Ada yang bebeda sejak hari itu. Jeno begitu merasakannya. Besok bahkan hari terakhir Jaemin praktik satu rumah sakit yang sama dengannya, namun laki-laki manis itu seperti berubah.
Tak seperti biasanya.
Jaemin menjadi pendiam dan begitu susah untuk dihubungi dan ditemui.
Padahal Jeno berniat untuk mengajaknya makan sebagai ucapan terimakasih karena sudah membuat Jeno merasa lebih baik saat terkena masalah.
Dan untuk masalah Jeno sendiri semuanya sudah selesai. Jeno bertanggung jawab atas kesalahannya. Dia bahkan menjelaskan perihal kelalainnya pada keluarganya. Yang tak disangkanya adalah Jisung langsung memeluk Jeno erat. Adiknya itu mengatakan jika ada masalah jangan dipendam sendiri dan mengurung diri di dalam kamar. Setidaknya ceritakan pada keluarga. Mark yang melihatnya bahkan tak kuasa untuk memeluk kedua adiknya secara bersamaan.
Hari ini Jeno mencoba peruntungan, setaunya Jaemin shift pagi. Jadi sekitar jam empat sore Jeno datang berkunjung kerumah Jaemin dengan membawa makanan.
Namun nihil, Jeno hanya berhasil bertemu dengan Yoona. Jaemin tak mau keluar kamar. Jeno berakhir menitipkan makanannya pada Yoona.
Sore itu Jeno kembali kerumah dengan perasaan sedih meliputi dada.
Jaemin kenapa?
...
"Sampai kapan Nana mau diemin Bunda?"
"Nggak sopan mendiamkan tamu. Bunda harus keluar dulu sebentar. Tadi Nak Jeno bawain Nana makanan. Bunda taruh dapur ya."
"Jangan sampai sakit. Bunda sedih kalau Nana sampai kenapa-napa. Nana tau kan kalau Nana motivasi Bunda buat tetep lanjutin hidup?"
Yoona merasa matanya memanas setelah berucap demikian.
"Bunda pergi dulu ya. Nana baik-baik di rumah."
Yoona memandang pintu kamar Jaemin yang dikunci dari dalam. Sebelum ia terisak, Yoona lebih dulu pergi dari depan kamar Jaemin.
Yoona hanya tidak sadar jika Jaemin juga terisak dengan keras di kamarnya setelah Yoona beranjak pergi.
"Maafin Nana."
...
"Bang."
Jeno tersedak jajan yang sedang ia makan. Ia tengah asik makan cemilan di dekat kolam ikan samping rumahnya. Sebenarnya sambil melamun juga.
"JANGAN MATI DULU BANG! DOSANYA MASIH BANYAK!"
Tak perduli teriakan Jisung, Jeno segera meminum air putih yang ia bawa. Dia masih menetralkan nafasnya saat Jisung sibuk mengoceh disampingnya.
"Berisik."
Mark datang dan langsung menoyor kepala Jisung. Adik bungsunya itu langsung diam dibuatnya. Mark langsung duduk di sebelah Jeno dan mengambil alih jajan milik Jeno.
Jisung merengut. Dengan kesal dia duduk menyela diantara Mark dan juga Jeno.
Dasar bocah.
"Bang, tau Kak Jaemin kenapa?"
"Kamu ngerasain juga?"
"Hmm. Waktu itu aku mau jemput dia. Tapi dia gak mau, milih naik angkutan umum. Jadinya aku tungguin di halte kan. Biasanya aku kalau chat dibales gercep, chat aku bahkan dibaca doang. Aku liat juga wajahnya kaya murung gitu. Dia gak ada cerita sama abang?"
"Mana ada cerita. Aku tadi sore kerumahnya. Cuma ketemu Bundanya doang."
"Gebetan kalian ada masalah kali." celetuk Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terpesona | Nomin
Romantik[ SELESAI ] Pesona Jaemin menguar di hari pertamanya paraktik di ruang bersalin bikin Jeno si koas tampan itu tak bisa alihkan pandangannya. Jeno jatuh cinta, nyatanya Jaemin sukar di dekati. Lantas Jeno harus bagaimana untuk taklukan hati si pujaa...