Semilir angin mengiringi langkah pria itu memasuki cafe yang sudah lama tak ia kunjungi bahkan mungkin terakhir kali mengunjungi caramel coffe waktu masih sekolah menengah atas atau yang biasa di singkat dengan sebutan SMA.
Sejak beberapa hari yang lalu, hubungan Arkan dan Alisya terlihat jauh lebih membaik dari sebelumnya. Suasana es di antara mereka sudah mencair. Arkan sudah mengurangi sikap dinginnya saat bersama Alisya, bahkan sudah ada obrolan kecil diantara kedua pasangan halal itu meski hanya saat keduanya berada di meja makan. Setidaknya ada kemungkinan sejoli itu untuk bersatu menjadi pasangan yang sesungguhnya.
Sebelum Arkan berangkat, ia sempat menanyakan Alisya, kemana gadis itu akan pergi hari ini. Dengan senyum manis gadis itu menjawab bahwa ia hanya akan berada di rumah saja. Karena kebetulan Alisya tidak memiliki kegiatan hari ini dengan begitu ia akan menggunakan waktunya untuk beristirahat dirumah dan gadis itu juga sudah memikirkan jika nanti malam ia akan memasak makanan kesukaan Arkan sebagai tanda ucapan terimakasih karena pria itu mulai memperbaiki hubungan di antara mereka meski hanya lewat obrolan kecil saat di meja makan, hal itu sudah membuat Alisya bahagia. Bahagia sangat sederhana bukan?
"Sayang. Kamu tahu betapa aku sangat mencintai kamu selama ini?"
"Iya sayang aku tahu, dan aku juga sangat mencintai kamu.. Tapi kapan kamu akan meninggalkan Arkan?"
"Bersabarlah sebentar lagi sayang. Rencana kita pasti akan berhasil dan kita akan hidup bahagia selamanya."
"Kamu gak sedang bohongi aku kan? Kamu pertahanin hubungan dengan Arkan hanya untuk mendapatkan hartanya kan sayang sesuai rencana kita?"
"Iya sayang, aku hanya mencintai hartanya bukan pria bodoh itu."
Seseorang menggepalkan tangannya setelah mendengar pernyataan dari kedua orang yang sedang mengungkapkan kebenaran pahit itu. Sherly? Wanita dengan lipstik merah tebal itu terlihat ringan mengatakan bahwa ia sama sekali tidak mencintai Arkan yang jelas sangat mencintainya. Dan siapa pria di sampingnya? Bukankah itu Deon Mahendra, orang yang sangat di kenalnya dengan baik. Pacar dan sahabatnya telah membohonginya selama ini. Arkan sangat murka mengetahui fakta menyedihkan ini dan ia merasa amat bersalah karena tidak mempercayai ucapan Alisya beberapa hari yang lalu yang mengatakan Sherly bukan wanita yang baik untuknya.
"Iya gua emang bodoh telah tertipu dengan iblis jahat kayak lo!" Arkan menghampiri meja pojok yang di duduki oleh dua orang, lalu menunjuk sherly dengan murka.
Sontak saja kedua orang tersebut sangat terkejut, tercetak jelas ekspresi panik di wajah masing-masing. Bagaimana bisa Arkan tiba-tiba ada di cafe dan mendengar segalanya.
"Sayang.. Kamu pasti salah dengar. Aku bisa jelasin ini tidak seperti yang kamu tuduhkan. Aku sangat mencintai kamu sayang" Sherly langsung memelas kepada Arkan dan memeluk tangan kekar Arkan yang langsung saja di tepis kasar oleh pria itu. Ia sudah tidak sudi tangannya di sentuh oleh wanita iblis seperti sherly.
"Sudah cukup Sher.. Sampai kapan lo mau tutupin ini semua sama Arkan? dan lo Deon.. Seseorang itu menunjuk lelaki bernama Deon. Apa lo ga ingat kebaikan Arkan selama ini sama lo dan keluarga lo?" Pertanyaan itu berhasil membuat Deon tersudut malu.
Ketiga orang itu menatap sumber suara. "Mel.." sebut dua orang itu kompak, yang tak lain adalah Arkan dan Deon. Kedua lelaki itu sangat mengenal Melliya, gadis itu adalah sahabat keduanya. Karena Melliya sudah lama tinggal di luar negeri, maka inilah pertemuan mereka kembali setelah terpisah lama.
"Iya Deon. Apa kamu kaget selama ini aku mengetahui semuanya?" tanya Melliya dengan nada suara yang tenang. Saat ini gadis itu telah menggati kalimat lo menjadi kamu karena gadis itu kurang nyaman dan tidak suka berkata kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISYA
Random"Jangan berhenti berdo'a yang terbaik bagi orang yang kamu cintai..." (Ali bin Abi Thalib) ________ Blurb: Tujuan menikah untuk menyempurnakan separuh agama. tapi bagaimana jika sebuah pernikahan justru di permainkan? Saat otakku memberontak, hatik...