Gadis dengan rambut hitam yang di gelung keatas itu berjongkok tepat di tengah zebra cross, terpampang jelas kalau gadis itu sedang ketakutan. Suara klakson dari samping kiri dan kanannya membuatnya kesusahan untuk mencari dimana tongkatnya yang jatuh. Dia menggerakkan kedua tangannya, merentangkannya ke udara berharap ada sesuatu yang dapat dia gapai.
Namun lagi-lagi usahanya sia-sia, suara klakson kembali terdengar di kedua telinganya. Teriakan-teriakan dari masing-masing pengendara membuatnya ketakutan. Dia kembali meraba aspal yang seharusnya terasa panas di telapak tangannya itu. Namun dia tidak perduli, dia tetap merangkak, mencari kembali tongkatnya yang entah kenapa tidak bisa dia temukan.
Atala Ulfiana yang malang.
"Woy! Ngapain sih lo?! Bikin macet jalan aja!"
Suara itu terdengar. Menyatu dengan hembusan nafas Atala yang menderu tidak stabil. Manusia-manusia kejam itu lebih pantas disebut sebagai hewan, selain otaknya hanya untuk mementingkan diri sendiri, jiwa simpatinya juga sangat rendah.
Atala bergumam dalam hati. Ini adalah celaka yang dia buat secara sengaja, meski kenyataanya juga tidak benar adanya.
Tarikan tangan yang ada di lengan kiri Atala membuatnya tergagap. Langkahnya pontang-panting mengikuti tarikan seseorang.
"Ikut gue!"
Suara laki-laki terdengar. Membuat riuh udara semakin berkurang karena mobil satu persatu mulai berjalan. Sedangkan Atala dibawa menepi yang dirasa sudah berhenti sejak dia di seret beberapa menit lalu.
"Mungkin lo lupa, tapi gue mau ngingetin kalau lo itu buta. Bisa enggak di rumah aja? karena dunia kejam ini enggak pantas buat lo!"
Na
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind
Teen FictionAku nggak butuh mata, jika itu hanya mengambil salah satu nyawa. _Atala Ulfiana. Written by IndaPurna 28 November 2019 End 16 Maret 2020