"Mama, kok bisa kenal sama Bundanya Jaemin?"
"Dulu kita temen satu SMA, satu kampus juga waktu kuliah."
"Akrab?"
"Banget. Tapi karena pindah, soalnya waktu itu habis nikah Mama harus ikut Papa kamu kita jadi jarang komunikasi. Sibuk masing-masing juga."
"Mama tau Ayahnya Jaemin?"
"Kenapa?"
"Aku kerumah Jaemin nggak cuma sekali. Tapi aku belum pernah liat foto keluarganya. Adanya foto sendiri atau foto Jaemin sama Bundanya doang."
"Mereka udah cerai Jen."
Terkejut? Iya jelas.
"Mama juga nggak paham. Dulu Mama denger kabar itu juga kaget. Nggak nyangka juga."
"Ayah Jaemin udah nikah lagi?"
"Setau Mama belum. Dan mereka itu cerai dari Jaemin masih umur lima tahun."
Jeno termenung dengarnya.
"Mama harap kalau kamu emang suka sama Jaemin, dijaga beneran, dicintai yang emang tulus. Kamu pasti paham kan dampak perceraian buat anak itu apa?"
"Siap Ma."
Kenapa Jaemin itu banyak kejutan banget ya?
...
Karena jenuh, sore ini Jaemin mutusin buat hirup udara segar. Jalan-jalan sore di taman buat moodnya lumayan enakan. Udah jajan boba juga barusan.
Dengar suara benturan berhasil alihkan atensi Jaemin yang sedang nikmati minumannya.
"Eh."
Jaemin hampiri seorang pemuda yang kelihatannya baru saja jatuh tak jauh dari tempatnya duduk.
"Kamu nggak papa?"
Jaemin lantas membantu pemuda itu untuk duduk.
"Sakit."
"Eh jangan dipegang." Jaemin nahan tangan si pemuda yang berusaha buat ngusap dahinya. Berdarah soalnya.
"Bisa berdiri dulu gak? Duduk di bangku situ ya. Nanti aku obatin lukanya."
Pemuda itu menurut saja. Walaupun perih dan kakinya nyeri sekali, dengan dibantu Jaemin akhirnya dia duduk di bangku taman.
"Bentar ya."
Nggak lama Jaemin udah balik sama barang bawaannya. Dengan kantong plastik berisikan betadine, kapas dan plaster, nggak lupa sama dua botol air mineral juga.
"Ini, air mineralnya diminum dulu."
Dengan telaten Jaemin membersihkan luka pemuda itu. Dari dahi, habis dibersihin lukanya pakai air, dikasih betadine, setalahnya dia pakaikan plaster buat nutup lukanya. Nggak cuma di dahi aja, siku dan lutut yang luka ditempel plaster juga. Jaemin pun teliti bersihkan telapak tangan pemuda itu. Lumayan kotor dan kena kerikil kecil.
"Kok bisa jatuh?"
"Tadi nggak fokus waktu main skate boardnya terus oleng. Abus nyungsep."
Malu juga ya, jatuh dengan nggak elit deket cowok cantik.
"Lain kali hati-hati ya. Di rumah jangan lupa plasternya diganti."
"Siap. Makasih ya. Kamu namanya siapa?"
"Namaku Na Jaemin. Kalau kamu?"
"Lee Jisung. Makasih ya Dek, udah dibantuin."
"Dek?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpesona | Nomin
Romance[ SELESAI ] Pesona Jaemin menguar di hari pertamanya paraktik di ruang bersalin bikin Jeno si koas tampan itu tak bisa alihkan pandangannya. Jeno jatuh cinta, nyatanya Jaemin sukar di dekati. Lantas Jeno harus bagaimana untuk taklukan hati si pujaa...