelah alisnya.
Bagi Oryza tidak ada yang gratis di dunia ini, apalagi jika berhubungan dengan PR matematika yang susahnya luar binasa seperti saat ini. Tiar boleh saja menjadi sahabatnya, tapi untuk urusan mencontek, ada imbalan yang harus ia terima, imbalan yang... sama berharganya dengan jawaban dari 5 soal matematika yang dimana tiap soal memiliki anak, menantu, cucu, cicit.. tipekal soal yang beranak pinak pokoknya.
"Umm . . Gimana kalo gue bayar pake mi ayam plus bakso?" Tanya Tiar dengan wajah putus asa. Bagi Tiar saat ini, sosok Oryza lah yang mampu menjadi pahlawan penyelamat utamanya, bahkan mengalahkan posisi Cut Nyak Din dan R.A Kartini yang saat ini berada diperingkat ke-2 dan ke-3.
Memang, Ga ada akhlak si Tiar ini.
Oryza menggeleng-gelengkan kepalanya dengan dramatis, persis seperti boneka kecil yang kepalanya bisa bergoyang-goyang dan sering dijadikan pajangan dashboard mobil.
"Bisa-bisanya kerja keras gue siang malam mengerjakan PR yang susah luar biasa ini hanya dibayar dengan semangkuk mi ayam plus bakso, gue merasa terhina.." ucap Oryza dengan ekspresi pura-pura sedih yang mengundang minat masyarakat untuk menampol wajahnya.
"Yaudah, gue tambahin es jeruk deh." Sahut Tiar lagi sembari memutar kedua bola matanya dengan sebal.
"Deal! silahkan disalin, Your Majesty." Kata Oryza dengan kecepatan cahaya sembari menyodorkan buku tulisnya kearah Tiar.
Iya, Oryza memang semurahan itu kok.
Hati Oryza pun senang karena bisa menghemat uang jajan hari ini.
*
Di kantin, Oryza menyeruput es jeruk dengan hikmat setelah sebelumnya menikmati semangkuk mi ayam plus bakso berkat hubungan Simbiosis Mutualisme yang ia jalin bersama dengan Tiar , sosok makhluk kasat mata yang saat ini tengah duduk persis disebelahnya.
Oryza sering makan di kantin ditemani Tiar, namun tak jarang pula Oryza makan sendirian, hal itu di sebabkan Tiar merupakan anggota OSIS dan seringkali sibuk mengikuti kegiatan OSIS, Sehingga terkadang tidak sempat untuk pergi ke kantin dengan Oryza.
"Eh Ry, lu udah tau belom? Gue denger dari Kak Ica senior kita, katanya hari ini sekolah kita kedatangan kakak kelas yang baru pindah asal Jakarta, kata Kak Ica sih orangnya kece badai, tapi gue belom liat, lu udah liat belom? Penasaran gue sama tuh kakak kelas." Kata Tiar panjang lebar.
*Sekedar informasi, kak Ica yang disebutkan di cerita ini bukan Ica Uttaran ya..*
"Belom..gue belom denger tuh berita, ah paling juga tuh kakak kelas nggak cakep-cakep amat, Kak Ica kan suka lebay. " Sahut Oryza sambil masih menikmati jus jeruknya. Cuaca yang panas membuat Oryza tidak bisa berhenti untuk menikmati minuman dingin dihadapannya itu, beruntung gelas belingnya tidak ikut dicemilin sama Oryza.
"Yeee... siapa tau aja tuh kakak kelas beneran kece, kan lumayan buat jadi pemandangan di sekolah kita,hihi. " Cerocos Tiar sambil tertawa geli, hal itu membuat Oryza hanya merespon dengan memutarkan bola matanya, dia sedang tidak ada niat untuk berdebat dengan temannya itu di siang hari yang panas ini, terlebih untuk urusan yang tidak penting seperti -kakak kelas pindahan dari Jakarta yang katanya kece- itu.
Tidak lama kemudian, tiba-tiba kantin mendadak riuh, hal itu di barengi dengan kedatangan 3 kakak kelas Oryza yang sok cantik dan suka bikin onar, yakni Sandra beserta kedua temannya yang entah siapa namanya karena tidak cukup penting dan author malas memikirkan nama mereka, geng Trio Anaconda, itulah julukan Oryza kepada Sandra dan teman-temannya, yang memang dari dulu terkenal suka membuat keributan dan memiliki sifat licik dan jahat, seperti ular.
Coba kalau mereka baik, pasti Oryza ubah namanya jadi Trio Kupu-kupu, atau Trio kucing persia, uuuggh... cute abis.
