part 29 ~ Sea

93 15 0
                                    

Nyatanya chaca menyadari kebahagian eacha pada wujudnya sekarang. Semuanya terlihat jelas di manik biru berliannya yang berbinar senang melihat wujudnya di sekarang.

Bahkan eacha memilih untuk terbang kesana kemari tanpa lelah. Berbanding dengan chaca yang lebih memilih berbaring di bawah pohon yang lebat.

Chaca tersenyum tipis sebelum menutup matanya. Dia masih memikirkan hal apa yang harus ia lakukan sekarang.

Keinginan orang tua eacha yang menyuruhnya untuk bunuh diri di menara sea bukanlah candaan. Mereka hanya ingin eacha terbebas dari tatapan rendah dan cemohan para angel lain.

Tapi nyatanya ada satu cara lagi tanpa perlu membunuh eacha. Dia tau bahwa bunuh diri di menara sea adalah hal yang sempurna karena mereka bisa meminta satu permintaan.

Dan keinginan itu lah yang di incar oleh kedua orang tua eacha. Tapi dia sungguh tak rela melihat eacha mati begitu saja.

Helaan nafas kasar terdengar di kedua telingganya, tentu itu adalah suaranya sendiri. Dia benar benar dilema sekarang, seperti halnya eacha tadi.

"Chaca, kita berangkat kapan" suara eacha terdengar dekat membuat chaca terkejut dengan terbangun tiba tiba

"Kamchagiya"

"Ah..mianhae, kau terkejut karena aku" sesal eacha memegang tangan chaca lembut

Chaca bernafas lega, manik hitamnya melihat dengan jelas manik eacha yang bersinar membuat dirinya harus melakukan sesuatu dengan benar sekarang. Dia tak akan mengambil keputusan yang salah, sekarang adalah saat yang tepat untuk itu semua.

"Ayo kita berangkat" eacha mengangguk setuju lalu menggengam tangan chaca kuat sampai tubuh mereka kembali bersatu

Wujud setengah hitam dan putih itu terlihat jelas di tubuh eacha. Tapi berbeda dengan yang dulu manik kanan eacha berwarna biru berlian dengan rambut yang berwarna coklat tua tanpa hitam sedikitpun.

"Ternyata perpisahan wujud kita berdampak pada pernyatuan kita ya" kekeh chaca membuat eacha menatap takjub penampilannya di bawah air sungai yang jernih itu

"Bukankah kita terlihat cantik" sahut eacha membuat chaca menggeleng

"Cantikan dengan wujud angelmu bukan" ucap chaca dengan wajah bahagianya tapi tak membuat eacha juga bahagia dengan hal itu

"Lama lama kau aneh tau" kesal eacha langsung pergi terbang menuju langit ketujuh
































"Bagaimana jika kita ubah perjanjian kita"

"Diubah bagaimana cha"

"Dengan eacha yang masih bisa hidup dengan angel seutuhnya"

Keributan di menara saat kedatangan eacha yang terlihat berbeda dari angel lain membuat para archeangel terkejut. Disana eacha langsung memberikan pelindung pada tubuhnya dan menara sea disana.

Para archeangel sampai terpental akan kedatangan eacha yang tiba tiba. Para angel lain langsung menyingkir saat mereka tau bahwa bahaya tengah mendekat.

"Eacha" teriak jimin mencoba mendekati eacha namun tertahan dinding pelindung yang semakin luas sampai mereka tak dapat mendekat

"Tenang jim, kita tunggu tuan artron" ucap namjoon menarik jimin untuk tidak mendekat sama sekali

Ini bukanlah dinding pelindung biasa, ini lebih kuat dari perkiraan artron dan para archeangel. Artron datang dengan pengawal yang banyak yang sudah mengelilingi dinding pelindung milik eacha.

Eacha menyeringai melihat bagaimana persiapan akan kedatangannya di menara sea ini. Sepertinya dia harus berterima kasih dengan chaca karena dia tak perlu memangil mereka untuk mendapatkan kekuatannya bukan.

"Kau bekerja dengan baik" ucap eacha membuat chaca tersenyum lebar

"Tentu ini rencana yang sangat sempurna" ucap chaca saat eacha malah terkekeh

"Jadi mari mulai pertunjukannya" ucap eacha yang diangguki oleh chaca

Artron memerintah semua pengawalnya untuk menghancurkan dinding pelindung itu, namun hasilnya sia sia. Bahkan namjoon juga membantu namun hanya menghasilkan dentuman keras tanpa retak sekalipun.

"Ini tak bisa dibiarkan" ucap jin menatap artron yang sudah kebingunan sediri

"Sudahlah, kalian diam saja" suara eacha terdengar membuat mereka menatap eacha yang mulai melebarkan sayap hitam putihnya

"Cha, jangan lakukan hal bodoh" teriak yoongi berharap eacha bisa mendengar ucapannya

Eacha hanya menggeleng lalu mengeluarkan beberapa prajurit yang akan menjaga dinding pelindungnya. Prajurit buatan eacha itu langsung menyerang siapa saja yang berani menghancurkan dinding pelindung itu.

'Sekarang saatnya' ucap eacha dan chaca secara bersamaan

Tubuh eacha terbang mencapai puncak tertinggi menara sea. Dari sana dia bisa melihat bagaimana para archeangel dan pengawal artron mencoba menghancurkan dinding itu.

Cahaya hitam keluar dari tubuh eacha membuat eacha kesakitan sampai eacha merasakan tangan yang mendorongnya kebawah dengan kuat.

Manik birunya melihat senyuman chaca yang indah menatap bagaimana innernya mempertahurkan jiwanya untuk dirinya.

"Demi bulan dan matahari, aku bersumpah atas jiwaku asalkan seluruh kekuatanku engkau mengabulkan semua keinginanku. Semua belas kasihmu tiada tara" semua itu adalah ucapan chaca dan eacha sadar bahwa semua ini adalah rencana chaca bukan dirinya

"Chaca apa yang kau lakukan" teriak eacha menatap chaca yang sudah keluar dari tubuhnya dengan chaca yang terantai di puncak menara sea

Dinding pelindung dan para prajurit milik eacha menghilang dan terserap para tubuh chaca. Kekuatan eacha melemah membuat dirinya terjatuh dan tak sadarkan diri tapi sebuah tangan milik jungkook menangkap tubuhnya.

Chaca tersenyum lalu memberikan sebuah pesan pada jimin lewat matanya sebelum dirinya terserap di dalam menara sea.

'Aku sudah memilih, kali ini lindungi eacha aku tak ingin kalian membuatnya sakit lagi. Terima kekuatanku dan jagalah para angel di dunia ini, sampai jumpa'

Cahaya putih terpancar di atas puncak menara sea dan cahaya itu langsung menembus tubuh ketujuh archaengel. Kekuatan milik chaca sudah sepenuhnya menjadi milik archaengel dan mereka adalah guardian sekarang.








TBC

Kurang satu part lagi, tunggu aja minggu depan ya annyeong...

Seven Guardian Angels (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang