Bukan niat Jaemin untuk berlama-lama di kamar mandi. Ia hanya merasa mati kutu. Tak tau harus melakukan apa. Beberapa jam yang lalu ia telah resmi menjadi pasangan hidup si Dokter tampan. Resepsi pun sudah mereka lewati.
Kini keduanya tengah berada di dalam sebuah apartemen mewah di ibu kota. Hadiah dari Siwon untuk pernikahan mereka.
"Dek, belum selesai mandi? Saya gerah nih mau mandi juga. Kamar mandi yang deket dapur airnya ga nyala dek. Kayaknya mampet kerannya."
Jaemin kelabakan sewaktu pintu kamar mandi diketuk oleh Jeno. Untung saja ia sudah sempat menguncinya. Bisa mati jantungan kalau Jeno tiba-tiba masuk dan melihat Jaemin sedang telanjang bulat.
"Iya bentar dok. Saya lagi bilas."
Dengan sedikit terburu Jaemin menyelesaikan mandinya. Jaemin menepuk keningnya keras saat ia teringat tak membawa pakaian ganti. Terpaksa ia hanya menggunakan bathrobe dan keluar dari kamar mandi.
...
Kulit Jaemin mulus sekali. Hal itu langsung terlintas di benak Jeno saat melihat Jaemin keluar dari kamar mandi. Bathrobe yang dipakainya rasanya tidak berfungsi banyak.
Jeno menelan liurnya kasar.
Udah sah kan ya?
"Minggir dok, saya mau lewat."
Dari wajah sampai telinga Jaemin terlihat memerah. Jeno makin gemas melihatnya. Tapi pandangannya seketika teralihkan oleh hal lainnya.
Bentar.
Itu puting Jaemin ngintip?
"Dek, itunya keliatan"
"Apa?" Jaemin panik dan terlihat menutupi bagian bawahnya.
"Bukan penisnya. Tapi puting susunya" Jeno menggoda.
Wajah Jaemin semakin merah padam. Jeno tertawa lebar waktu Jaemin mendorong badannya dan menjauh.
"Habis ini saya mau emut ya dek"
"SAYA GA DENGER DOK"
...
Jaemin merinding waktu Jeno merangkul tubuhnya. Kini keduanya tengah menonton televisi bersama. Duduk saling berdempetan diatas sofa. Sebenarnya Jaemin sudah mencoba menjauhkan tubuhnya, habisnya jantungnya detak keras dibanding biasanya. Kan malu. Tapi tenaganya nggak sebanding sama Jeno.
"Mau saya buatin minum nggak Dok?"
"Saya belum haus sih dek."
"Udara agak dingin Dok. Kali aja saya bikin teh hangat bisa bikin badan hangat juga."
"Kalau saya aja yang hangatin adek mau ga?"
Haduhadu. Jaemin malu.
"Dih."
Menutupi kecanggungannya Jaemin mencoba fokus menonton televisi. Pokoknya jangan sampai kepancing sama Jeno yang suka nggak disangka.
"Eh dok."
Jaemin berusaha turun. Namun ia gagal. Jeno mengangkat tubuhnya dan membuatnya duduk dipangkuan Jeno dengan posisi mengangkang.
Jaemin malu sekali. Rasanya begitu intim.
"Masa udah nikah manggilnya masih dok sih. Ganti dong dek."
"Mau dipanggil apa?"
"Panggil Mas aja gimana?"
"IH GAK MAU!"
Jaemin kelepasan ngegas.
"Kenapa? Kan lucu loh nanti kita Mas-adekan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpesona | Nomin
Romance[ SELESAI ] Pesona Jaemin menguar di hari pertamanya paraktik di ruang bersalin bikin Jeno si koas tampan itu tak bisa alihkan pandangannya. Jeno jatuh cinta, nyatanya Jaemin sukar di dekati. Lantas Jeno harus bagaimana untuk taklukan hati si pujaa...