17. Pertama Kali

20.7K 3K 1K
                                    

Jaemin memandang ponselnya penuh harap. Dia sudah berpindah posisi beberapa kali. Namun tak berhasil juga untuk tidur.

Kamar asrama yang ditempati Jaemin cukup luas. Satu kamar berisi empat orang. Dengan masing-masing anak mendapat ranjang mereka sendiri. Di masing-masing sebelah tempat tidur disediakan nakas. Hanya ada dua lemari di dalam kamar mereka. Jadi satu lemari digunakan oleh dua orang.

Ruangan mereka rapi. Wangi. Kamar mandi juga tidak bau. Jaemin merasa akan betah untuk tinggal di sana tiga minggu kedepan.

Lampu kamar sudah dipadamkan. Hanya ada sorot cahaya dari luar kamar. Jaemin sekamar dengan Sunghoon, Jihoon dan juga Haruto. Sebenarnya kalau bisa Jaemin ingin sekamar dengan Karina saja. Tapi tak bisa. Walaupun Karina kelihatan sama jantannya, gendernya masihlah perempuan. Karena asrama perempuan dan laki-laki berada dalam gedung yang terpisah.

Jaemin menoleh saat ponselnya bergetar.

"Dokter Jeno."

Gumam Jaemin. Dia segera membuka pesan dari Jeno.

"Udah tidur? Kalau ga bisa tidur saya tadi naruh jaket saya dilemari pakaian adek. Udah saya semprot pakai parfum saya. Udah saya pakai sekali juga. Peluk aja, kali aja bisa bikin adek tidur nyenyak. Good night dek♡"

Jantung Jaemin berdegup kencang. Emoticon love yang Jeno bubuhkan pada pesannya menimbulkan desir aneh. Desir yang membuat Jaemin ingin merasakannya lagi.

Dengan langkah pelan Jaemin beranjak untuk mengambil jaket yang dimaksud oleh Jeno. Dan Jaemin menemukan jaket hitam yang terlihat menonjol di antara tumpukan bajunya. Jaemin segera mengambil jaket tersebut lantas kembali ketempat tidur.

Dengan memeluk jaket milik Jeno, Jaemin memposisikan dirinya senyaman mungkin. Tapi wajah sedih Jeno sore tadi terngiang di benak Jaemin.

Karena Jaemin datang cukup awal di asrama, teman sekamarnya belum ada yang datang. Hal ini membuat Jaemin bebas memilih posisi tempat tidur yang ia inginkan. Jaemin juga akhirnya segera membereskan barang bawaannya dibantu oleh Jisung.

Efek lapar berakhirlah Jeno memesan makan menggunakan jasa pengantar makanan. Saat itu Jeno sedang keluar kamar untuk mengambil makanan yang sudah datang. Jaemin mematung saat Jisung tiba-tiba kembali mengatakan sayang padanya dan memintanya untuk selalu bahagia. Jaemin bahkan tak sadar jika Jisung memeluknya dengan erat.

Posisi Jisung memang membelakangi pintu. Jadi dia tak sadar saat Jeno kembali kedalam. Matanya yang kelam langsung bersirobok dengan hazel lembut milik Jaemin. Mereka berpandangan untuk beberapa saat sampai Jeno memutuskan untuk mengalihkan pandangannya. Jeno lantas memberi senyum kecil pada Jaemin.

Jaemin gelagapan. Dia segera melepaskan pelukan Jisung pada tubuhnya. Entah kenapa Jaemin langsung merasa canggung pada Jeno. Sikap Jeno juga sedikit berubah, dia tidak begitu merespon kejahilan adiknya. Dan Jaemin begitu mengingat akan wajah sedih milik Jeno. Dan ya, hal ini yang membuat Jaemin tidak bisa tidur di malam harinya.

Sedari tadi Jaemin terus bertanya pada diri sendiri. Kenapa dia begitu memikirkan Jeno? Memikirkan tatapan Jeno padanya.

"Maaf Dok. Goodnight."  Jaemin membalas pesan Jeno. Dia melupakan sejenak hal yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Dia mendusal di jaket milik Jeno. Menghirup wangi milik Jeno. Jaemin terbuai. Kantuknya datang dengan cepat. Jaemin jatuh tertidur dengan memeluk jaket Jeno di dadanya dengan erat.

...

"Abang marah sama aku?"

Jeno memandang wajah Jisung penuh keheranan.

Terpesona | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang