Eacha terdiam menatap langit yang terlihat menarik olehnya. Memang tempat ini sangat cocok untuk dirinya yang sedang ingin sendiri.
Wajahnya memang sangat tenang namun air mata yang jatuh melewati pipinya tak bisa membohongi dirinya sendiri bahwa dia merasa kacau.
Tak ada suara apa pun kecuali hembusan angin yang menerpa wajahnya. Tangan kanannya menyenyuh pergelangan tangan kirinya.
Membuka jaket yang tengah ia gunakan menampilkan luka yang kembali terbuka.
Cairan pekat berwarna merah itu mengalir membuat tangan kirinya penuh dengan darah. Air matanya kembali jatuh mengenai darah yang mengalir di tangan kirinya.
Kerutan di dahinya dengan keringat yang mengalir melewati setiap wajahnya membuat eacha menggeleng keras.
"Akh.." teriaknya mencoba menekan rasa sakit di kepalanya
Matanya tertutup rapat dan yang dia rasakan hanya tubuhnya yang seperti dihempas cukup keras.
"Dimana ini" ucapnya saat pertama kali membuka matanya hanya tempat yang berwarna putihlah yang dia lihat
Sinar berwarna putih menyilaukan matanya membuat dia menutup matanya. Seorang namja dan yeoja paruh baya berada tepat di depan eacha.
"Cha" panggil yeoja paruh baya itu dengan lembut
Eacha membuka matanya dan terkejut dengan kedua sosok yang sangat dia rindukan.
"Eomma, appa" kaget eacha tak bisa bergerak sama sekali dari tempatnya
"Chagiya, kenapa kamu menangis" ucap namja yang dia panggil dengan sebutan appa
"Appa aku rindu" ucap eacha mencoba melangkah maju namun tak bisa
"Gwaenchana chagiya" ucap eommanya tersenyum membuat eacga makin menangis bahkan suara isakan yang selalu dia tahan pecah begitu saja
Namja yang dia tau sebagai ayahnya mendekati eacha menyentuh pergelangan tangan kirinya yang terluka.
"Jangan pernah takut, semua akan indah pada saatnya" ucap namja itu menyembuhkan luka yang dimiliki eacha
Sang eomma juga ikut mendekat menyenyuh kepala eacha dengan lembut. Yeoja itu menyentuh kening sebelah kiri eacha membuat sebuah simbol sepasang sayap terbentang terukir didahinya.
"Kamu adalah keturan kami" ucap eommanya melepas sentuhannya di dahi eacha
"Eomma" sahut eacha merasa takut
"Jangan takut, eomma dan appa selalu bersamamu" ucap sang appa
"Apa yang harus aku lakukan" tanya eacha karena dirinya sudah tak tau apa yang harus dia lakukan sekarang
"Ikuti ketujuh archeangel itu sayang, mereka akan membawamu pada kami" ucap sang appa lalu menarik yeoja disampingnya pergi
"Temui mereka sayang"
Semua kembali hitam dan berakhir eacha yang sadar di rooftop sekolahnya.
"Andwae!!" teriaknya dengan nafas yang memburu
Loona menatap taman di depannya tak minat. Perasaannya sedang kacau sekarang dengan pengakuan lissa bahwa dirinya seorang angel.
Dirinya masih belum bisa menerima pengakuan eonnienya. Bagaimana bisa ada angel disini bahkan temannya sejak kecil adalah seorang angel.
"Wae?" teriak loona
Dia sangat sayang pada kedua eonnienya tapi dia belum bisa menerima kenyataan itu. Kenapa di dunia ini ada seorang angel turun ke bumi bukankah mereka berada di langit.
"Loona" panggil hoseok membuat loona menoleh
"Kau, kenapa disini" kaget loona merasa takut bahwa dia tau kalau namja di depannya ini seorang angel
"Kau angel bukan" lanjut loona membuat hoseok terkejut
"Ternyata kau sudah tau ya" sahut hoseok membuat loona langsung berdiri
"Jangan takut aku kesini karena jin hyung menyuruhku membawamu" jelas hoseok membuat loona menaikkan alisnya
"Sebenarnya aku masih tidak tau alasan apa jin hyung menyuruhku mencarimu tapi sepertinya itu sangat penting" jelas hoseok lagi membuat loona penasaran
"Penting, seperti apa?" tanya loona
"Aku tidak tau, makanya kau mau ikut kan" ucap hoseok membuat loona berfikir keras
"Aku gak mau jika itu urusan soal angel" ucap loona membuat hoseok terkejut
"Aku gak itu soal angel atau bukan tapi aku mohon loon ikut denganku" mohon hoseok
Cukup lama loona terdiam dia berfikir apakah urusan jin padanya soal angel atau bukan tapi dia masih belun menerima jika soal angel.
Bahkan untuk menerima lissa dan eacha saja dia masih belum siap apalagi harus ikut masuk ke dalam masalah soal angel.
"Aniyo" ucap loona tegas
"Jebal loon" mohon hoseok lagi
Jin menatap namjoon, jungkook, dan taehyung bergantian. Setelah pertemuan ketiga angel itu dengan tuan mereka sekarang mereka tengah mendiskusikan hal itu.
Lissa yang memang diundang jin masih tidak mengerti soal apa yang ingin mereka bicarakan. Bahkan dia hanya mengamati saja jin yang masih berfikir.
"Jadi hyung bagaimana" tanya taehyung membuat jin mengalihkan perhatiannya
"Penglihatanmu tak pernah salah hyung apalagi tuan angel sudah mengatakan kebenarannya pada kami" sahut namjoon membuat jin mengangguk
Jin menghela nafas pelan menatap lissa sebentar lalu kembali fokus menatap ke depan.
"Arraseo" ucap jin tenang
"Hyung" teriak hoseok membuka pintu dengan keras membuat seluruh manusia disana terkejut
"Waeyo seok" tanya jin
"Loona gak mau ikut" sahut hoseok membuat jin mengangguk
"Huh.., mau bagaimana lagi" pasrah jin menyuruh hoseok duduk
"Sebenarnya ada apa ini" tanya lissa binggung dengan semua ini
"Kenapa loona juga ikut dalam masalah ini, dia hanya manusia biasa" lanjut lissa membuat jin menggeleng
"Loona bukan manusia biasa" tegas jin membuat lissa terkejut bahkan hoseok juga ikut terkejut namun tidak untuk jungkook, namjoon, dan taehyung yang sudah mengetahui hal itu
"Maksudnya?"
"Gold angel, loona keturunan gold angel"
TBC
Apa kabar, kangen gak sama aku he..
Hm.., sepertinya aku memang gak bisa ngomong banyak selain selamat membaca dan jangan lupa klik bintang nde..Annyeong..
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Guardian Angels (END)
FantasiTujuh namja bertudung hitam yang tengah mencari seorang yeoja yang harus dijaganya malah terjebak oleh yeoja itu yang penuh dengan misteri. Dan hal itu membuat mereka harus lebih bersabar untuk mendekatinya. Apalagi dengan kisah ketujuh namja itu ya...