Vote dan komentar yang banyak gais!
🌻🌻
"Sayang, kamu percayakan sama aku? Aku gak mungkin duain kamu. Karena aku cintanya cuma sama kamu."
"Iya sayang aku percaya kamu gak mungkin khianati aku." Arkan mengelus rambut Sherly penuh cinta dan sayang.
"Terima kasih sayang." wanita tersebut mengecup pipi Arkan lalu memeluk lengannya dan bersandar di pundak Arkan. Sementara Arkan hanya tersenyum, senyum yang hanya ia perlihatkan kepada Sherly. Wanita yang sangat dicintainya. Apapun akan rela dia lakukan demi melihat wanitanya bahagia.
"Kita pesan makan dulu." Arkan memanggil waiters untuk mencatat pesanan mereka. Saat ini mereka sedang diner di sebuah restoran favorit keduanya.
****
Di tempat lain, Alisya sedang berusaha menghubungi seseorang melalui ponsel genggamnya. Sudah berulang kali dia mencoba namun hanya suara operator yang kembali terdengar menginformasikan bahwa nomor yang di tujunya sedang sibuk dan tidak dapat di hubungi.
Dua hari sudah Arkan tak pernah pulang kerumah sejak hari itu. Dia memilih menginap di apartemennya. Semua ini disebabkan oleh Alisya. Tapi dia hanya ingin memberitahu kebenarannya, apa itu salah?
"Ya Allah, lindungi rumah tanggaku. Jauhkanlah rumah tanggaku dari sesuatu yang ingin menghancurkannya. Lindungi suamiku dari sesuatu yang ingin menyakitinya. Aku ikhlas bila dia tidak mencintaiku, tapi jangan biarkan dia tersakiti oleh cintanya."
****
Rumah mewah bertingkat itu sudah terlihat sepi saat Arkan sampai. Pria itu melirik arlogi di tangannya sudah menunjukkan angka sepuluh malam. Arkan memutuskan untuk pulang kerumah karna ada berkas penting untuk meeting besok yang ketinggalan dirumah.
Mata Arkan memicing ketika melihat seseorang tertidur di atas sofa di ruang tamu.
"Gadis yang bodoh!" umpatnya. Melihat Alisya sampai tertidur di luar karena menunggu dirinya.
Arkan tertegun seketika saat melihat Alisya. Dalam balutan hijab merah muda, gadis itu terlihat sangat cantik meski sedang tertidur. Mengapa baru sekarang Arkan melihat wajah teduh nan menenangkan itu? Ah, dia memang tidak pernah memperhatikan wajah istrinya selama ini.
Istrinya?
Arkan segera menggeleng dengan apa yang baru saya diakui alam bawah sadarnya.
Lelaki itu menggulung lengan bajunya lalu menggendong Alisya menuju kamarnya. Arkan bisa merasakan deruan halus napas Alisya, karena wajah mereka yang sangat dekat.
Ada apa dengan jantungnya? Mengapa detaknya menjadi lebih cepat dari ritme biasa. Apa ini yang dinamakan benih-benih cinta yang mulai tumbuh?
Ah, tidak mungkin.
Dia segera menghalau perasaannya, kemudian membawa tubuh Alisya di atas ranjang miliknya. Gadis itu sama sekali tidak merasa terusik dan menyadari telah berpindah tempat.
Entah apa yang merasuki hati Arkan saat dia memandang wajah Alisya. Ada getaran aneh yang menelusup hatinya. Ah, ada apa dengannya? Selama di apartemen pun Arkan merasa sepi, seperti ada sesuatu yang hilang. Benarkah dia merindukan Alisya?

KAMU SEDANG MEMBACA
ALISYA
Acak"Jangan berhenti berdo'a yang terbaik bagi orang yang kamu cintai..." (Ali bin Abi Thalib) ________ Blurb: Tujuan menikah untuk menyempurnakan separuh agama. tapi bagaimana jika sebuah pernikahan justru di permainkan? Saat otakku memberontak, hatik...