Lissa masih terdiam dia menatap tak percaya akan apa yang dia dengar tapi ada satu hal yang membuat dia tak bisa berfikir kenapa dia tak bisa membaca pikiran namja itu dan temannya yang lain.
Siapa mereka hanya itu yang terfikirkan oleh lissa bahkan loona tak mengerti akan apa yang diucapkan namja itu sampai membuat lissa terdiam.
"Eonnie" panggil loona
"Kamjagiya" kaget lissa
"Eonnie sebenarnya ini ada apa kenapa kita tak boleh menemui eacha eonnie" tanya loona yang memang tak mengerti apa pun sejak lissa beradu argumen dengan jin dan yang lain
"Mianhae, eonnie tak bisa menjelaskan semuanya sekarang" ucap lissa membuat loona terkejut
Raut wajah loona berubah, maniknya membola menyadari bahwa dia masih tak dianggap disini.
"Eonnie aku tau bahwa aku memang maknae tapi tak bisakah eonnie menganggap diriku, rasanya sakit saat aku sendiri tak tau apa yang terjadi
Kenapa eonnie selalu saja menganggapku anak kecil aku sudah, umurku sudah hampir 17 tahun tapi kenapa eoonie selalu seperti ini" loona mengeluarkan semua rasa sakitnya selama ini, rasa sakit yang selalu ia rasakan diantara persahabatan mereka
Tak lama loona langsung pergi meninggalkan lissa yang menatap nanar adik kesayangannya itu.
'Apa selama ini aku salah memperlakukan loona seperti itu, tapi tapi aku tak mau dia merasakan apa yang kami rasakan' batin lissa menelungkupkan wajahnya ke meja
Tempat itu sungguh gelap bahkan jimin merasa sangat takut berada disana lama lama tapi tujuan dia masuk ke sini karena dia ingin menemui eacha.
Dilangkahkan kakinya masuk lebih dalam dan yang membuatnya terkejut adalah mawar hitam yang tumbuh disana. Setaunya archangel selalu memiliki mawar putih tapi yang ia lihat semuanya hitam.
"Semuanya hitam" gumam jimin melihat tak percaya semua mawar hitam disana
Suara tangisan membuat jimin berhenti menatap takut akan apa yang dia dengar.
"Gak mungkin ada hantu di pikiran eacha bukan" ucap jimin yang sudah takut jika melihat hal hal yang mengerikan
Suara tangis yang begitu pelan mungkin bagi orang yang kurang peka akan pendengarannya tak akan bisa mendengarnya.
Setelah tau dimana asal suara tangis itu jimin langsung menuju kesana dan yang membuat dia terkejut lagi karena dia melihat ada seseorang yang berada tepat dibelakang eacha.
"Eacha"
Eacha menoleh dan seseorang itu juga ikut menoleh. Wajah memerah karena menangis membuat jimin binggung harus apa apalagi dengan adanya seseorang yang menurutnya menyeramkan.
Orang itu mendekati jimin membuat bulu kudu jimin berdiri. Eacha langsung mengeluarkan kekuatannya membuat orang itu pergi.
"Kenapa kau bisa disini" tanya eacha disaat jimin sudah mulai tenang
"Siapa dia" tanya jimin tanpa menjawab pertanyaan eacha
"Aku bertanya tapi kau malah balik tanya" sahut eacha kesal akan sikap jimin
"Bukan begitu tapi kenapa bisa ada yang seperti dia di pikiranmu" jelas jimin masih menatap was was jika makhluk itu datang lagi
"Dasar, aku tau kau seorang empath tapi kenapa kau malah bertanya hal yang seharusnya kau tau" ucap eacha
"Nee aku tau tapi aku bertanya kenapa kau memiliki makhluk seperti itu" tanya jimin ia begitu penasaran dengan semua ini apalagi melihat archangel memiliki makhluk yang begitu aneh baginya
"Aku tak seperti dirimu yang memiliki hal indah untuk dilihat" ucap eacha membuat jimin mengerutkan dahinya cukup lama sampai akhirnya ia sadar apa yang dimaksud eacha
"Tapi kenapa, apa alasanya" tanya jimin
"Hah alasanya, tak ada alasan yang baik dengan semua ini" jawab eacha tak suka akan pertanyaan jimin
"Lihatlah dirimu begitu bersinar diantara gelapnya pikiranku, walau kau tak membawa makhluk milikmu tapi aku tau makhluk seperti apa yang kau punya tidak sepertiku terlihat mengenaskan dan mengerikan bukan" lanjut eacha merasa dunia ini begitu lucu
Jimin terdiam dia sadar jika eacha tengah membandingkan dirinya dengannya tapi bukan ini yang mau ia dengar.
"Aku tau apa yang kau rasakan tapi bisakah kau mengaktifkan self healer milikmu, lukamu terbuka lagi" ucap jimin membuat eacha tertawa
"Dasar jadi itu sebabnya kau kesini, Aku tak akan melakukannya. Asal kau tau apa yang kau dan teman temanmu lakukan sekarang akan sia sia saja" sahut eacha menatap tajam jimin
"Tak ada yang sia sia jika kami berusaha sebaik mungkin walau kami tau memang akan sulit membuatmu sadar"
"Bilang pada pemimpin kalian aku tak pernah mau menjadi bagian dari mereka" sahut eacha membuat jimin terkejut
"Waeyo?, bukankah menjadi malaikat menyenangkan"
"Cih.., menyenangkan dari mana kau bisa menyimpulkan hal itu"
"Jimin, namamu jimin bukan. Akan aku beritahu satu hal jika kau dan teman temanmu itu tak pergi dari kehidupanku aku pastikan kau akan tau akibatnya" lanjut eacha memangil makhluk miliknya
"Chaca, singkirkan dia" perintah eacha meninggalkan jimin bersama makhluk yang bernama chaca
Jimin menatap tak percaya akan makhluk milik eacha yang memang terlihat mengenaskan namun begitu menyeramkan.
"Pergilah, aku tau kau tak memiliki maksud buruk" ucap chaca pelan namun masih bisa didengar oleh jimin
"Kau shadow milik eacha bukan" tanya jimin
"Wae?" jawab chaca
"Bisakah kau membuat eacha berubah" sahut jimin membuat chaca mengeleng
"Aku tak bisa, karena eacha yang membuatku seperti ini"
TBC
Hai semua, maaf ya aku telat up tadi pagi ponselku aku charger terus siangnya aku tidur jadinya gak sempat nulis.
Dan baru habis magrib deh aku bisa nulis, maaf oke. Selamat membaca semua
![](https://img.wattpad.com/cover/207727133-288-k421288.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Guardian Angels (END)
FantasyTujuh namja bertudung hitam yang tengah mencari seorang yeoja yang harus dijaganya malah terjebak oleh yeoja itu yang penuh dengan misteri. Dan hal itu membuat mereka harus lebih bersabar untuk mendekatinya. Apalagi dengan kisah ketujuh namja itu ya...