Kalau di sinetron Indonesia jaman dulu, Trio Anaconda digambarkan oleh sosok Nia Ramadhani si Bawang Merah beserta kawan-kawannya, cantik tapi memiliki sifat menyebalkan, dan Oryza digambarkan sebagai sosok Bawang Goreng, nggak ada Oryza nggak nikmat soalnya, ehe.
Oryza tidak menyukai mereka, karena meskipun harus Oryza akui bahwa mereka cantik, namun mereka suka membully dan mengolok-olok orang lain yang mereka anggap menyedihkan dan tidak pantas untuk mendapatkan kedamaian di sekolah, orang-orang seperti Oryza misalnya.
Meskipun begitu, saat ini yang menjadi pusat perhatian Oryza adalah bukanlah geng Trio Anaconda, melainkan cowok yang sedang diapit oleh ke-3 kakak kelasnya itu, wajah cowok itu terasa tidak asing bagi Oryza.
"Ory... lo tau ngga cowok itu siapa? Kok gue belum pernah liat ya... atau jangan-jangan dia kakak kelas yang Kak Ica maksud?. " Tanya Tiar sambil menyenggol lengan Oryza.
Oryza tentu saja mampu mendengar dengan baik ucapan Tiar, namun saat ini Oryza memilih untuk bungkam, seiring dengan wajah Oryza yang tiba-tiba memucat sembari matanya menatap lekat-lekat sosok pria yang berdiri tidak jauh didepannya itu.
Seakan mendengar ada orang yang tengah membicarakannya, pria itu akhirnya menoleh dan mengedarkan pandangannya dengan cepat ke sekeliling kantin, persis bagaikan seekor predator yang tengah mencari mangsa, dan tiba-tiba saja pandangan pria itu terhenti pada sosok Oryza yang juga tengah menatapnya.
Oryza masih ingat sorot mata itu, sorot mata yang begitu mengintimidasi milik pria yang kemarin dengan secara sengaja dan penuh kesadaran diri telah ia lempari dengan sendal tidur miliknya dan tepat mengenai kening pria itu.
Oryza tanpa sadar menelan ludahnya, seiring dengan situasi yang tengah terjadi dihadapannya saat ini, pria itu masih menatapnya hingga perlahan bibirnya membentuk seringaian, seolah pria itu baru saja menemukan sesuatu yang menyenangkan baginya.
Seandainya Oryza adalah keturunan klan Uchiha, Oryza dengan senang hati akan mengeluarkan kekuatan Mangekyou sharingan nya agar pria itu terbakar oleh api hitam, namun sayangnya Oryza bukanlah keturunan klan Uchiha, dan karakter Naruto hanyalah karakter fiksi belaka.
"Ya ampun Ory...kali ini kak Ica ga lebay, bneran deh tuh cowok cakep bangettt, dan dia senyum gitu ke arah kita! Ya ampun dia senyumin siapa sih? Ke gue kah?!" Kata Tiar sambil menoleh ke arah kiri-kanannya dengan heboh, seolah ingin memastikan bahwa dugaannya tidak salah. Sementara itu Oryza lagi-lagi memilih untuk diam saja, bukan...Oryza sedari tadi diam bukan gara-gara dia panik karena nggak sengaja cepirit, Oryza memilih diam karena ia tidak sanggup merespon pertanyaan dari temannya itu, dirinya terlalu kaget dengan kenyataan yang datang begitu tiba-tiba.
Siapa yang menyangka jika sosok pria yang kemarin kena lemparan sendalnya ternyata adalah kakak kelasnya yang merupakan siswa pindahan dari Jakarta dan saat ini tengah menjadi perbincangan heboh seluruh penghuni sekolah karena tampilan fisiknya yang sempurna.
Oryza dengan keringat yang mulai membanjiri keningnya terus menatap pria itu yang saat ini tengah berdiri di apit oleh 3 cewek sok seksi alias geng Trio Anaconda, musuh bebuyutannya.
Pria itu mengatakan sesuatu kepada Sandra, leader alias ketua Trio anaconda sekaligus sosok yang paling Oryza benci, sementara mata pria itu masih menatap Oryza dengan terang-terangan. Entah apa yang tengah mereka katakan tentangnya saat ini, yang jelas Sandra tertawa terbahak-bahak sambil kemudian ikut memandangi Oryza.
"Mampus gue...bener-bener mampus gue sekarang." Umpat Oryza dalam hati.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine, Please?
Teen Fiction[REVISI] Pria itu tertawa setelah mendengar ucapan Oryza, suara tawanya begitu renyah, nampak giginya yang putih dan berbaris rapi seolah menambah pesona yang dimiliki oleh pria itu. Seandainya saja mereka berada di situasi yang normal nan damai, Or...