{18} Sisi berbeda

16 1 0
                                    

Cinta butuh kekuatan untuk mempertahankan

~~~

Seseorang mulai bergelut dengan hati dan pikirannya. Entah bagaimana ucapan pria tadi sungguh mengena di hati nya saat ini. Apalagi kalau bukan pernyataan khalif yang mengatakan agar Arkan segera melepaskan Alisya untuk menjadi miliknya. Pria itu mulai berdebat dengan hati dan pikirannya yang tak sejalan.

Meskipun selama ini Arkan selalu memenuhi kebutuhan perempuan yang telah sah menjadi istrinya, akan tetapi pernyataan Khalif juga tidak salah. Memang sejak awal pernikahan Arkan sudah menyakiti perempuan yang ia akui memiliki hati yang baik dan tergolong kedalam spesies yang harus ia lindungi dan sayangi. Tetapi kenyataannya sangat berbanding terbalik bukan? Arkan sudah sangat jauh menyakiti perempuan itu dan mungkin saja luka nya sudah terlalu dalam untuk di obati.

Arrrrrgh

Pria itu beberapa kali membanting stir mobilnya terlihat frustasi. Apa yang Arkan pikirkan saat ini? Mengapa hanya bayangan Alisya yang terus berputar di kepala nya. Arkan sangat benci jika harus memikirkan hal yang tidak ingin ia pikirkan. Jika ini menyangkut tentang sherly, maka pria itu akan dengan senang hati memikirkan gadis yang dicintainya tanpa ada rasa bersalah sekalipun.

Arkan akui sejahat apapun pria itu kepada istrinya, dapat ia rasakan hatinya yang terus menolak untuk menyakiti ataupun melukai perempuan itu. Hanya saja ia terlalu takut mengakui yang sebenarnya hatinya rasakan.

___

"Sya, kamu itu perempuan yang sangat baik dan tidak sepantasnya kamu bernasib seperti ini." Batin seseorang menatap sebuah foto di layar persegi nya.

Mungkin memang belum saatnya ia bahagia ataukah memang takdirnya menjadi tidak baik-baik saja. Rasanya sangat sulit melihat orang yang kita cintai merasa terluka. Namun ia bisa apa?

Takdir mungkin seringkali mempermainkan, tapi yakinlah Tuhan tak pernah membiarkan seorang hamba terus menikmati luka. Kita tak tahu rencana terindah apa yang sudah Tuhan siapkan untuk kita setelah badai berlalu. Hanya satu pinta, teruslah yakin dan percaya bahwa setelah ada kesedihan pasti ada kebahagian.

"Saya janji Sya, kamu akan baik-baik saja setelah dia melepaskan kamu untuk saya."

___

Cinta butuh kekuatan untuk mempertahankan

Perempuan itu teringat akan ucapan seorang pria yang telah menjadikan motivasi baru untuknya. Mungkin benar dia harus lebih kuat untuk bisa mempertahankan hubungannya dengan pria yang amat ia cinta.

Jika benar cinta butuh kekuatan untuk mempertahankan maka Alisya akan terus mencoba untuk kuat dan bertahan di hubungan ini.

Akan tetapi kenyataan kembali menghantam Alisya dengan kasar. Hampir saja Asliya melupakan sebuah fakta bahwa pria itu tidak ingin terlalu lama bersamanya. Sadarlah Alisya!

Mata indah itu kembali menuangkan bulir bening yang membuat pelupuk mata nya menjadi sembab dan tercetak jelas di wajah cantik nya. Lagi dan lagi Alisya harus berdamai dengan kenyataan yang ada. Entah itu menyakitkan maupun menyenangkan.

Saat Alisya tengah menikmati luka nya seorang diri, muncul lah sosok yang selama ini telah mengukir rasa sakit di hatinya.

"Mas s-sudah pulang?" ujarnya sedikit terbata dengan suara parau khas seseorang yang baru saja menangis.

Pertanyaan itu Alisya lontarkan untuk pria yang sejak tadi berdiri di depan kamarnya. Entah sudah berapa lama, Alisya pun tidak bisa memastikannya.

"Hmm ya.." jawab pria itu dingin

Mengetahui suaminya sudah pulang dan saat ini berada di depan kamarnya, Alisya hendak melakukan kebiasaannya sebagai seorang istri yang baik dengan menyalami tangan suaminya ketika pulang bekerja. Namun, itu baru sebuah rencana dan belum sempat terlaksana bahkan Alisya baru saja ingin meraih tangan suaminya, akan tetapi pandangannya mengambil alih yang tiba-tiba terasa menggelap dan pusing yang teramat sangat mendera nya. Tak butuh waktu lama, kesadarannya pun hilang dan segera ambruk di lantai nan dingin itu.

Penasaran dengan ekspresi Arkan? Pria itu sangat terkejut melihat perempuan itu sudah jatuh menyentuh lantai yang Arkan pastikan begitu dingin.

Arkan segera mendekat dan refleks saja pria itu menggendong Alisya naik ke atas tempat tidurnya dengan sangat hati-hati. Tanpa pria itu sadari, ia merasa menjadi yang paling khawatir akan kondisi Alisya yang kini masih setia memejamkan matanya dengan tenang.

Panas! Benar saja perempuan itu sedang tidak baik-baik saja. Arkan semakin merutuki dirinya sendiri, ia merasa sebagai penyebab perempuan itu menjadi sakit seperti saat ini.

Tanpa pikir panjang pria itu segera menyambungkan teleponnya dengan seseorang di seberang sana. Pikir nya saat ini hanya tertuju pada dokter pribadi keluarganya.

***

#bersambung

___

Pertama aku mau ngucapin ribuan maaf kepada semua pembaca yang telah lama menunggu kelanjutan cerita Alisya.
Aku minta maaf sebesar-besarnya atas keterlambatan update cerita ini.

Aku harap kalian maklum kenapa setelah sekian abad, aku hadir kembali menyapa kalian pembaca setia Alisya.
Jadi selama aku absen gak update cerita lagi, itu karena aku lagi padat banget sama tugas kuliah aku huhu

Aku harap kalian masih setia di lapak Alisya ya ^^

Salam sayang aku untuk kalian💖

ALISYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang