Seperti yang sudah dijelaskan Riani tadi. Sesampainya mereka di Pulau Tarakan, Kalimantan Utara. Mereka langsung menuju dermaga untuk naik speedboat menuju Pulau Nunukan.
"Kita perjalanannya berapa menit ke Pulau Nunukan?" Tanya Esta; ketua kelompok mereka melihat satu per satu teman serombongan
"Sekitar 2.5 jam juga." Jawab Riani.
"Lama juga," gumam Anjani yang diangguki oleh semuanya.
"Tidur aja." ucap Esta menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi.
"Nama lo Anjani kan?" Tanya Diandra memastikan kepada cewek yang duduk disebelahnya.
Dia mengangguk. "Iya gue Anjani, tapi panggil Ani aja biar enggak kepanjangan. Lo Diandra kan?"
Diandra mengangguk.
"Asal dari mana?" Tanya Diandra.
"PLS." Jawab Ani.
"Pendidikan Luar Sekolah ya?" Tanya Diandra yang diangguki oleh Ani.
"Lo sendiri?"
"Gue dari PAUD." Jawab Diandra tersenyum.
Ani nampak mengangguk-angguk. "Ngomong-ngomong apa yang ngebuat lo ada disini?"
"Emmm... apa ya? Gue mikirnya pingin keluar aja dari zona nyaman gue biar bisa ngerasain kehidupan orang lain diluar--"
"Dia pengen cepat move on dari mantan pacarnya." Sahut Riani yang sedari tadi mendengar percakapan Diandra dan Ani.
Ani langsung terkekeh.
"Apaan sih enggak kok," elak Diandra tapi tak dapat jawaban dari Riani yang sibuk bermain ponsel.
"Apapun alasannya yang penting kita sekarang udah disini kan?" Ucap Ani tersenyum. "Gue ke toilet bentar ya!" Lanjutnya pamitan dan bangkit dari duduknya menuju toilet.
"Mulut lo Ri, enggak bisa diajak kompromi." Omel Diandra kepada Riani yang sibuk bermain ponsel. "Lo dengar gue nggak sih?"
Bukannya menjawab ucapan Diandra. Riani malah menunjukkan layar ponselnya. "Bentar lagi kita yang bakal gantiin posisinya." Ucap Riani.
Diandra mengambil alih ponsel Riani dan melihat foto itu. Foto orang yang Diandra kenal. "Satria?" Gumamnya bertanya pada hati.
"Biasa aja kali lihatnya, gagal move on lagi nanti." Ucap Riani mengambil kembali ponselnya ditangan Diandra.
"Dia ada disini?" Tanya Diandra. Bingung dengan ucapan Riani yang bilang kalau bentar lagi mereka yang menggantikan posisinya.
Riani mengangguk.
"Kok lo tau?" Tanya Diandra. Kenapa Riani lebih tau dimana posisi Satria daripada dirinya. Padahalkan Riani juga hanya beberapa kali bertemu Satria. Itupun hanya sekilas.
"Emang lo gak tau?" Ucap Riani balik bertanya. Diandra menggeleng. "Gue dikasih tau Kinara kalau Odello sama Satria tugas disini." Jawab Riani seolah-olah tau semuanya. Memang Riani tergolong teman baru bagi Diandra karena baru berkenalan saat masuk kuliah, tapi dia dan Nia bisa cepat beradaptasi dengan lingkungan Diandra tak terkecuali dengan Kinara yang notabennya adalah teman lamanya. Kinara sendiri juga sebaliknya, sudah menganggap Riani dan Nia sebagai teman lamanya. Jadi tak heran jika diantara mereka mengerti kehidupan satu sama lain.
"Kok Kinara enggak bilang sama gue?"
"Katanya takut nanti lo gagal pergi kalau tau lo setempat tugas sama Satria."
"Enggak juga." Ucap Diandra. "Enggak selebay itu."
Riani menggidikkan bahu, bingung mau menjawab apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Tangan [Sequel - END]
Teen Fiction[Sequel of Diandra & Satria] Ketika takdir sudah berkata tentang kita. --- Ketika jarak menjadi penengah antara Diandra dan Satria. Saat mereka terlalu sibuk dengan urusan mereka sendiri. Diandra sibuk dengan kuliah pendidikannya. Satria sibuk deng...