minta apa?

55 21 1
                                    

Keesokannya kabar mengejutkan membuat Atala bahagia bukan main, dirinya akan mendapat donor mata. Seharian penuh ia hanya bisa menangis karena bahagia. Tiga hari di rumah Awan sepertinya banyak kejadian yang membuatnya bahagia, terutama untuk hari ini.

Ranti menyisir rambut Atala di ruang tengah sembari melihat layar TV yang menyala. Namun matanya juga sama seperti Atala, sama-sama mengeluarkan air mata kebahagiaan pastinya.

Awan berjalan ke arah mereka, ia tersenyum menatap Ranti, Ranti pun berdiri lalu memeluk putranya. Awan kemudian mengambil sisir yang di berikan mamanya untuknya. Mengambil alih pekerjaan mamanya.

Perlahan ia menyisir rambut Atala lembut dari arah belakang kemudian mengecupnya. Atala mengernyit lalu berkata. "Mama, kenapa di cium?" Tanyanya.

Awan tersenyum kemudian mendekat, memeluk tubuh Atala dari belakang sembari menjawab. "Ini Awan bukan mama."

Sejenak Atala merenggangkan pelukan Awan lalu mengarahkan tubuhnya ke arah Awan. Atala tersenyum. "Sebentar lagi aku bakalan bisa lihat wajah kamu Wan." Katanya.

Awan menggigit bawah bibirnya, ia terlalu senang atas bahagianya Atala. Ia kemudian kembali merengkuh tubuh Atala dalam dekapannya. "Kamu mulai suka ya peluk peluk aku?" Tanya Atala sambil membalas pelukan laki-laki itu.

"Iya." Kata Awan dengan suara serak, membuat Atala mengerutkan keningnya, lalu merenggangkan pelukannya.

"Kamu nangis?"

"Enggak kok, aku cuma seneng, akhirnya kamu bakalan bisa ngelihat lagi."

Atala masih mengernyitkan keningnya. "Sejak kapan ngomongnya aku kamu begitu?"

Awan tertawa lalu mencubit hidung Atala gemas. "Sejak kamu lucu."

"Masa iya?"

Awan mengangguk, meski ia tahu Atala tak akan bisa melihat responya. "Mau jalan-jalan nggak?" Tanya Awan.

"Kemana?"

"Kemana aja."

"Tapi nanti kalau ketemu ayah gimana?"

Awan menghela nafas lalu menjawab. "Tenang, ada aa disini."

"Aa dari Hongkong?" Sahut Atala cepat sembari mengerucutkan bibirnya.

Awan hanya tertawa, lalu meraih telapak tangan Atala dan menariknya lembut.

"Kita beneran jalan-jalan?" Tanya Atala saat Awan memakaikan helm di kepalanya.

"Iya." Jawabnya sembari menunduk untuk mengaitkan pengait helm yang di pakai Atala.

Awan menyuruh Atala naik ke boncengan motornya, mengarahkan tangan Atala untuk melingkar di pinggangnya, membuat posisi Atala sedikit maju dan membuat kepalanya bersandar di bahu Awan.

"Pegangan yang erat ya sayang."

Rasanya pipi Atala memanas, ia butuh es batu saat ini untuk mengurangi tingkat kepanasan yang ia rasa di pipinya. Bermula dari pipi, kini jantungnya kian berdetak kurang ajar, tanganyapun ikut bergetar hebat. Jelas Awan merasakan itu.

Awan melirik Atala dari spion motornya, tersenyum tipis sembari menyalakan motornya. Perlahan motor berjalan di atas rata-rata. Udara begitu sejuk pagi ini membuat Atala beberapa kali tersenyum kala wajahnya tersapu angin pun ketika Awan mengeratkan tangan Atala ketika dirasa terurai.

"Kita mau kemana?" Tanya Atala tepat di samping telinga Awan. Bukanya merasa geli justru Awan merasa deg-degan ketika mendengar suara Atala selembut itu.

"Ke KUA mau?" Goda Awan membuat Atala menyampingkan wajahnya. Pipinya terasa kembali menghangat.

"Mau ku gigit bahunya?" Tanya Atala membuat Awan tertawa.

Atala kemudian kembali menegakkan kepalanya dan bersandar di bahu Awan. "Aku beneran Wan, mau kemana?"

"Kalau ke pelaminan?"

Seketika bahunya memanas, ketika Atala benar-benar mengigitnya. Bukanya mengaduh Awan justru tertawa puas, sedangkan Atala sudah kesal setengah mati.

Namun tak lama gigitan di bahu Awan di ganti kecupan beberapa kali oleh Atala. "Maaf." Katanya.

Awan tersenyum lalu merapatkan kembali tangan Atala di depan perutnya. "Di bibir juga boleh."

"Awan!" Atala mengaduh. Dan Awan lagi-lagi tertawa. Sepertinya giginya sedang ingin bercinta dengan udara saat ini.

Mereka berhenti di kedai mie ayam dan bakso, Awan menepikan motornya lalu mengajak Atala masuk ke dalam kedai setelah melepas helm.

Mereka duduk di dekat jendela, udara bisa masuk dari sana membuat Atala tak banyak protes toh Awan mengajaknya tentunya untuk mentraktir nya bukan? Lalu untuk apa protes.

"Mau mie atau bakso?" Tanya Awan

"Bakso"

Awan segera memesan, selepas memesan dan kembali duduk di bangku ia memuaskan matanya menatap indah manik coklat milik Atala. Kemudian tak lama pesanan datang, bukanya menyambar bakso miliknya sendiri ia justru memilih meraih bakso milik Atala, lalu menyendokkan bakso untuk Atala dan mengintruksikan pada Atala untuk membuka mulut.

"Aw.." Atala mengaduh sembari melepas gigitan pada bakso yang di suapkan Awan padanya.

"Kenapa?" Tanya Awan.

"Panas."

Awan menepuk dahinya pelan lalu mendekatkan bakso yang ia sendok dan meniupnya, jika Atala memperhatikan tingkah Awan sudah pasti gadis itu akan merasakan detak jantung yang akan berdebar tak karuan lagi. Sayangnya matanya masih setia menunjukan dunia hitamnya.

Tak lama Awan kembali menyuapkan baksonya untuk Atala, dan Atala memakannya. "Kamu tiupin ya?" Tanya Atala di sela mengunyah.

"Iya."

Seketika Atala menghentikan aktivitas giginya yang menghaluskan makanan di dalam mulutnya, pipinya bersemu merah. Oh ya tuhan sepertinya ia benar-benar seperti kompor saat ini, tiap Awan mengatakan hal yang membuatnya terpana selalu pipinya berapi duluan.

"Coba sendokin bakso kamu." Kata Atala. Awan mengernyit namun mengiyakan perkataan Atala dan memajukan baksonya pada Atala.

"Udah?" Tanya Atala.

"Udah."

Sekejap Awan tersenyum hingga menunjukan gigi-giginya ketika Atala melakukan hal yang sama padanya, meniup bakso miliknya untuknya.

Selang beberapa waktu mereka kembali meniti jalanan yang sudah mulai berwarna oranye. Awan mengeratkan genggaman tangan Atala yang memeluk tubuhnya.

"La?"

"Iya?"

"Mau minta sesuatu apa sama gue?"

"Kenapa?"

"Ya nggak apa-apa, gue pengen tau aja."

Atala menghembuskan nafas pelan lalu menyandarkan kepalanya pada bahu Awan sembari berkata. "Aku pengen kamu selalu ada buat aku, gak akan pernah ninggalin aku dan selalu setia sama aku."

Awan tersenyum tipis." Banyak banget."

"Keberatan?" Tanya Atala dengan nada kecewa.

"Nggak kok."

"Terus. Kalau kamu mau minta sesuatu apa sama aku?".

"Gue mau lo selalu sayang sama gue, sampai gue mati."

Jangan lupa vote dan komen ya gaes



BlindTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang