{10} Kekasih Pujaan

74 19 5
                                    

"Disaat kamu ingin mencari yang lebih baik, maka kamu telah kehilangan yang terbaik."

Alisya~

.....


Pagi tadi Arkan sudah memberitahu Alisya, jika hari ini mereka akan berkunjung ke kediaman keluarganya. Sebelum pergi, Alisya sudah membuat cupcake kesukaan mama. Sebagai bingkisan tangan untuknya. Karena Alisya merasa tidak enak jika datang ke rumah keluarga Arkan tanpa membawa apa-apa.

"Lelet banget sih, cuma dandang biasa saja lama! Saya bisa telat ke kantor gara-gara kamu."

Tidak ada sikap manis sedikit pun yang ditunjukkan Arkan terhadap Alisya. Mereka segera masuk ke dalam mobil. Setelah Arkan mengantar Alisya ke rumah mama, karena sudah berhari-hari mama menanyakan Alisya. Dia akan segera ke kantor. Sekarang perusahaan itu sudah berikan pada Arkan, kini keinginan Arkan sudah terpenuhi menjadi direktur utama di perusahaannya.

Jarak antara kediaman keluarga Arkan tidak terlalu jauh dengan komplek perumahan mereka. Tidak lama kemudian, mobil mewah Arkan sudah berhenti di perataran rumah megah keluarga Faiz.

Mereka langsung turun, setelah itu berjalan memasuki rumah "Assalamu'alaikum" ucap Alisya saat masuk ke dalam rumah. Dan saat itu Arkan sudah berjalan di sampingnya, untuk menunjukkan bahwa mereka adalah pasangan bahagia dan harmonis.

"Wa'alaikumsalam." Terdengan suara yang menjawab salam dari ruang tamu. "Nah, akhirnya menantu mama datang." mama memeluk Alisya, dan langsung dibalas hangat oleh Alisya.

Terlihat seorang pria duduk di ruang tamu, memunggungi mereka. "Kebetulan kalian datang, ayo duduk, sudah ada yang menunggu kalian lho." ucap mama, menuntun mereka duduk.

Betapa terkejutnya Alisya melihat pria yang sedang duduk itu, dia adalah Khalif. Mengapa pria itu bisa di sini? Alisya mencoba menormalkan kembali dirinya, karena rasa canggung mulai menghampiri.

"Alisya, kenalin ini Khalif, sepupu Arkan." ucap mama memberitahu.

Mendengar itu, Alisya sedikit terkejut. Khalif adalah sepupu Arkan. Jadi Khalif lah sepupu yang selama ini tidak di sukai Arkan, karena sempat di kategorikan papa menjadi pewaris keluarga. Sangat terlihat sekali ada jarak di antara mereka.

"Ma, Arkan gak bisa lama-lama, harus segera ke kantor, karna ada meeting." ucap Arkan, belum juga duduk lelaki itu sudah mau pergi lagi.

"Yasudah, hati-hati." sahut mama.

"Sayang, Mas pergi ke kantor dulu, nanti pulang biar Mas yang jemput setelah selesai meeting." Alisya mengangguk, lalu mencium punggung tangan Arkan, kebiasaan yang di lakukan seorang istri ketika suaminya ingin pergi.

"Lif, gue pergi dulu ya." setelah mengucapkan itu, Arkan berlalu pergi.

****

Terlalu panjang untuk di jabarkan, dan terlalu asing untuk di dekatkan. Alisya merasa menjadi orang asing di dalam pernikahannya sendiri. Ia merasa seperti sebuah barang yang di cari saat di butuhkan, dan di tinggal pergi saat sudah tak berharga lagi.

Ya, setelah sandiwara berakhir, Arkan melupakannya. Banyak orang membutuhkan tapi lupa menghargai. Arkan sama sekali tidak pernah menghargai kehadiran Alisya di sisi nya.

"Tidak baik melamun sendiri." suara seseorang membuyarkan lamunannya.

Alisya menoleh, dan mendapati Khalif di belakangnya.

ALISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang