65. Senioritas (END)

1K 54 18
                                    

Jika kau bertemu matahari,
Sampaikanlah,..
Aku bersyukur akan sinarnya...

Lalu jika kau bertemu dengannya,
Sampaikanlah...
Aku bersyukur akan hadirnya...

Dan jika kau bertemu Sang Pencipta,
Sampaikanlah...
Aku bersyukur akan segala hasil kreasi-Nya...

-malam yang indah tuk dikenang

~~~~

Suara tepuk tangan yang riuh beriringan dengan siul-siulan yang terdengar mendukung itu jelas memenuhi klub malam ini. Acara malam ini baru saja dimulai, tetapi keseruan yang didapat sudah lebih dari kata sangat.

Banyak sekali gawai yang terangkat untuk mengabadikan momen setahun sekali itu, di tambah lagi dengan kehadiran cucu pertama dari Eyang Albert yang membuat mereka semakin melebarkan senyuman karena ketampanan juga wibawa maskulin cowok itu.

Jangan tanyakan apa kabarnya cewek-cewek yang hadir di sana. Karena jawabannya, sedari tadi mereka sudah histeris sendiri saat Abas memasuki ruangan itu. Belum lagi cowok itu berada di pusat acara, yang tidak lain berada di atas lantai dua, tepat di mana para Anggota Khusus yang akan melakukan pemindahan jabatan berada.

Tugas Abas malam ini adalah memandu acara. Bukan sebagai tugas utamanya juga sih, karena sebenarnya sudah ada Charles yang bertugas untuk mengurus itu, hanya saja ia sedang ingin membantu.

"Kita panggil Gilang Anandita, si Ketua Angkatan 35!"

Suara semangat Charles kembali dihadiahi tepuk tangan meriah dari lantai bawah itu. Dan tepat ketika Gilang menampilkan dirinya, banyak kamera yang mengeluarkan cahaya padanya, belum lagi adanya lampu sorot yang mampu membuat Gilang tambah bersinar malam ini.

"Kita panggil calon ketua senior kita—" Charles menggantung ucapannya, bersamaan dengan pengiring yang membuat malam itu terasa semakin seru.

"SAMUEL ISAAC!"

Tepuk tangan riah bersamaan dengan confetti yang berhamburan membuat suasana klub semakin memanas kali ini. Cowok dengan balutan jas merahnya itu tersenyum tipis dan mengarahkan matanya pada Kiara yang sedang tersenyum lebar di bawah sana. Ah, Sami tidak bisa menyimpan wibawanya kalau melihat Kiara seperti itu.

"Okey! Abas lo taruh mic lo!" Charles memerintah dengan senyum jahilnya. "Karena lo udah ada di sini, kita buat lo jadi saksi resmi penyerahan jabatan! Setuju gak!?"

"Setuju!" Ratusan orang di bawah sana membalas serempak.

Berbeda dengan perasaan semangat mereka di atas sana, Kiara lebih banyak menampilkan senyumnya. Antara bahagia, bangga, juga merasakan adrenalin tersendiri di tempatnya. Ia jelas bisa melihat di atas sana Para Abangnya, Rayn, Aldo, Charles, dan Sami berada. Orang-orang penting Angkasa yang selalu berada di sekitarnya. Ah, tiba-tiba Kiara ingin berada di atas sana. Seandainya perjanjiannya dengan Gilang sudah berakhir secara resmi, pasti Gilang akan mengizinkannya berada di atas sana.

Kenapa Kiara bisa bilang begitu? Karena memang ia sudah meminta Gilang untuk duduk di atas sana bersama tiga temannya yang lain itu. Tetapi Gilang menolak, katanya Kiara lebih baik di bawah dibanding acara malam ini tidak berjalan dengan lancar.

Padahal kalau dipikir, tidak perlu mengakui hubungannya dengan Gilang, hubungannya dengan Sami pun sudah bisa menjadi alasan kuat untuknya berada di atas sana. Gilang memang menyebalkan.

Madeline juga mengaku, bahwa dulunya seorang Araya pernah berada di atas sana sebagai pacar Gilang. Kalau Araya saja boleh, kenapa Kiara tidak?

"Gilang, lepas gelang lo!" Charles kembali berujar.

Senioritas (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang