Oryza dengan senyum sumringah memasuki kelasnya, kedatangannya itu disambut dengan Tiar yang langsung mengalungkan karangan bunga dilehernya. Ngga ding, Tiar ngga selebay itu.
"Oryyyyy." Panggil Tiar dengan dramatis.
"Tiarrrrr." Balas Oryza sembari meniru gaya bicara Tiar.
Setelah menempelkan pantatnya di kursi, Oryza langsung membuka ranselnya dan mengeluarkan jaket putih milik sahabatnya itu yang sudah ia cuci, sekarang jaket itu terlihat bersih, wangi, dan berseri-seri.
"Makasih yaa jaketnya, muachh." Ucap Oryza dengan tulus sembari memonyongkan mulutnya guna memberikan flying kiss nya yang berharga kepada Tiar.
"Hoekkk.." balas Tiar sepersekian detik kemudian dengan wajah yang berubah pucat.
Seketika Oryza tertawa terbahak-bahak, "HAHAHAHA."
"Eh Ry, ada yang mau gue tanyain ke lo, sebenernya semalem gue mau nanyain lewat telepon sih, cuman kayaknya bakal lebih seru kalo gue denger ceritanya langsung dari lo." Ucap sahabat Oryza itu kemudian sembari memasang wajah serius.
"Mau nanya apaan?" Tanya Oryza heran.
"Lu ada hubungan apa sama Rio, kakak kelas kita yang cakep itu?" Tiar memberikan pertanyaan itu dengan wajah penasaran.
Oryza seketika terdiam, bagaimana bisa Tiar berpikir bahwa ia memiliki suatu hubungan dengan pria menyebalkan yang tadi ia temui.
"Kok lo tiba-tiba nanya gitu?" Tanya Oryza dengan was-was.
"Ya.. soalnya dia kemarin nyariin lo di kelas pas jam pulang, dan kebetulan gue juga masih di kelas, gue bilangin ke dia kalo lo udah pulang duluan, trus akhirnya dia inisiatif deh mau nganterin tas lo itu ke rumah." Jelas Tiar kepada Oryza.
"Ohh..." Oryza hanya manggut-manggut setelah mendengar penjelasan dari teman sebangkunya itu.
"Terus?" Tanya Tiar lagi.
"Terus apa?" Tanya Oryza dengan heran.
"Terus hubungan lo sama Rio apaan Oryza dodolllllll." sambung Tiar dengan gemas, kadang kelemotan daya pikir Oryza sudah sampai diluar ambang batas kelemotan manusia pada umumnya.
Oryza tidak langsung menjawab pertanyaan dari temannya itu, ia sadar ia harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahpahaman.
'Hubungan? Hubungan apa yang gue miliki dengan cowok gila itu?' Oryza membatin.
Jika ditelusuri dari pembicaraan antara ibunya dengan ibu Rio, diperoleh bahwa ia DULU memiliki hubungan pertemanan dengan pria itu, atau mungkin hubungan yang sedikit lebih dari sekedar pertemanan, jika dilihat dari tingkat keloyalitasan dirinya yang saat itu masih berumur 6 tahun dan membantu meniup-niup 'anu' nya Rio biar cepat kering setelah baru saja selesai disunat, setidaknya itulah yang diceritakan oleh tante Anita semalam.
'Wtf! what the hell did you do, little Oryza?' Oryza membatin sembari tanpa sadar menepok jidatnya sendiri dengan wajah kesal, tindakannya itu sukses membuat Tiar ketakutan.
"Ry, lu kesambet?" Tanya Tiar dengan was-was.
Oryza mendengus sembari menatap Tiar dengan sebal.
"Gara-gara lo kepo sih, gue jadi keinget.." cerocosnya dengan nada kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Mine, Please?
Teen Fiction[REVISI] Pria itu tertawa setelah mendengar ucapan Oryza, suara tawanya begitu renyah, nampak giginya yang putih dan berbaris rapi seolah menambah pesona yang dimiliki oleh pria itu. Seandainya saja mereka berada di situasi yang normal nan damai, Or...