Satu

734 77 27
                                    

"Bang, lo ngambil earphone gue ya?" tanya Gibran.

"Kagalah. Ngapain ngambil, orang gue punya yang lebih bagus dari punya lo," jawab Gabrel.

"Kata Gaga dibawa lo." Kedua tangan Gibran sudah berada di pinggang, siap menantang abangnya yang sedang rebahan sembari bermain game.

"Itu yang lo pake punya gue bukan?"

"Ck, nih liat. Punya lo kan udah buluk, ini gue beli baru kemarin waktu di lampu merah,"

"Tuh tanya Gaga,"

Gabrin yang sedang masuk kamar abangnya sembari membopong toples kripik pun menghentikan langkahnya saat kedua abangnya memberi tatapan memangsa terhadap dirinya.

"Kenapa?" tanyanya polos.

"Itu earphone yang lo pake punya siapa?" tanya Gibran tajam.

"Hehe, lupa tadi kalau pinjam, Bang. Nih gue kembaliin," ujar Gabrin polos disertai cengiran khasnya yang membuat matanya semakin sipit.

"Mau diapain nih, Bang?" tanya Gibran kepada Gabrel.

"Kecoa atau ulet?"

"Nih abang-abang gue bawain kripik. Baikkan gue?"

Gibran memberi kode yang langsung diterima baik oleh Gabrel. Sedetik kemudian tubuh Gabrin sudah ambruk di kasur empuk milik Gabrel akibat tarikan Gibran.

"Bang, siapin kainnya!" perintah Gibran. Gabrel mengacungkan jempolnya lalu mengambil kain selendang yang biasa dipakai untuk mengikat atau bermain dengan adik-adiknya tersebut. Sedangkan Gibran menahan tubuh Gabrin supaya tidak melarikan diri.

"Mama!"

"Mama lagi di dapur gabakal denger," goda Gibran pada adiknya tersebut.

"Jangan kenceng-kenceng ngiketnya!" teriak Gabrin.

Gibran juga Gabrel tertawa lepas saat mereka sudah selesai mengikat kedua kaki juga tangan Gabrin.

"Udah sana keluar, Ga!" usir Gabrel.

Gabrin menunjukkan wajah datarnya. Selalu saja dirinya yang menjadi korban keisengan abang-abangnya. Nasib anak bungsu.

***

"Gabrel, Gibran! Gaga kalian isengin lagi ya?"

"Cerita apa aja dia? Dasar cepu," cibir Gibran. Gabrin yang dicibir pun hanya memeletkan lidahnya.

"Udah, dimakan dulu sarapannya!"

"Gibran, Gaga nebeng kamu ya," Gibran mengangguk patuh pada mamanya.

"Gabrel, kamu kapan sidangnya?"

"Kayanya bulan depan, Ma."

"Gibran juga, kapan kamu mau survey kampus? udah selesai ujian harus digunakan waktunya sebaik mungkin buat nentuin masa depan kamu. Kurangin nongkrongnya ya!"

"Belum tau, Ma. Masih ada sosialisasi juga di sekolah,"

"Gabrin, udah mau kelas dua jangan main terus, belajar yang bener biar bisa masuk universitas yang kamu mau,"

"Siap, Ma."

***

12 Juni 2020

Thankyou, guys. Hope u enjoy yes♡

Kira-kira layak next gak?
Jangan lupa vote jika kalian suka dan komen jika kalian enjoy. Terimakasih♡

*kecupsaiang😙

Bro'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang